Assalamua'laikum
Bismillah
H A P P Y R E A D I N G
"Ayo! Syifa, salat dzuhur!" ajak Asha yang baru selesai menulis.
Iha yang sedang menulis menoleh ke arah Asha dengan tatapan tidak percaya. "Asha? Salat?" beo Iha.
"Salat lah Iha! Asha muslimah, ya pasti salat!" jawab Asha dengan nada tinggi.
"Seloww dong Asha, 'kan Iha cuma nanya, biasanya kan Asha suka nunda-nunda, malas salat lagi!" ujar Iha membuat Asha meringis malu.
"Itu dulu Ha, sekarang Asha baru, Asha yang rajin salat," kata Syifa dengan sekilas senyum. Asha menganggur membenarkan, ia sedang belajar bukan jadi lebih baik?
"Oh, gitu, ya Umi. Semangat Asha! Jangan lupa sama Iha loh, inget Asha Iha yang dari dulu sahabat sama Asha, bantuin Asha, dukung Asha banget sama Adnan!" pinta Iha membuat Asha mengangguk.
Tapi, Adnan.
Apa Asha harus berbicara dengan Adnan? Memberitahu bahwa ia sudah mundur sebelum berperang? Memberitahu bahwa Asha sudah ingin melupakannya.
Asha gelengkan kepalanya, mengusir pikirannya yang sudah melayang kemana-mana. Soal Adnan itu bisa dibicarakan saat akhiran saja. Ia ingin memperbaiki diri sekarang. Urusan cinta, biar nanti belakangan.
Syifa yang melihat Asha mengelengkan kepalanya, tersenyum. Syifa tahu apa yang dipikirkan oleh Asha. Ya. Masih tentang Adnan.
"Maaf Sha, aku sekarang lagi nggak salat. Kamu aja ya sama Iha. Maaf banget...." ucap Syifa mencairkan suasana yang hening.
"Iya gapapa, Syifa. Iha, ayo! Salat, jangan gambar aja!" ucap Asha.
"Sabar, Asha. Lagi seru ni gambarnya, sebentar lagi tinggal matanya aja," ucap Iha yang masih sibuk menggambar mata. Sudah berkali-kali Iha mencoba menggambar mata tapi sangat susah. Kalau yang satu sudah bagus, yang satunya malah jelek, membuat Iha kesal sendiri.
"Ayo! Ishhh... Iha, keburu bel nanti," ajak Asha dengan tidak sabar. Ia menarik tangan Iha agak kasar membuat sang empu berdecak kesal.
"Sabar dong, Asha!" kesal Iha.
"Keberu bel, nanti malah nggak keburu buat jajannya!" kata Asha.
Akhirnya keduanya sepanjang jalan berdebat hingga masjid, baru lah keduanya diam dan memulai mengambil wudhu dan salat.
Setelah salat Asha dan Iha keluar, mencari sepatu mereka yang entah dimana. Soalnya semua sepatu sama hanya beda ukuran saja.
"Asha tadi sepatu Iha ada dimana?" tanya Iha kesal.
"Ihh, nggak tahu Iha. Orang kamu kok, yang tadi naruh, kamu juga yang suruh aku ngelepas disini!" jawab Asha tidak kalah kesal.
"Tadi kalau nggak salah, Iha minta Asha duduk disini deh!" Iha dengan teliti melihat satu persatu sepatu. "Nah, ini dia. Sepatu Iha. Asha, sini! Sepatu ya ada disini!" seru Iha membuat Asha mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Changes ( SELESAI )
Teen FictionSeries Asha & Adnan (1) Update hari: Jum'at dan Sabtu Jatuh cinta pada seseorang Adnan, laki-laki yang terkenal akan kesolehan dan ketakwaanya mampu membuat Asha berani mengubah segalanya dalam dirinya, hanya agar bisa lebih dekat dengan Adnan. Nam...