5.

76.3K 5.7K 995
                                    

Setelah cuti sekitar 4 hari karena acara pernikahannya dengan Bella, kini Athala sudah kembali lagi ke kampus tempatnya mengajar. Ada ras rindu yang terselip di hati kecil Athala pada para mahasiswa-mahasiswi yang membangkitkan moodnya.

Tapi kali ini pembangkit moodnya berbeda. Sekarang, ia sudah memiliki istri sekaligus menjadi suami. Ya, walaupun hanya sekedar perjodohan, tapi Athala maupun Bella mau menerima layaknya menikah karena memang saling mencintai.

Mereka juga sudah membuat kesepakatan untuk mencoba membuka hati masing-masing. Athala tak mau rumah tangganya seperti cerita yang sering Alana ceritakan padanya. Ya seperti perjodohan di cerita fiksi yang terdapat di novel ataupun aplikasi di ponsel Alana.

Membayangkan saja Athala tidak mau, apalagi jika mereka juga melakukan hal tersebut. Ia hanya ingin menikah satu kali dalam seumur hidup, tapi kalau di perbolehkan oleh keluarga sih gak papa. Gak nolak juga hehe.

"Kamu mau bawa bekal gak?" tawar Bella sekaligus membuyarkan lamunan Athala.

Pria itu menoleh dan terdiam sejenak sebelum ia mengangguk. Baru kali ini, ia di tawari membawa bekal ke kampus. Biasanya, ia akan membeli makanan di kantin atau pesan online. Mengingat ia sudah mempunyai seorang pendamping juga tak seburuk yang ia pikirkan.

Dulu ia ingin menikahi wanita, tetapi si wanita menolak karena alasan ingin pergi ke luar negri dan tak mau jika Athala menikahinya hanya karena bentuk tanggung jawab kepada anak mereka.

Kalian tahu tidak, jika Athala itu sudah mempunyai anak tetapi belum mempunyai istri sebelum di jodohkan dengan Bella.

Apakah Athala dulu bisa di sebut 'Duda sebelum menikah?'

"Boleh, udah lama juga aku gak bawa bekal ke kampus." jawabnya.

Terakhir ia membawa bekal ke sekolah maupun ke tempat kerja adalah beberapa tahun silam. Itupun karena paksaan Mamanya yang terlanjur memasak banyak. Mau tak mau, ia harus menuruti kanjeng Mami sebelum di amuk.

Sebenarnya Athala mau-mau saja membawa bekal. Tapi teman-teman sialannya itu, malah menyebutnya anak kecil yang selalu membawa bekal dari rumah. Dan semenjak itulah, Athala menjadi malas dan lebih memilih untuk pergi ke kantin sampai sekarang. Tentunya sebelum ia menikah dengan Bella.

"Emang terakhir kamu bawa bekal kapan?" tanya Bella.

"Mungkin pas aku masih SMA. Udah lama juga."

Gadis itu mengangguk seraya berohh ria. Tangannya yang tadi sibuk memasukkan lauk pauk ke dalam wadah tupperware itu, kini berhenti saat melihat dua kancing kemeja suaminya itu masih terbuka

Bella berdecak lalu menghampiri Athala yang masih sibuk dengan kertas yang entah apa Bella tidak tahu. "At, berdiri yang tegak." suruhnya.

Athala mendongak seraya mengernyitkan dahinya. "Ada apa emang?" tanyanya.

"Udah nurut aja kenapa sih, ah!"

Pria itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu berdiri dari duduknya. Berdiri di hadapan istrinya yang tingginya tak sampai dagunya. Bahkan, tinggi Bella tak sampai pundaknya, hanya sebatas dada bidangnya.

Tangan gadis itu terangkat mengancingkan kemeja Athala membuat sang empu mengerjap pelan. Jadi, ini alasan kenapa ia di suruh berdiri. Senyumnya seketika mengembang melihat Bella yang tampak fokus seperti ini.

Dengan hijab terusan yang harganya sangat mahal itu membuat gadis itu terlihat cantik. Apalagi, wajah Bella juga sudah terlihat segar karena gadis itu sudah mandi dan rapi. Walaupun hanya menggunakan pakaian biasa tapi Bella malah terlihat natural dan juga cantik. Ah, kalau begini Athala tak akan khawatir Bella di goda laki-laki lain.

"Selesai!" gadia itu tersenyum senang melihat dua kancing itu sudah terkancing rapi. Bella menepuk bahu Athala seperti membersihkan kotoran yang ada di bahu pria itu.

"Makasih," ucap Athala dengan senyum manisnya.

Bella membalas senyum itu tak kalah manis. Ia mengangguk lalu mundur beberapa langkah mengambil kotak makan itu yang sudah berada di paper bag dan menyerahkan kepada Athala.

"Mau di taruh paper bag, atau tas kamu?"

"Paper bag aja, tas aku gak muat. Banyak tugas mahasiswa yang aku bawa." tolaknya.

Bella mengangguk. "Yaudah sekarang kamu berangkat sana. Kamu ada kelas pagi kan?"

Kini giliran pria itu yang mengangguk. Lalu ia mengacak pelan hijab gadis itu dengan gemas. "Yaudah aku berangkat dulu, kamu gak usah kemana-mana. Kalau mau pergi, bilang! Jangan sampai gak." pesan Athala dengan nada tegas tak terbantah.

Bella memutar bola matanya lalu mengangguk malas. Ia juga tak berniat untuk pergi kemana-mana jika teman-temannya tidak ada yang mengajaknya jalan.

"Kamu tenang aja, kayaknya aku juga gak keluar. Tapi gak tau kalau Tesha ngajak keluar." balasnya yang diangguki oleh pria itu.

Bella menggapai tas kerja Athala lalu menyerahkan kepada suaminya. Athala mengambil alih lalu ia merasa jika punggung tangannya di tarik membuatnya sedikit terlonjak.

Kaget? jelas.

Ini hal pertama yang pernah ia alami selama ia hidup di muka bumi. Senyumnya semakin melebar melihat pemandangan ini. Jadi begini rasanya mempunyai istri?

Di bangunkan untuk sholat subuh berjamaah, makan bersama, tidur bersama. Semua perlengkapannya di siapkan, tidak seperti dulu. Apartemennya yang dulu selalu di bersihkan oleh petugas kebersihan yang membuatnya malas berada di rumah, kini ia dapat melihat istrinya sendiri yang mengurus pekerjaan rumah.

Selain bertugas selayaknya istri walaupun belum sepenuhnya Bella kerjakan, ia juga memiliki perkerjaan sebagai penulis. Dari kecil sampai sekarang, ia selalu menulis cerita fiksi dan kadang ia menceritakan kisahnya sendiri di aplikasi oren itu.

Menjadi penulis terkenal dan ceritanya di minati banyak orang adalah cita-cita Bella sejak kecil. Apalagi jika cerita yang ia tulis itu di jadikan film ataupun miniseries. Hm, rasanya seperti..

"Aku berangkat ya!"

CUP!

"Hati-hati di rumah! Assalamualaikum."

Bella tak mendengar karena sibuk dengan jantungnya yang berdebar kencang saat Athala mencium keningnya. Sama halnya dengan Bella, ini adalah pengalaman pertamanya selain di cium oleh Papa nya.

Maksudnya yang tak mempunyai aliran darah selain keluarganya.

Setelah jantungnya netral Bella mengerjap pelan lalu ia sudah tak mendapati Athala di hadapannya. Ia menghela napas lalu menyentuh dahinya. Pipinya seketika bersemu merah dan senyumnya melebar.

"Ini gimana om, kok oh om manisnya.."

💏💏💏💏💏

Kaum adam mana tau betapa susahnya kita buat beli satu krudung kayak gini.

#sobatmisqueen kumpol!

Komen 'next' sebanyak banyaknya biar tambah semangat update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komen 'next' sebanyak banyaknya biar tambah semangat update.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang