04 : New Changes : (Revisi)

107 57 26
                                    

Assalamua'laikum

Bismillah

H A P P Y R E A D I N G

"Bertemu denganmu memang amat diinginkan tapi bukan, pertemuan tanpa rencana yang diinginkan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bertemu denganmu memang amat diinginkan tapi bukan, pertemuan tanpa rencana yang diinginkan"

-Irsyad 

Setelah makan malam, Asha kembali ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian. Membuka lemari, tangan serta matanya mulai mencari-cari pakaian yang cocok untuk dipakai ke pasar malam. 

Pilihannya jatuh terhadap sweater berwarna peach dengan celana kulot berwarna hitam dan sepatu sandal yang melengkapinya. 

Rambut hitamnya hanya dirapihkan yang tadinya terlihat agar kusut, sedikit polesan bedak di wajah yang tak terlalu tebal dan lipbalm berwarna pink karena bibir Asha termasuk bibir yang selalu kering apalagi jika Asha yang malas minum. 

"Perfect! " kata Asha sambil memutar-mutarkan tubuhnya di depan kaca besar di kamarnya. 

Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar....

Suara Adzan Isya berkumandang dengan merdu. 

Asha turun dari kamarnya menuju ruang keluarga, disana ada Bunda dan ayah yang duduk di sofa dengan tv menyala. 

"Bunda, Ayah," panggil Asha sembari mendudukan tubuhnya di sofa single. 

Bunda dan Ayah menengok menatap anak bungsu nya yang sudah duduk di sofa sebelahnya, "Loh, Adek mau kemana?" tanya Bunda. 

"Ke pasar malam Bun, di ajak sama Abang tadi, " kata Asha mengambil kacang rebus di meja. 

Bunda dan Ayah menatap satu sama lain dengan bingung. Pasalnya, tumben sekali anak bungsunya pergi malam-malam dan dengan Abang? Apa Abang tidak sibuk dengan buku-buku tebalnya?

"Emang Abang gak sibuk?" tanya ayah dengan penasaran. 

Asha menghendikkan bahunya, "Gak katanya Yah, tiba-tiba aja Abang ajakin Asha," kata Asha sedikit berbohong karena tak menceritakan tentang Foto. 

"Tumben sekali," ujar Bunda masih Kebingungan, "Shalat Isya dulu yu, Adek panggil Abang ya, " perintah Bunda memencet tombol off pada remote. Berjalan ke arah Musholah.  

"Bunda, shalatnya di pending dulu ya," rengek Asha dengan wajah memelas. 

"Kalau Allah sudah memanggil apa masih mau di pending?" bukan Bunda yang menjawab namun Ayah. 

Jika Ayah sudah berbicara begini maka Asha hanya bisa menghela nafas tak bisa membantah. Kata-kata Ayah memang benar bahkan mampu membuat nafasnya tercekat. 

"Masih mau di pending?" ulang Ayah tegas. 

Asha menundukkan kepala-nya, "Enggak Ayah." 

Ayah mengelus puncak kepala Asha dengan lembut. "Utamakan shalat meski sesibuk apapun ya Dek," kata Ayah lembut. 

New Changes ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang