Athala keluar dari ruangan Bella untuk mencari udara segar. Bumil itu sudah tidur beberapa menit yang lalu. dan karena Athala bosen. Jadinya dia pengen ke taman sebentar.
Saat berjalan menuju kearah taman, Athala tak sengaja menemukan Raska yang keluar dari ruangan dokter. Pria itu mengernyit lalu menghampiri yang anak.
"Raska??" panggil Athala membuat cowok yang namanya di panggil itu tersentak kaget.
"Loh, papa? Papa ngapain disini?"
"Papa yang seharusnya nanya itu ke kamu." Athala mendongakkan kepalanya melihat nama ruangan yang ada di atas pintu. "Dokter... kandungan? What??"
Raska langsung kelabakan membuat Athala semakin memincing matanya curiga. "Kamu nggak ngapa-ngapain anak orang kan??" tanya Athala.
Cowok itu langsung menggeleng tegas, menyangkal tuduhan papanya itu. "Nggak lah, edan! Nggak bakalan aku ngikutin jejak papa, aku itu anak baik!" sahut Raska.
"Terus, ngapain kamu ke dokter kandungan? Siapa yang hamil?"
"It-"
"Ras, gue udah sele- ehh?"
Raska menghela napas pelan lalu melirik kearah Athala yang sudah semakin curiga. Athala melirik kearah cewek yang baru saja keluar dari ruangan dokter kandungan itu sambil menatap mereka heran.
"Ka, lo bisa duluan ke parki-" ucapan Raska tersela ketika Athala bersuara.
"Nggak usah, papa mau ngomong sama temen kamu." ucap Athala menatap datar cewek yang ada di samping Raska.
Raska menggeleng cepat. "Nggak usah, pa! Ngapain mau ngomong sama Bika?? Nggak ada gunanya!" tolaknya.
Athala menaikkan satu alisnya lalu terkekeh pelan. "Orang papa cuma mau ngomong sebentar, ngobrol. Bolehkan?" tatapan Athala melirik kearah cewek yang ada di samping Raska.
Bika, cewek itu melirik kecil kearah Raska sebagai tanda ia harus bagaimana. Lalu ia menghela napas pelan dan akhirnya mengangguk.
"I-iya, Om. Boleh."
"Tuh, temen kamu aja bolehin. Masa kamu enggak?"
Raska hanya bisa menatap datar kearah Bika yang mengiyakan ajakan papanya. Cowok itu mendengus lalu meninggalkan Bika dan papanya berdua.
***
"Ini bukan anak, Raska kok, Om. Tenang aja." Bika tersenyum kecil.
"Terus? Kenapa kalian berdua ada di dokter kandungan? Suami kamu kemana?" tanya Athala heran.
Wajah Bika langsung menurun ketika mendengar pertanyaan Athala. Ia tersenyum tipis lalu menggeleng.
"Saya nggak punya suami." jawab Bika, sontak membuat Athala terkejut.
"Hah? Maksud kamu? Jangan bilang kamu hamil di luar nikah, terus cowok yang ngehamilin kamu itu nggak tanggung jawab. Dan kamu minta tanggung jawab anak saya?!" cerocos Athala panjang lebar.
Bika hanya tersenyum kecil lalu menggeleng. "Raska nggak ada hak buat tanggung jawab, karena ini bukan anak dia. Saya dan Raska sahabatan sejak kami SMP, Om. Tapi saya nggak bisa melanjutkan sekolah karena keadaan saya ini. Semenyedihkan-nya saya, saya nggak bakal minta tanggung jawab orang lain karena emang orang itu nggak bersalah." kata Bika yang membuat Athala tertegun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Husband
Fiksi RemajaAthala yang umurnya sudah tidak muda lagi serta tak kunjung menikah, membuat Mawar geram sekaligus kesal pada anak laki-laki pertamanya itu. Di umur yang sudah menginjak berkepala tiga, Athala belum juga menemukan jodoh yang pas. Dulu sekali saat pr...