40 : New Changes: (END)

74 8 2
                                    

Assalamua'laikum

Bismillah

H A P P Y  R E A D I N G

Asha menghela nafas panjang, setelah salat tahajud tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asha menghela nafas panjang, setelah salat tahajud tadi. Asha tidak langsung tidur kembali. Pikirannya kini bimbang, Asha sebenarnya masih bingung, tapi... Ia sudah mengatakan ini pada Adnan.

Ia harus menepatinya bukan?

Hatinya kecilnya juga rindu Adnan. Tapi sayang, logikanya malah menolak mentah-mentah.

Syifa yang merasa tidak bisa tidur akhirnya bangun. Pura-pura tidur itu tidak enak! Ternyata. Setelah salat tahajud tadi, Syifa langsung tidur.

Tidak seperti biasanya, yang selalu Syifa lakukan. Biasanya Syifa akan baca Al-Quran hingga suara adzan subuh menyambut telinganya.

Namun karena hari ini ia begitu lelah, akhirnya Syifa memutuskan untuk menidurkan sejenak matanya.

Netra Syifa beralih ke arah Asha. Ia perlahan bangun dari tidurnya. Duduk bersandar di tembok.

"Ada apa, Sha? Malam-malam ngelamun," tegur Syifa membuat Asha kaget. Asha langsung menatap Syifa dengan hampa.

"Asha bingung, Syifa," ucap Asha menghembuskan nafasnya.

"Bingung, kenapa Sha?" tanya Syifa penasaran.

"Asha bingung Syifa, Asha udah bilang mau ngeyelesai masalah Asha besok sama Adnan. Tapi, Asha masih bingung. Ini salah atau bener?" jawab Asha dengan menatap dekorasi kamarnya.

Syifa menghela nafas panjang. "Sha, kamu udah nentuin loh! Mau nyelesain masalah ini, jadi. Yaa, harus selesai Sha. Nggak baik juga berlari-larut dalam masalah," kata Syifa memberitahu.

Asha mengangguk.

"Ngelupain seseorang susah ya, Syifa?" ujar Asha dengan menatap langit-langit kamarnya. Asha sedang menghindari kontak mata dengan Syifa.

Asha pastikan jika menatap Syifa, Asha malah seolah semakin bimbang.

"Sha, namanya juga kamu baru memperbaiki diri. Mungkin ini ujian dari Allah untuk menguji kamu, apakah kamu kuat, kamu bisa nyelesain masalah ini?" jelas Syifa lembut. Asha berusaha mendengarkan dengan baik.

"Bagi aku, wajar Sha. Kalau kita masih belum bisa nyelesai masalah kita sendiri. Kita baru menaik dari tahap anak-anak ke remaja SMP. Dimana yang pasti kita juga akan dihadapi dengan masalah yang belum bisa kita selesaikan sendiri. Tapi... juga nggak mungkin harus campur tangan orang tua juga 'kan?" Syifa menghela nafas sebelum menyambung penjelasananya.

"Nggak semua yang kita mau, harus kita dapatkan. Juga nyelesain masalah yang dimana kita belum pernah ada dimasalah itu. Wajar juga kalau kita lebih memilih menunda atau memperpanjang masalah itu. Karena kita juga butuh waktu untuk mikirin gimana caranya mencari jalan keluar dari masalah itu. Tapi inti tetap sama, kita harus nyelesain masalah kita."

New Changes ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang