buat para pejuang ujian sekolah kayak gue, jangan lupa tetap semangat walaupun lagi puasa.
1 tahun gak sekolah udah mau lulus aja
btw, kalian kelas berapa nih?
Happy Reading!❤
[Aku bisa memaafkanmu, tapi melupakan itu susah]
~Human
***
Bella menyusuri trotoar kompleknya dengan bersenandung kecil seraya mengelus perut yang sudah membuncit itu. Tangan kirinya menenteng satu plastik kantong berisi sate ayam yang dia beli di ujung komplek beberapa menit yang lalu. Dia tidak takut berjalan sendirian walaupun kondisi komplek sudah sangat sepi. Maklum, semua orang komplek di sini jarang sekali berkomunikas. Mereka semua manusia karir. Tidak seperti di perkampungan yang rata-rata selalu bersosialisasi.
Rumah orang tuanya dari ujung komplek tempat penjual sate ayam itu tidak terlalu jauh, hanya terlewat 5 rumah dari rumah orang tuanya. Tidak jauh-jauh amat untuk jalan kaki, dia juga lebih senang jalan kaki dari pada menaiki kendaraan. Sebenarnya tadi Papa nya sudah menawari untuk menemaninya membeli sate ayam, tapi Bella menolak. Dia ingin me time 20 menit dan menyusuri komplek sepi dan sunyi ini sendirian.
Bagai tak ada kehidupan, hanya lampu remang-remang yang berada di depan rumah masing-masing. Semua pintu rumah yang Bella lewati sudah nyaris tertutup semua, hanya ada 1 rumah yang masih terbuka lebar dan terlihat banyak kendaraan. Tepatnya di sebelah warung sate ayam tempat dia membeli itu. Sepertinya tengah ada acara, melihat suara gelak tawa terdengar jelas di telingan Bella tadi.
Saat hanya kurang satu rumah dari rumah orang tuanya, Bella menyipitkan matanya saat ada mobil sedan menyilau tepat di matanya. Mobil itu tidak asing dimatanya, tapi dia tidak terlalu tahu siapa pemilik mobil itu. Mobil itu sama seperti milik Athala, namun berbeda warna. Mobil itu berwarna hitam sedangkan mobil Athala berwarna putih.
Bella mengabaikan mobil yang semakin lama semakin dekat dengannya dengan cara memandang lurus tak memperdulikan. Saat mobil itu berhenti tepat di hadapannya, Bella refleks juga menghentikan langkahnya. Kepalanya menoleh, memandang pemilik mobil itu.
Satu alisnya terangkat sebelah ketika melihat punggung tegap pria yang tengah turun dari mobilnya. Tanpa rasa takut pria itu penculik atau berniat menculiknya, Bella masih tetap berdiri di tempat dengan wajah bingung. Kenapa pria itu menghentikan mobilnya tepat di hadapannya? apa dia ada urusan dengan Bella? Pikir cewek itu heran.
Saat berbalik, Bella sempat terpaku dengan ketampanan pria yang baru saja turun dari mobil sedan hitam itu. Jiwa menyukai cowok gantengnya tiba-tiba meningkat begitu saja. Ya, walaupun dia tidak pernah memiliki kekasih ataupun mantan, dia salah satu cewek yang menyukai para cowok ganteng. Dan sifatnya itu terhapus sementara saat dia sudah menikah dengan Athala. Bagaimanapun juga, mereka adalah pasangan suami istri. Dengan terpaksa, Bella mengubur dalam-dalam sifatnya yang satu itu demi menghargai Athala, suaminya.
"Permisi ..."
Suara itu membuat Bella tersetak kaget sampai mundur beberapa langkah. Bella menunduk, mengerjapkan matanya pelan lalu mendongak menatap pria tegap di hadapanya itu. Dia meneguk salivanya lalu menjawab.
"Ya?"
"Maaf, apa saya boleh tahu dimana rumah bapak Firman Arsyan? saya dari tadi muter-muter di komplek sini, tapi gak ketemu-ketemu. Apa kamu kenal dengan pak Firman?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Husband
Teen FictionAthala yang umurnya sudah tidak muda lagi serta tak kunjung menikah, membuat Mawar geram sekaligus kesal pada anak laki-laki pertamanya itu. Di umur yang sudah menginjak berkepala tiga, Athala belum juga menemukan jodoh yang pas. Dulu sekali saat pr...