OHH, HALLOW!! 👋
PART INI SUDAH DIREVISI, HARAP MAKLUM JIKA ADA KOMENTAR YANG TIDAK SESUAI‼️
SEBELUM LANJUT, AYO VOTE PART INI DULU ⭐⭐⭐
HAPPY READING!!! 💖
🛵
Plakkk...Satu tamparan mendarat dipipi mulus Atha atau lebih tepatnya Agatha Valeri. Gadis itu menahan nafasnya yang sudah tidak beraturan.
"Kamu itu udah gak bisa ayah bilangin lagi ya, Agatha?! Ingat kamu itu penyebab bunda kamu meninggal," cerca Arion tidak mau dibantah.
"Ayah bilang aku penyebab bunda meninggal?" Agatha tertawa samar, "Ayah nuduh aku, sedangkan ayah sendiri nggak mau dituduh sama selingkuhan ayah itu!"
"Berani kamu ngejawab ayah?!, dasar anak tidak tau sopan-santun," maki Arion, tangannya mendarat dengan mulus dipipi mulus Agatah untuk kesekian kalinya.
"Tampar yah tampar! Aku udah bosen hidup," teriak Agatha frustrasi lalu berlari masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu tersebut.
Agatha menangis sejadi-jadinya, gadis itu rapuh untuk saat ini. "Bunda, Atha kangen bunda." Isakan semakin terdengar keras saat ia memandang foto yang menyuguhkan dirinya berasama sang ibunda yang telah tiada.
"Atha, mau nyusul bunda, Atha, gak mau sama ayah. Ayah jahat sama Atha, bun, Atha cape kalo hidup penuh penderitaan, Atha juga mau bahagia sama kayak orang diluar sana yang dapat kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Emang, Atha, gak berhak bahagia ya, bun? Apa Atha harus menderita kayak gini terus?" tutur Agatha dengan memejamkan mata.
🛵
Matahari mulai menampakan sinarnya, alarm juga sudah berbunyi sejak, tapi itu semua tidak mengganggu alam bawah sadar seorang laki-laki yang tidur tanpa busana ini.
"Arga bangun! Kamu ini kebiasaan banget datang telat ke sekolah," teriak Keysa, ibunda Arga Winata.
"Hm," gumam Arga seraya mengerakan tubuhnya.
"Bangun Arga, kalo kamu gak bangun bunda sita motor kamu itu ya," ancam Keysa membuat Arga dengan cepat menyibak selimutnya dan berlari memasuki kamar mandi.
"Dasar emang anak itu gak pernah berubah," gerutu Keysa seraya membereskan kasur Arga yang sudah seperti kapal pecah.
Setelah selesai, Arga menuruni anak tangga dengan pakaian yang bisa dibilang tidak ada rapih-rapihnya, dengan tangan kanan memegang tali ransel dan yang kiri menenteng sepatu.
"Makan dulu, Ga," perintah Daffa, ayah Arga.
"Makan dikantin aja, yah," sahut Arga. "Arga berangkat bun, yah. Assalamualaikum," pamit Arga sambil menciumi pungung tangan kedua orang tuanya.
"Waalaikumsalam," jawab kedua pasutri itu.
Sesampainya di Sekolah, Inti Black Carlos sudah menghiasi area parkir. Arga turun dari motornya lalu melapas helm dan mulai merapikan rambutnya. Kegiatan itu tak luput dari pandangan para gadis yang tergila-gila kepada ketua Black Carlos itu.Bukan hanya sang ketua bahkan wakil dan anak buahnya-pun punya pesonanya masing-masing. Mereka berlima (Arga, Raven, Gilang, Abizar, Dewa) berjalan menuju kantin sekolah untuk melaksanakan sarapan. Saat berjalan dari parkiran menuju kantin tak sedikit yang berkomentar tentang mereka secara terang-terangan, baik adek kelas maupun teman satu angkatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...