7.

55.7K 4.9K 1K
                                    

KOMEN GAK BANYAK GAK PAPA, YANG PENTING LANJUT SAMPAI END, YA GAK?🔥😎

PERCAYA DIRI AJA DULU, KALAU NANTI NGECEWAIN BISA BELAKANGAN HAHA😋

SEBENARNYA KALAU KOMENNYA GAK NEMBUS SAMPAI 200, RASANYA TUH SAKIT-SAKIT GIMANA GITU.

TAPI GAPAPA LAH, ITS OKAY. GUE TETEP LANJUT🔥🔥

SPAM NAMA ATHALA SEBANYAK-BANYAKNYA KUY!🔥

SPAM NAMA BELLA SEBANYAK-BANYAKNYA KUY!🔥

SPAM NAMA AUTHOR JUGA BOLEH #NGAREP.🔥

SPAM EMOTICON WARNA BIRU MAU? GAK MAKSA.

💏💏💏💏💏

Sebenarnya makan siang sudah lewat 5 menit yang lalu. Tapi, sepertinya Athala masih sibuk berkutat dengan laptop di hadapannya itu. Pria itu tampak fokus, bahkan tidak menghiraukan suara riuh dari luar ruang dosen.

Tak lama, suara ponsel berdering cukup nyaring itu berhasil membuat Athala mengalihkan pandangannya dari laptop. Di ulurkan tangannya mengambil ponsel, lalu mengecek siapa yang meneleponnya.

Ia kira yang menelepon adalah Bella, istrinya. Tapi salah, yang menelepon malah Bu Lena. Dosen muda yang diam-diam menyukai Athala.

Dahi pria itu mengernyit lalu menggeser tombol hijau itu ke atas, guna mengangkat telepon dari rekannya itu. Ya, pasti yang ada di pikiran Athala ada informasi penting. Seperti biasa, jika ada info dari kampus yang Athala belum sempat tahu, pasti Bu Lena langsung meneleponnya. Entah apa tujuan dosen muda itu.

Atau hanya sekedar untuk mencari perhatian agar lebih dekat lagi?

"Ha-"

"Pak Athala jangan lupa makan." potong Bu Lena menyambar.

Sontak mata Athala mengerjap pelan mendengar suara lembut itu. Ia menjauhkan ponselnya dari telinga dengan wajah terkejut.

Jangan lupa makan?

Sejak kapan Bu Lena menjadi perhatian seperti ini? Tidak ingatkah wanita itu, jika Athala sudah mempunyai istri yang harus ia jaga hatinya?

"H-hah, i-iya Bu." jawab Athala gelagapan.

Di sebrang tampak Bu Lena tersenyum kecil. "Pasti Pak Athala belum makan siang kan?" tebaknya.

Kedua alis Athala bersatu lalu mengangguk. "Iya saya belum makan. Masih ada nilai mahasiswa yang harus saya rekap. Ekhm, dari mana bu Lena tahu saya belum makan?" tanyanya.

Suara kekehan kecil tadi terdengar menjadi tawa. "Coba Pak Athala lihat di jendela." suruhnya.

Kepala Athala langsung menoleh dan benar, Bu Lena sudah berada di depan ruang dosen dengan membawa satu paper bag yang pasti isinya kotak makan. Bu Lena tersenyum seraya melambaikan tangannya, wanita itu tampak berjalan memasuki ruang dosen dengan langkah cerianya.

Athala tersenyum singkat lalu mengalihkan pandangannya lagi kearah ponsel. "S-saya tutup ya, Bu hehe."

Tut!

Kepalanya mendongak menatap Bu Lena yang ada di sebelahnya. Matanya mengerjap lagi karena dada Bu Lena yang tepat berada di atasnya membuat Athala meneguk salivanya susah payah.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang