.5. Tak Menjamin Apa-Apa

3.1K 175 2
                                    

Mungkin aku terlalu sibuk membuat kamu jatuh cinta padaku,  hingga aku lupa kau sudah jatuh cinta pada yang laiN.




Pukul 01.00 WIB, sepasang mata terbangun dari tidurnya. Melirik ke sebelah kanan untuk memastikan sepasang mata lainnya sedang tertidur. Dengan langkah hati-hati, ia beranjak dari ranjang.

Dari pintu belakang rumah, ia keluar. Berjalan menyusuri dinginnya malam dengan jaket tebal yang ia kenakan. Ia mengetuk pintu belakang tanpa menimbulkan suara bising yang berarti. Dan saat pintu terbuka, muncul sesosok wanita cantik yang selama ini menghiasi pikirannya.

Dipeluknya wanita itu, digenggam tangannya, dicumbunya. Nafsunya memburu seperti detik dan menit di jam dinding. Mereka membiarkan diri hanyut dalam dunia kenikmatan. Kerinduan satu sama lain setelah bertahan hanya dengan suara via telepon.

Mereka tenggelam di dunia lain. Seakan tak ada yang tahu perbuatan mereka. Perbuatan yang menentramkan hati sesaat. Ya, hanya sesaat.

Andra memeluknya sebagai perpisahan. Dua jam yang berlalu itu sangat berkualitas. Giska masih terengah-engah. Andra memeluknya semakin erat.

"Makasih ya."bisiknya kemudian. Suara Andra selalu membuat Giska melayang. Suara khas yang tak dimiliki pria lain. Bahkan mantan suaminya sekalipun.

"Ehmm,,,"

"Aku bakal kangen sama kamu."

"Cuma satu minggu khan?"

"Tetap saja."

"Apa aku ikut aja?"

"Andaikan bisa."

"Hahaha."

Alarm pukul 3:20 berdering. Sudah dua puluh menit mereka pelukan dan tiduran sebentar. Andra segera bergegas sebelum istrinya bangun. Ia pakai baju dan mengecup kening Giska sebelum meninggalkan kamar itu.

Saat kakinya melangkah keluar dari kamar, ia melihat foto Giska bersama mantan suaminya. Ia langsung membalik foto itu. Ia tak suka ada pria lain di antara mereka. Meskipun itu hanya mantan suaminya yang sudah meninggal.

Andra menemukan hidup semenjak bersama Giska. Perempuan itu memberikannya ruang cinta yang selama ini terpendam di hatinya. Seketika ia teringat ucapan Rey, teman sekampusnya dulu.

"Kamu yakin nikah sama Onya? Perempuan tomboy itu?'

"Iya Rey. Aku mencintainya."

"Cinta dan nyaman itu beda Dra. Kau hanya terlalu nyaman dengannya. Pernikahan itu butuh cinta yang sesungguhnya. Cowok setampan kamu bisa mendapat wanita yang jauh lebih cantik dibanding Onya."

Perkataan yang dulu membuat darah kemurkaan Andra mencuat. Bahkan ia menonjok Rey hingga cowok itu luka-luka. Mereka sempat musuhan selama seminggu, hingga akhirnya Rey minta maaf pada Andra dan Sonya. Tentu saja ia minta maaf dengan ketulusan hati.

Namun, sekarang Andra jadi kepikiran dengan ucapan itu. Apa mungkin selama ini dia hanya nyaman dengan Sonya? Atau dia hanya belum menemukan orang yang tepat sehingga memilih Sonya? Hal itu mengganggu pikiran Andra hingga dia kembali berbaring di ranjang yang seharusnya. Ia berusaha terlelap meskipun sangat sulit.

***

Mahasiswa berkerumun di satu tempat bagian gedung jurusan olahraga. Tampak cowok dari jurusan olahraga memberikan pernyataan cinta untuk perempuan jurusan komunikasi yang sengaja diundang kesana. Keramaian dan bising menguasai tempat itu.

"Kamu gak pengen digituin?"tanya Andra pada perempuan yang sedang menikmati burger di tangannya. Rambutnya pendek dengan potongan cepak. Ia tampak tak tertarik dengan keriuhan disana.

"Nggak. Kekanak-kanakan."

"Hey, gak boleh loh bilang gitu."

"Tapi benar kan. Buat apa juga menyatakan cinta di depan umum. Bikin malu. Entar semua dosen pasti ngomongin mereka. Dijadiin bahan gosip. Amit-amit."

"Kalau aku gituin kamu gimana?"

"Awas aja. Kita gak boleh temenan lagi."

"Siapa juga yang mau temenan."

"Ya udah, sana pergi. Gak usah ajak ngobrol."

"Aku maunya pacaran, bukan temenan."

Seketika Sonya berhenti mengunyah burger di mulutnya. Ia berusaha memahami ucapan Andra. Dan Andra dengan sabar menunggu reaksi dari Sonya.

"Onya, aku bilang maunya pacaran!"teriaknya setelah satu menit terbuang sia-sia.

"Jangan ngomong sembarangan. Siapapun bisa bilang kayak gitu."

"Aku serius, Nya."

"Entar ujungnya pasti putus."

"Hmm, yaudah kita gak usah pacaran."

"Baguslah."

"Kita langsung nikah aja."

"Hah?"

"Kamu tunggu ya. Sampai kita lulus kuliah dan aku dapat kerja. Terserah sih, kalau gak dapat kerja juga tinggal buka usaha. Pokoknya, tunggu sampai hari itu tiba."

Perkataan itu tak layak dipercaya. Sonya tidak peduli dan tetap menjadi teman baik Andra. Sama seperti biasa. Tak ada yang berubah. Hingga akhirnya pria itu memberikan bukti nyata atas cintanya. A wedding day.

Begitulah langkah kisah cintanya berakhir. Sonya menetapkan hati pada pria tulus itu. Pria yang tak pernah bermain-main dengan wanita manapun. Dan dunia mengakhiri kisah itu dengan perasaan Sonya yang jauh lebih besar dibanding perasaan Andra.

"Pernah loh kakak bilang, aku tuh gak suka sama cowok tampan."sindir Ibeth di acara makan malam sebelum pernikahan. "Sekarang, dapatnya yang tampan banget-banget!"

"Beth, kalau bukan karena Andra gak ngemis-ngemis sama aku, aku gak bakalan mau."

"Masa sih?"

"Iya Beth."

"Gak kebayang sih kak. Kalau gak ada Kak Andra, bisa-bisa kakak gak nikah-nikah sampai sekarang."

"Heh, gini-gini gue laku ya."

"Ngayal lo kak."

Cinta memang luar biasa. Tapi takdir jauh lebih luar biasa. Siapa sangka tiada kepalsuan dalam hubungan itu. Hanya ada kebahagiaan, kepercayaan dan berkat. Banyak yang berkomentar pedas atas pernikahan itu. Mereka merasa kalau Sonya tidaklah pantas untuk Andra. Andra yang populer, jago volly dan basket, sering ikut organisasi dan dikenal banyak adik kelas.

Semua berprasangka buruk atas pernikahan mereka. Hingga akhirnya berlalu 7 tahun dan lama-kelamaan tiada yang menjadikan mereka bahan obrolan. Bukankah waktu sudah membuktikan cinta mereka? Mereka jauh lebih langgeng dibandingkan gadis-gadis penggosip yang kini sudah kawin cerai berkali-kali. Namun kenyataannya, tujuh tahun juga tak menjamin apa-apa. Segalanya bisa berubah entah karena hadirnya orang baru atau memang sudah waktunya untuk mengakhiri segalanya. Waktunya akan tiba jika semesta mengizinkan.


~&&&~

Terima kasih sudah membaca #majyl

Terima kasih sudah membaca #majyl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masih Ada Jari Yang LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang