38.

20.5K 1.9K 103
                                    

heii... apa kabar? lama tak jumpa ya... gimana kabar kalian?

berhubung lusa lebaran, gue mau minta maaf kalau ada salah. minta maaf kalau ceritanya kurang memuaskan. minta maaf kalau jarang update.

pokoknya minal aidzin walfaizdin. mohon maaf lahir dan batin!❤

di awal part gue pernah bilang kalau Bella punya adik, tapi di beberapa part sebelumnya gue bilang kalau Bella anak tunggal. nahh gue mau jelasin. adik yang gue maksud itu adalah adik sepupunya. jadi maaf kalau ada salah atau keliru ya teman-teman. suka lupa ey...

***

"Pak Athala!" Athala menoleh ketika suara cempreng itu terdengar, dahinya mengernyit. "Iya ada apa?"

Deva, mahasiswi di salah satu kelas yang Athala mengajar. Mahasiswi yang pernah menggombalinya beberapa bulan yang lalu. Athala ingat, ingat betul dengan gadis di hadapannya ini.

Gadis itu menyengir lalu menyerahkan kotak bekal berwarna biru langit di hadapannya. Kerutan di dahi Athala mendalam, memandang kotak bekal dan Deva bergantian dengan wajah bertanya.

Deva berdecak, meraih tangan Athala dan menyerahkan kotak bekal itu membuat Athala melebarkan matanya. Sontak gadis itu tersenyum lebar. "Ini bekal untuk Pak Athala makan siang. Di makan ya, Pak. jangan sampai enggak!"

Athala menghela napas pelan lalu mengangguk. Mau bagaimana pun juga dia harus menghargai apa yang Deva berikan. Sepertinya gadis itu sangat tulus memberikan makan siang untuknya. Tidak salah kan jika di menerima pemberian Deva?

"Terimakasih, saya terima bekal kamu. Tapi besok-besok tidak perlu memberi bekal atau makan siang lagi. Nilai kamu memuaskan sudah membuat saya senang."
Deva tersenyum lebar, gadis itu mengangguk dengan semangat. "Siap empat lima, Pak!" balasnya ceria.

Athala tersenyum lagi, lalu pamit untuk meninggalkan Deva yang masih mengangkat tangannya membentuk hormat kepadanya itu. Sepeninggalan dosen gantengnya, Deva langsung bersorak gembira. Tubuhnya loncat-loncat kegirangan membuat beberapa mahasiswa/i yang lewat menoleh kearah dengan wajah heran.

"Gak papa deh Pak Athala udah punya istri, siapa tau nanti istrinya mau di madu. Gue gak papa deh di cap pelakor, yang penting sama Pak Athala!" gumam cewek itu tersenyum lebar.






Tanpa sadar dengan apa yang di ucapnya itu akan membuat harga dirinya jatuh.

***

Bella menghela napas lelah ketika pikirannya tidak bisa berfikir jernih untuk membuat part di ceritanya itu. Pikirannya melayang entah kemana membuat Bella tidak bisa fokus. Akhir-akhir ini dia banyak pikiran. Papanya sekarang lebih posesif dan juga menjaganya dengan ketat. Bahkan saat dia ingin pergi ke minimarket Papa nya meminta Arkan untuk menemaninya.

Dengan cara itu membuat Bella malah risih dan tidak nyaman. Apalagi harus berduaan di dalam mobil dengan lelaki lain selain Papanya dan juga Athala. Entah apa maksud dari Papanya menyuruh pria asing itu untuk menemaninya kemanapun dia akan pergi. Seperti bodyguard yang Papanya pesan. Tapi bedanya, Arkan ini malah seperti suaminya yang tidak akan membiarkan dia kemana saja.

Menyebalkan...

Padahal dulu Arkan bilang jika dia adalah karyawan baru yang diutus Papanya untuk mengurus perusahaan. Tapi saat melihat Papanya yang selalu bangun pagi dengan pakaian formas khas orang kantoran membuat Bella bingung. Apalagi ketika tugas Arkan yang seharusnya menjadi pengurus perusahaan kini malah menjadi pengawal pribadinya.

Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang