17.

46.4K 4K 231
                                    

Double update! jangan lupa untuk klik chapter 16 ya!






Mobil Beni berhenti di salah satu toko baju yang ada di pinggir jalan. Mengingat sekarang sudah malam dan tidak banyak toko atau kios buka, makanya mereka memilih untuk mencari baju untuk Bella seadanya.

Mereka turun dari mobil dan berjalan beriringan. Sebelum melangkah lebih lanjut mendekati toko baju, Bella menghentikkan langkahnya membuat Beni ikut berhenti. Cewek itu menatap kearah Beni dengan senyum canggungnya. Padahal, tadi di setiap perjalanan mereka bercanda ria.

Itung-itung, melepas penat masalah Bella sejenak. Pikir Beni.

"Kenapa berhenti?" tanya Beni.

Bella semakin tersenyum canggung sambil memainkan jari-jarinya. "B-ben, g-gue lupa bawa uang." cicit cewek itu pelan yang hampir tak di dengar oleh Beni.

"Lo gak bawa uang? kabur kok gak bawa apa-apa." cibir pria itu lalu mengambil dompetnya.

Mengambil salah satu kartu kredit di dompetnya lalu menyerahkan pada Bella. Seketika mata cewek itu berbinar. Ia menatap kearah Beni dengan senyum lebarnya.

"Duhhh makasih banget loh Ben. Jadi gak enak." Bela tersenyum malu sembari tertawa.

Beni mendengus. "Malu-malu tapi mau. Yaudah sana! Cepetan lo beli baju, udara dingin gak baik buat kesehatan." ujar pria itu perhatian.

Cewek itu mengangguk semangat lalu berlari kecil menuju kearah toko baju yang masih buka. Beni memandang punggung mungil itu dengan senyum tipisnya. Dalam hati ia bertanya-tanya, masalah apa sebenarnya yang menimpa Bella dan Athala sampai-sampai seperti ini?

Apa ini termasuk pertengkaran yang cukup hebat sampai Bella kabur dari rumah?

Pria itu menghela napas pelan lalu menggelengkan kepalanya. Ini bukan masalahnya, ia hanya kasihan pada cewek itu karena duduk sendirian di taman dibawah guyuran hujan yang cukup deras.

Mengingat Bella adalah istri Athala, dan Athala adalah abang sahabatnya, jiwa penolong Beni meronta-ronta. Apalagi saat melihat wajah Bella yang terlihat pucat dengan pandangan kosong.

Lama melamun memikirkan masalah orang, angkahnya mengayun berjalan menuju kesalah satu toko pakaian yang didatangi oleh Bella. Hanya toko baju biasa, mungkin harganya masih normal. Tidak seperti di mall-mall besar yang harganya tidak bisa di perkirakan.

Beni mengacak rambutnya pelan lalu mengedarkan pandangannya. Mbak-mbak penjaga itu tersenyum padanya dan Beni mengangguk.

"Hallo selamat malam kak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya mbak itu ramah.

Kepala Beni menggeleng. "Enggak mbak, saya nungguin orang." jawabnya tak kalah ramah.

"Ohh mbaknya yang milih baju tadi ya, kak? Pacar atau istrinys nih?"

Mata Beni melotot lalu menggeleng. "Cuma temen."

Mbak itu terkekeh. "Dulu saya sama pacar saya juga cuma temen loh, kak."

"Tapi ini beneran temen kok, mbak. Maaf juga, saya gak doyan sama istri orang." tukas Beni, setelah itu melangkah mendekati Bella yang tengah memilih hijab.

"What?!!! Istri orang?!" beo mbak itu mengerjapkan matanya pelan lalu menoleh kearah mereka berdua.

"Udah dapet bajunya?" suara bariton khas laki-laki cukup mengejutkan Bella membuat cewek itu refleks menjatuhkan gantungan baju yang ada di tangannya.

Bella berdecak lalu menonjok lengan kekar Beni. "Ngagetin tau gak!" kesalnya mengerucutkan bibirnya.

Beni terkekeh pelan. "Kurang apasih?" tanyanya lagi.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang