Bella memelukkan tangannya pada lengan kekar suaminya saat mereka berdua berjalan memasuki rumah rumah Alana. Di tempat, Bella terus bergerak gelisah membuat Athala mengalihkan pandangannya.
"Kamu kenapa?" tanya Athala.
Bella menggeleng sambil menggigit bibir bawahnya. Entah mengapa ia mendadak gugup saat menatap pintu besar yang sudah terbuka lebar itu. Pandangannya mengedar menatap keseluruh penjuru arah. Mobil-mobil mewah terparkir rapi di halaman luas milik adik iparnya membuatnya semakin gelisah.
Athala tersenyum tipis lalu mengeratkan pelukan Bella pada lengannya itu. Memberi semangat pada istrinya agar tidak gugup dan takut. Ia tahu dan paham kenapa Bella menjadi seperti ini. Mengingat, gadis di sampingnya ini belum pernah bertemu apalagi bersitatap bersama keluarganya, terlebih lagi pada Raska.
"Gak usah takut, ada aku." ucapnya membuat Bella menghela napas pelan.
Setelah itu mereka melanjutkan jalan yang tadi terhenti secara beriringan memasuki rumah mewah berlantai 3 ini. Milik, adik perempuan Athala. Ruang tamu sampai dapur ternyata sepi, tidak ada orang satupun. Tapi, mereka mendengar jelas suara tawa dan juga kegirangan dari arah belakang, lebih tepatnya taman belakang rumah Alana.
Mereka memasang wajah bahagia saat mereka mendapati orang-orang yang asik bercengkerama satu sama lain. Mereka pun menghampiri segerombolan para lelaki di salah satu tempat duduk.
"Hai." sapa Athala menyalami mereka khas para laki-laki.
"Weh bang Athala. Makin capek aja nih!" puji Beni menyengir.
Athala terkekeh pelan sambil menabok pelan bahu cowok itu. "Bisa aja lo!" sahutnya menyengir.
"Apa kabar, bang?" tanya Fiko, si cuek dan dingin.
"Baik, lo sendiri gimana? masih ngegantungin Julia?" tanya Athala bergurau.
Fiko tersenyum tipis sambil menganggukkan.kepalanya pelan, "Baik bang." balasnya tanpa menjawab pertanyaan Athala terakhir.
Athala kembali terkekeh. "Jangan lama-lama ngegantungin cewek, inget kalian udah 32 tahun. Mau lo Julia di embat sama cowok lain? jangan sampai kalian jadi perjaka sama perawan tua. Julia juga butuh kepastian, bro!" celetuk pria itu membuat Fiko terdiam.
Mau tak mau si cuek itu mengangguk. "Iya bang." balasnya singkat.
Athala menggelengkan kepalanya lalu pamit untuk menghampiri para orang tua yang berada tak jauh dari meja para laki-laki.
"Malam, Ma." sapanya menyalimi para ienagbtua satu persatu di ikuti oleh Bella di belakangnya.
Sejak tadi, Bella hanya diam melihat interaksi Athala dengan para lelaki yang tadi. Ia hanya diam karena memang tidak tahu bersikap bagaimana. Diam adalah pilihan terbaik.
"Bella, apa kabar sayang?" tanya Mawar pada menantunya itu.
Bella tersenyum canggung, "Baik ma. Mama sendiri apa kabar?" tanyanya balik.
Mawar tersenyum lebar. "Alhamdulillah, Mama baik-baik aja. Liat kan? Mama masih seger!" sahut wanita baya itu dengan riang.
"Alhamdulillah, kalau gitu Ma."
"Yaudah duduk-duduk!" suruh Mawar menepuk tempat di sampingnya yang kebetulan kosong.
Lalu setelah itu mereka pun asik berceriya satu sama lain bersama Dinda, Alana dan teman-teman Alana. Mereka bercerita seperti teman sebaya membuat Bella sedikit bernapas lega. Tapi, ada satu yang membuatnya janggal. Ia tidak bertemu dengan Ras-
"Mimi!"
Nah baru saja Bella ingin bernapas lega lagi, tapi semuanya berubah menjadi helaan napas gusar. Gadis itu menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah Raska yang tak jauh darinya. Cowok remaja itu, berada tepat di samping Alana.
![](https://img.wattpad.com/cover/258172407-288-k661010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Husband
Teen FictionAthala yang umurnya sudah tidak muda lagi serta tak kunjung menikah, membuat Mawar geram sekaligus kesal pada anak laki-laki pertamanya itu. Di umur yang sudah menginjak berkepala tiga, Athala belum juga menemukan jodoh yang pas. Dulu sekali saat pr...