19.

42.3K 3.7K 305
                                    

Mobil yang Athala naiki kini bukan melaju ke arah Apartemennya, melainkan menuju kerumah kedua orang tuanya. Sekarang, mungkin ia akan mulai tinggal di rumah orang tuanya untuk sementara. Ia mengikuti apa yang Bella ucapkan. Dirinya tidak akan kembali kepada gadis itu sebelum masalah selesai.

Tapi, apa bisa ia menemukan Lisa lagi setelah gadis itu kembali lagi ke New York? Bahkan Athala sendiri tidak yakin jika Lisa pergi menuju ke New York, bisa saja gadis itu pergi kenegara lain.

Nomor yang kemarin gadis itu kenakan untuk mengirim pesan kepadanya bahkan sudah tidak aktif lagi. Disaat Athala mencoba menelepon Lisa, hanya operator lah yang menjawab. Mengirim pesan pun hanya cekils satu.

Athala masih tak habis fikir dengan jalan pikiran Lisa yang tega-teganya membuat dirinya hancur untuk kedua kalinya. Sebenarnya apa salah dia pada gadis itu sehingga Lisa berbuat demikian?

Tanpa disadari, ia sudah sampai di depan gerbang yang menjulang tinggi di rumah milik orang tuanya. Athala melirik kearah arloji yang berada di pergelangannya lalu menghela napas pelan. Jam sebenarnya masih menunjukkan pukul 9 malam, tapi sepertinya rumah itu sudah sepi. Mengingat, rumah berukuran minimalis ini hanya di tempati dua orang saja.

Akhirnya Athala memilih untuk turun, membuka gerbang sendiri. Ia terlalu lelah dan malas untuk putar balik kembali ke apartemennya. Moodnya juga sedang tidak bagus dan ia takut terjadi apa-apa di jalan.

Setelah memarkirkan mobilnya di halaman, Athala pun memasuki rumah minimalis dua lantai itu. Dugaannya benar, rumahnya sudah sepi tidak ada orang. Pasti Mama dan Papanya sudah pergi ke alam bawah sadarnya.

"Loh, Athala?"

Suata itu seketika langsung membuat Athala terlonjak dan refleks menjatuhkan kunci mobil yang masih ia genggam. Ia meneguk salivanya lalu menatap sang suara.

"M-mama.."

Pemilik suara itu adalah Mawar. Wanita paruh baya itu berjalan mendekat kearah anaknya dengan wajah bingung. Kepalanya celingukan seperti mencari sesuatu.

"Kamu sendiri?" tanya Mawar.

Athala menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu mengangguk pelan. "I-iya Ma, sendiri."

"Bella kemana?"

"Bellaa..." Athala tak melanjutkan ucapannya saat bingung harus menjawab apa.

Mawar memincingkan matanya curiga. "Kalian lagi ada masalah?" tebaknya membuat Athala sedikit melebarkan matanya.

Melihat anaknya yang terdiam membuat Mawar semakin yakin jika rumah tangga anaknya ini sedang ada dalam masalah yang mungkin cukup rumit. Tidak mungkin jika hanya masalah sepele, sampai pisah rumah seperti ini.

"Kalau ada masalah itu harus dibicarain baik-baik, Athala. Mama kan udah pernah bilang kalau wanita itu manusia yang paling susah di mengerti. Kamu sebagai laki-laki harus peka apa mau istri kamu." kata wanita itu mendadak mengomel.

Athala menghela napas pelan. "Ini bukan masalah kayak gitu, Ma. Ini masalah yang cukup rumit."

Mawar meneguk air dingin yang ada di tangannya lalu menoleh. "Masalah apa lagi? kamu berbuat yang enggak-enggak? Bella marah sama kamu? Kamu hamilin cewek lagi? Kamu-"

"Bukan cewek lain yang aku hamilin Maa, tapi Bella." sela Athala membuat Mawar melebarkan matanya.

Seketika wanita itu mengembangkan senyumnya. "Jadi istri kamu hamil? Kok kamu malah disini sih Athala?? Haduhhhh, gimana sih kamu jadi suami itu! Sekarang kamu pulang, pasti kalau ibu hamil itu pengen deket-deket terus sama suaminya. Ini kamu malah pergi!" gerutu Mawar menatap sebal anaknya.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang