Series Asha & Adnan (1)
Update hari: Jum'at dan Sabtu
Jatuh cinta pada seseorang Adnan, laki-laki yang terkenal akan kesolehan dan ketakwaanya mampu membuat Asha berani mengubah segalanya dalam dirinya, hanya agar bisa lebih dekat dengan Adnan.
Nam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adnan mengejar Asha dari belakang. "Asha! Sha! Tunggu!" teriak Adnan.
Asha dengan otomatis berhenti, ia membalikkan tubuhnya ke belakang. "Adnan, mau apa?" tanya Asha kesal.
Kenapa sikap Adnan berubah seperti ini!
"Sha, kamu sebenernya kenapa?" tanya Adnan yang entah sudah berapa kali kalimat itu di ucapkan. Dari 3 hari ini, Asha sama sekali belum memberitahunya membuat Adnan resah.
Adnan diam, ia bingung ingin menjawab apa, kenapa Asha menyuruhnya menjauhi Asha? Sebenarnya apa salah Adnan? Tolong jelaskan secara rinci.
"Kenapa?"
"Jangan bikin Asha bingung Adnan. Sikap Adnan yang kaya gini buat Asha kaya ditahan!" ujar Asha menahan sesak dihati nya.
"Sha...."
"Udah jelaskan? Asha pamit, Assalamua'laikum," ucap Asha beranjak pergi dari sana. Biarkan saja Adnan memutar otaknya dengan kalimat yang Asha ucapkan tadi.
"Sha! Sha kalau saya punya salah saya minta maaf...."
❤️💔
Dengan selimut tebal di tubuhnya, Asha mengigil, Ac di kamarnya saja sudah ia matikan. Tapi mengapa sangat dingin. Kedua tangannya menggosok-gosok hingga menimbulkan rasa hangat Asha menaruhya dipipinya.
"Bunda...." lirih Asha.
Cklek.
"Astagfirullah, Adek kenapa?" tanya Bunda yang baru masuk kamar Asha dengan cemas.
"Dingin, Bunda hiks...." Asha jika sedang sakit pasti manja, apalagi dengan Abangnya. Tapi hari ini Abangnya belum pulang, katanya ada bukber dengan anggota ekskulnya.
"Astagfirullah, Dek. Baru puasa pertama udah sakit," ujar Bunda. "Sebentar ya, Bunda ambilin kompresan dulu," lanjut Bunda.
Ting.
Satu pesan masuk dihandphone Asha. Dengan lemas Asha mengambil handphonennya. Melihat siapa yang menchatnya.
Danish❤️
Assalamua'laikum Sha, maaf jika saya ada salah sama kamu, tolong jujur Sha, kamu kenapa, jangan buat hati saya resah.
Tadi saya lihat Bunda kamu ke apotek, saya tanya kamu sakit. Kamu sakit apa? Syafakillah, Sha. Cepat sembuh. Saya masih tunggu penjelasan rinci kamu.
