13.

52.3K 4.3K 127
                                    

Pria itu memijit pangkal hidungnya melihat kelakuan sahabatnya yang mencak-mencak sedari tadi. Misuh-misuh tidak jelas, membanting ponselnya di sofa beberapa kali sampai tidak terhitung. Ia menatap malas sahabatnya yang merecoki pekerjaannya. Padahal ia sedang mengerjakan pekerjaan kantornya, tapi ia tunda saat melihat wajah kesal sahabatnya saat memasuki apartemennya.

"Kalau gak penting, mending lo pulang aja deh. Eneg gue liat wajah lo yang keliatan kek nahan berak."

Athala mendengus tak menjawab. Pria itu terus menggurutu setelah membalas pesan dari Bella. Pasti di apartemen, gadis itu tengah berpesta ria karena tidak ada dia. Atau bahkan, malah pergi berkencan dengan Geovano?

Bella : yaudah gak usah pulang, nginep sekalian di jalanan sana!

Bella : aku mau tidur! apart dah aku kunci, ga usah pulang!!!!!

Matanya langsung mendelik dan berdecih sinis. Ia tidak percaya jika istrinya itu akan tidur padahal jam masih pukul 8 malam. Gadis itu akan tidur sekitar jam 9 malam, masih ada waktu satu jam untik berpesta ria. Jangan salah fokus dengan nama kontak Bella yang belum diganti dengan 'Dedek emesnya Athala😊'. Ya karena, Athala sedang kesal dengan Bella.

Bibirnya bergerak mencibiri kedua pesan dari istrinya lalu tanpa menjawab, dibuangnya ponsel itu sembarang arah. Untung saja tidak ke lantai dan tidak pecah. Bukan karena ponselnya mahal atau sayang, tapi di dalam ponselnya ada beberapa hal penting yang masih ia simpan dan belum ia pindahkan di laptop kerjanya.

Kasa, sahabat Athala dari semenjak mereka masih berada di New York. Kasa adalah salah satu tetangga apartemen Athala yang sempat pria itu tinggali. Dan, mereka tidak sengaja bertemu dan berakhir menjadi berteman seperti ini. Dan saat Athala sudah berumur 21 tahun, Kasa masih berumur 16 tahun. Cukup muda dan cowok itu sudah mandiri.

"Lo tuh kayak anak kecil tau gak." seru Kasa membuat Athala menoleh dengan dahi mengkerut.

Kasa menghela napas berat. "Sekarang mending lo pulang terus dengerin penjelasan istri lo."

Kadang Kasa sendiri heran dengan Athala, kenapa semenjak menikah malah menjadi lebih baperan seperti ini? Ah iya, Kasa lah satu-satunya teman yang mengetahui Athala sudah menikah. Tapi saat acara akad beberapa minggu lalu, ia tidak bisa datang karena sedang ada pekerjaan di luar negri yang tidak bisa ditinggalkan.

Kini bergantian Athala yang menghela napas dengan kasar. "Lo tau siapa Geovano?" tanyanya mengalihkan suruhan sahabatnya.

Dahi Kasa mengkerut lalu menggelengkan kepalanya. "Mana ngerti gue siapa dia, kehidupan gue cuma sekitar pekerjaan pekerjaan dan pekerjaan. Gak guna gue tahu siapa dia." jawabnya mencibir.

Athala mendengus. Memang, sahabatnya yang satu ini seseorang workaholic yang artinya gila kerja. Padahal, umur sudah mencapai 30 tahun dan belum juga menikah. Mungkin alasannya sama dengan Athala, belum mendapatkan pasangan yang cocok dan berakhir dengan dijodohkan para orang tua. Tapi berbeda dengan Kasa yang selalu menolak apa yang sering di lakukan oleh Mama dan Papanya.

"Ya siapa tau lo denger dari karyawan-karyawan lo."

Kepala Kasa menggeleng. "Gue selalu tutup kuping kalau karyawan gue pada berisik." ungkapnya.

Athala menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Mendingan lo cari bini sana, umur lo udah cukup buat kawin." suruhnya di akhirnya mengejek.

"Kawin-kawin! Nikah bego!!!" matanya menatap kearah Athala dengan kesal.

Pria itu tertawa. "Ya itulah maksud gue." balasnya terkikik geli.

Kasa mencibir. "Halah, paling kalau lo gak di jodohin sama nyokap bokap lo, gak mungkin sekarang lo punya bini." ketusnya.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang