15.

50.6K 4.3K 394
                                    

Keyboardnya kek dakjal, typo tandai aja :')







Athala mengerjapkan matanya lalu meraba kasur di sampingnya. Ia membuka perlahan matanya saat tak merasakan ada seseorang. Pandangannya mengedar kearah penjuru kamar dan mendengar suara gemercikan air.

Seketika matanya membola melihat kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Apalagi, ia merasakan jika dirinya tidak memakai sehelai benang pun langsung berdiri.

Diambilnya bokser dan kaos polos yang ada di lantai dan berjalan cepat kearah kamar mandi.

"Bell? kamu di dalem? Bella, buka sayang.." pinta Athala menatap khawatir pintu kamar mandi itu.

Dari luar terdengar isakan kecil yang membuat Athala semakin khawatir. Apa yang terjadi dengan Bella sampai membuat gadis itu menangis?

Dan apa yang sebenarnya terjadi malam ini?

Mengapa kamarnya seperti kapal pecah dan... Athala membulatkan matanya mengingat sesuatu.

Semalam ia mabuk di salah satu klub malam di daerah ibu kota akan sesuatu hal. Setelah itu ia di bawa oleh seseorang, dan sekarang berakhir di kamar apartemennya sendiri dengan telanjang.

Apa ia melakukan sesuatu dengan keadaan tidak sadarkan diri alias mabuk?

Athala menggelengkan kepalanya menolak. Tidak, pasti semuanya tidak terjadi untuk kedua kalinya. Pasti itu hanya opininya saja. Tapi kenapa semua bukti kecil ini mengarah kesitu?

"Bella buka pintunyaa, sayang. Please buka a-aku bisa jelasin sama kamu.." mohonnya lagi dengan menggedor-gedor pintu kamar mandi yang terkunci.

Saat ia ingin bersuara, pintu bel apartemen berbunyi membuat Athala menggeram. Dengan langkah tergesa dan juga wajah kesal, ia berjalan kearah pintu.

"APA LAGI?!" teriak Athala tanpa tahu siapa tamu yang datang.

Seketika matanya membulat sempurna saat melihat siapa yang ada di hadapannya ini. Alana alias adik kandungnya yang berada di hadapannya sudah melotot dengan tak percaya.

"Abang kenapa teriak sama Alana heh?!" sentak wanita itu menatap sebal kakaknya.

Athala meneguk salivanya lalu menyengir. "M-maaf, tadi abang kira siapa." sahutnya memamerkan gigi putihnya.

Alana mendengus lalu langsung menerobos kedalam tanpa menunggu tuan rumah mempersilahkan masuk. Ia mengedarkan pandangan menatap seluruh ruangan.

"Bella mana?" tanya Alana berbalik menatap kearah abangnya.

"B-bella la-lagi di.."

"Ah lama! Ngomong kek orang gagap!" potong wanita itu lalu langsung pegi begitu saja mengarah kearah kamar.

Mata Athala mendelik melihat kelakuan adiknya yang mendadak kurang ajar ini. "Heh kamu mau ngapain ke kamar abang?"

Dengan cepat ia menghalangi Alana yang ingin membuka knop pintu.

Alana menaikkan satu alisnya lalu menyingkirkan tangan abangnya. "Abang kenapa sih? kayaknya kok takut banget aku masuk?" tanyanya heran.

Athala gelagapan. "Y-ya enggak sih, tapi kan privasi adikku sayanggg.." balasnya mengacak rambut Alana gemas.

"Biasanya juga gak kayak gini. Biasanya juga aku boleh kok main kesini langsung masuk kalau sama Bella." kata wanita itu membuat Athala menggeram dalam hati.

Kenapa sih adiknya ini sangat keras kepala?

Oh iya, jangan heran kenapa Alana memanggil Bella dengan sebutan nama, tanpa ada embel-embel 'kak'. Ya karena umur Alana berbeda 4 tahun di atas Bella. Sebenarnya Alana memang memanggil Bella dengan embel-embel 'kak'. Tapi di larang oleh Bella karena Alana lebih tua darinya bahkan 4 tahun di atasnya.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang