35 : New Changes :

37 7 0
                                    

Assalamua'laikum

Bismillah

H A P P Y  R E A D I N G

"Ekhem, dari pada gabut, kita main ABC an aja yuk!" ajak Isal memecah keheningan, semua yang berada di kamar Asha menatapnya dengan senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ekhem, dari pada gabut, kita main ABC an aja yuk!" ajak Isal memecah keheningan, semua yang berada di kamar Asha menatapnya dengan senyuman. Isal memang pintar mencairkan suasana.

Ya, Asha masih ada di rumah sakit. Setelah Adnan menjenguknya, ia menjadi galau kembali, tidak mau makanda, dan diam saja dari tadi.

"Ayok, Hit!" setuju Iha.

Iha mengoyangkan tubuh Asha pelan, membuat Asha mengejapkan matanya, sadar bahkan kini sudah banyak sahabatnya menjenguknya.

"Iya? Kenapa Ha?" tanya Asha bingung.

"Ayok! Main ABC an," ajak Iha semangat.

Asha menganggur pelan dengan senyum tipis.

Iha duduk di bawah yang sudah dilapisi kasur karet bulu. Isal, Fadlan dan Syifa juga ada dibawah.

"Ayo! Main, syarat nama Hewan. Negara. Emmm... Bunga, dan Buah, gimana?" usul Iha menaikkan alisnya.

"Bunga susah, Mishak!" ujar Isal kesal.

Iha mendelik tajam ke arah Isal. "Nama bunga banyak tahu, Hit! Hit aja yang nggak mau mikir!" balas Iha.

"Serah, serah lah. Yang penting main!" kata Isal pasrah.

"Mulai ya... ABC ada berapa?"ucap Iha dengan menjulurkan tangan ke depan, dua jari.

Sedangkan Isal mematung 4 jari dengan tidak sopannya jari kakinya juga ikutan, Iha mendelik tajam. " Isal nggak sopan, ishh....! "

"Suka-suka gue lah, yang penting main! " balas Isal santai.

"Nyebelin banget! Pengen Iha cubit keras bangett...."

"Udah-udah Ha, katanya mau main malah berantem!" ucap Syifa menengahi adu mulut Iha dan Isal yang tidak akan pernah selesai jika dibiarkan saja.

"Iya Umi, maaf...."

"B. Bebek, Belgia, emmm...buah apa ya sama bunga?" monolog Iha bingung.

"Belanda, Belimbing, Belalang, Bunga bangkai! Mantep nggak tuh, gue pintar banget...kalah kan lo Mishak!" ejek Isal membuat Iha kesal.

"Banteng! Apa! Iha juga punter!" ujar Iha tak mau kalah.

"Burung, Buah Bit."

"Badak."

"Seng semua ya?" tanya Iha diangguki oleh mereka.

Asha yang mulai tertarik mengikuti mereka bermain, biarkan saja hatinya masih galau, Asha harus bisa. Asha baru bisa lupain Adnan.

Yuk bisa yuk Asha!

Asha terkadang tertawa melihat muka Isal yang penuh dengan bedak, juga muka Iha yang sudah seperti badut.

Asha melupakan sejenak pikirannya yanv masih mengingat Adnan. Permainan itu berlanjut hingga sore.

Adzan ashar sudah berkumandang, mereka memutuskan untuk salat lalu akan pulang dan membiarkan Asha istirahat.

Setelah salat mereka berpamitan dengan Asha, Rasanya Asha sangat beruntung banyak orang-orang baik yang mengelilinginya.

"Sha, kita balik ya, sorry nih udah nganggu waktu lo istirahat," ucap Isal mewakili mereka.

"Nggak kok, Aku yang makasih sama kalian, makasih ya udah mau jenguk Asha, makasih udah buat Asha nggak sedih lagi Isal. Makasih juga karena masih terus ada di dekat Asha dan bantu Asha, Makasih banyak bangett semuanya..." ucap Asha dengan memeluk Iha dan Syifa.

" Cepet sembuh Asha! Iha kangen tahu Asha yang cerewet, yang nganggu Iha terus," ucap Iha dengan mengeratkan pelukan itu.

"Emang aku cerewet? Yang ada Iha yang cerewetin Asha terus!" balas Asha.

"Enggak ya Asha!"

"Iya, kamu yang cerewet!"

"Nggak!"bantah Iha keras.

"Mishak nggak cerewet Sha, cuma bawel aja," timpal Isal me buah IHA me cubit keras lengan Isal hingga memerah.

"Udah-udah, maaf ya Sha kita harus pulang dulu. InsyaAllah besok kita kesini lagi," ucap Syifa.

"Iya Syifa, makasih."

"Assalamua'laikum Sha."

"Wa'alaikumussalam."

❤️💔


Pagi harinya Asha bangun kesiangan, tadi malam ia tidak bisa tidur akhirnya tadi malam ia tahajud di akhir sekitaran jam setengah 4.

Dengan berjalan pelan, Asha tidak mau membangunkan Bunda dan Ayahnya yang baru saja tidur tadi pukul 2 pagi.

Karena badan Asha yang tadi malam sempat panas kembali bahkan tidak turun-turun.

Asha mulai berwudhu, setelah wudhu Asha mengambil mukenahnya, karena rasa peningnya masih sangat terasa. Asha solat dengan duduk, sungguh bukan maunya, tapi karena Asha juga tidak ingin nanti ketika salat ia ambruk dan membuat kedua orang tuanya bangun.

"Assalamua'laikum warahmatullah."

"Assalamua'laikum warahmatullah."

Setelah salat Asha menangis, ia mengeluarkan semua yang selama ini ia rasakan. Asha menceritakan pada sang pencipta, ia juga memohon agar ia bisa istiqamah dan tidak goyah karena sikap Adnan yang berubah.

Seolah melarangnya menyerah.

Dengan suara yang masih sesegukan Asha mulai membaca Al-qur'an rasa tenang di hatinya ia rasakan.

❤️💔


 Alhamdulillah, maaf ya baru update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhamdulillah, maaf ya baru update...

Maaf banget pokoknya tetep stay di cerita aku ya.

-Jangan lupa vote, komen dan share.
-Jika ada yang typo/kesalahan tolong tanda ya.

Sabtu, 31 Juli 2021

New Changes ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang