Assalamua'laikum
Bismillah
H A P P Y R E A D I N G
Hari ini Asha berangkat tepat pukul 06.15. MasyaAllah bukan? tidak seperti hari sebelumnya, kini ia berniat berangkat pagi dengan semangat baru karena Asha sedang berusaha memperbaiki diri.
Bahkan sebelum matahari menyapa sang dunia pun Asha sudah bangun. Pertama kalinya, Asha bangun di sepertiga malam untuk shalat dan bermunajat kepada Allah SWT.
Ada rasa bangga dan juga lega didalam hatinya ini. Entahlah ia merasakan hal yang dulu tidak ia rasakan, dan sungguh melegakan pikirannya.
Pundaknya yang sejak dulu itu terasa sangat berat kini mulai terasa ringan.
Asha berjalan santai di koridor yang masih terlihat sepi, belum ada siswa maupun siswi yang berjejer atau duduk di depan kelas. Dengan tangan yang memainkan tali tasnya netra nya tidak sengaja melihat ke arah Masjid.
“Disana, awal Asha bertemu sama Danish.” Asha menghembuskan nafasnya panjang kembali mengingat memori kisahnya. “ Sebenernya Asha kangen banget sama Danish, Asha masih cinta sama Danish. Tapi… itu nggak bisa!” gumam Asha pelan.
Asha kembali melangkahkan kakinya kembali, namun... matanya kembali menangkap satu objek yang semalam baru Asha ceritakan pada sang pencipta.
Lelaki yang dari arah berlawanan berjalan dengan langkah lebar hingga bersebelahan dengan Asha.
Benar, dia Adnan.
Seseorang yang sangat ingin Asha segera lupakan.
Keduanya diam, saling menjaga pandangannya dari yang bukan mahramnya.
Tak ada yang memulai topik perbincangan dan tak ada yang ingin saling menyapa.
Hanya keheningan yang melanda. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.
Ini baru hari pertama Asha, ingin ngelupain Danish. Tapi...kenapa sekarang bertemu? batin Asha.
Maafkan hamba ya Allah…. batin Adnan.
Kedua perlahan melangkah kembali dengan arah dan tujuan yang berbeda, mungkin dengan rasa yang sudah tidak akan sama.
“Asha akan berusaha ngelupain Danish, tidak mencintai Danish lagi, tidak mengganggu hari-hari Danish lagi. Meski, hati ini masih sangat mencintaimu bahkan sangat-sangat masih berharap oleh hadirmu,” gumam Asha menahan sesak hatinya dengan degupan kencang di hatinya. Dengan langkah gontai ia melangkah menjauh dari sana. Melanjutkan perjalan menuju kelas.
“Maafkan hamba ya Allah, hamba telah membuat salah satu hambamu dari kaum hawa bersedih. Maafkan diri ini ya Allah...karena telah menaruh rasa harap kepadanya. Hamba hanya tidak ingin Asha terlalu berharap kepada hamba yang pada akhirnya hanya akan membuatnya sakit hati, karena sepatutnya seorang hamba hanya berharap kepada sang pencipta bukan kepada hambanya,” gumam Adnan sangat pelan. Ia pun merasa amat bersalah pada Asha.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Changes ( SELESAI )
Подростковая литератураSeries Asha & Adnan (1) Update hari: Jum'at dan Sabtu Jatuh cinta pada seseorang Adnan, laki-laki yang terkenal akan kesolehan dan ketakwaanya mampu membuat Asha berani mengubah segalanya dalam dirinya, hanya agar bisa lebih dekat dengan Adnan. Nam...