32 : New Changes :

39 7 0
                                    

Assalamua'laikum

Bismillah

H A P P Y  R E A D I N G

Jam kedua ini Asha dan kelasnya sedang pemanasan di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam kedua ini Asha dan kelasnya sedang pemanasan di lapangan. Suasana sepi karena kelas lain sudah kembali masuk kedalam kelas.

Mereka semua mengikuti arahan Pak Sam di depan. Dengan rasa lemas ditubuhnya, Asha sekuat tenaga menguatkan tubuhnya agar tidak ambruk di lapangan.

Karena saking ingin melupakan Adnan, Asha tadi malam berusaha mengalihkan pikirannya untuk tidak memikirkan Adnan. Dan berakhirlah Asha yang memilih membaca buku hingga larut malam, juga ia salat tahajud diawal waktu. Membuat Asha kekurangan tidur.

Akhirnya pemanasan selesai, Pak Sam membagikan bola sepak peregu. Anak laki-laki saling mengoper begitupun anak perempuan.

Setelah itu ada pertandingan antara anak laki-laki regu 1 dan 2. Asha memegang kepalanya yang pening, ia duduk bersandar di tembok sambil memperhatikan teman-teman laki-laki yang sedang bertanding.

Seruan dari anak perempuan menambah kesan ramai dan seru. Asha sesekali terpenjam, namun tidak lama Iha menempuk pahanya.

Asha membuka matanya, menatap Iha dengan sayu. "Kenapa Ha?" tanya Asha bingung.

"Asha kenapa? Sakit? Mau ke UKS aja?" tanya Iha beruntun dengan khawatir.

Asha menggelengkan kepalanya. "Nggak Ha," jawab Asha lemah.

Iha yang tidak ingin memaksa Asha, akhirnya mengangguk mengiyakan.

❤️💔


Asha mengelap dahinya yang berkeringat, ia tadi abis bertanding dengan regu 2 perempuan. Lihat Iha, ia sudah marah-marah macam ibu-ibu penagih kontrakan.

Asha sudah agak enakan, walau sesekali pusing.

Ya, regu Asha kalah karena tadi kiper memang belum siap menjaga. Tapi bagi Asha ya sudahlah namanya permainan pasti ada yang menang dan kalah, bukan?

"Udah, Ha. Kasihan itu dimarahin terus sama kamu," tegur Asha pada Iha yang belum berhenti mengomeli sang kiper.

"Nanti dulu, Sha. Kalau bukan karena dia, pertandingan tadi kita yang menang tahu!" ujar Iha mengebu-gebu.

Mata Asha tak sengaja melihat ke depan kelasnya. Ternyata disana ada Adnan. Asha langsung pergi dari sana, sebelum Adnan melihatnya.

Tidak menghiraukan Iha yang terus meneriakinya, Adnan yang mendengar nama Asha diteriaki menengok ke bawah lapangan.

Netra melihat Asha berlari kencang ke arah Perpustakaan. Adnan langsung mengikuti Asha.

"Asha! Tunggu!" teriak Adnan sambil terus mengejar Asha.

New Changes ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang