Jangan menaruh kebahagiaanmu di genggaman tangan orang lain. Karena mudah saja bagi mereka membuka tangannya untuk menjatuhkanmu.
Tiada kisah paling indah, masa-masa di sekolah.
Istilah klise yang tak bisa disamaratakan. Lihat saja, laki-laki itu tampak frustasi menerima pukulan dari berandalan sekolah yang ada disana. Anak berkacamata yang dengan pasrah menerima setiap pukulan. Dia adalah Alo Elbin Aljaba.
"Kau pikir keren setelah dapat medali?"ucap salah seorang diantara mereka.
"Ayolah, gak usah ditunda lagi. Dia perlu dikasih pelajaran biar gak sombong dan merasa hebat."
"Buka bajumu."ucap perempuan satu-satunya yang ada disana. Perempuan yang jika dikelas suka cari perhatian guru dan dianggap siswi berprestasi. Dia pintar, tapi tidak lebih pintar daripada Alo.
"Heh, jangan gila ah. Gak ada yang menarik di dalam situ. Mending bajuku saja yang dibuka."ucap salah satu diantara mereka sambil terkekeh.
"Diem. Aku mau dia yang buka baju!!"
"Terserahlah. Biarin!"ucap laki-laki yang terlihat paling berkuasa di antara mereka.
Dengan berat hati, Alo membuka kancing bajunya perlahan. Sebelum semua bajunya benar-benar terbuka, seseorang datang. Dia meraih rambut perempuan itu dengan ganasnya. Perawakannya seperti laki-laki tapi Alo yakin dia seorang perempuan.
"Kalau ada yang berani, sini!"
"Lepasin!"teriak perempuan itu meringis kesakitan.
Tak ada yang berani menggubris. Sonya Marisa Putri, siswi yang punya banyak teman cowok di sekolah. Dia tak punya teman cewek satupun. Kalau ada yang macam-macam, bisa dipastikan nasibnya seperti apa.
"Kalau kalian gangguin dia lagi, sekali aja, kalian berhadapan sama aku."ucapnya tegas. "Paham kan?"
"I-Iya, paham."
Setelah itu, semuanya bubar. Tinggallah disana Alo dan Sonya. Sonya paling tidak suka ada penindasan di sekolah. Terutama kalau itu menyangkut orang yang tidak bersalah.
"Kamu ga apa-apa?"
"I-Iya."
"Lain kali hati-hati ya. Kalau mereka gangguin lagi, bilang sama aku."ucap Sonya seraya menepuk bahu Alo. Kemudian ia pergi karena teman-temannya sudah datang.
Alo tidak berbuat apa-apa. Bahkan ia lupa berterima kasih. Sampai di rumah ia menyesali semua perbuatannya. Mungkin Sonya satu-satunya manusia di dunia ini yang menyadari kehadirannya. Kalau kata anak jaman sekarang, semacam di notice.
Kesan pertama itu membuatnya menjadi pengagum rahasia. Segala sesuatu tentang Sonya, Alo tahu. Ia tahu kalau cewek itu pintar dan sering jadi juara kelas. Tapi waktu memaksanya untuk berhenti jadi pengagum rahasia. Ya, ketika Sonya lulus SMA. Alo mengagumi sampai akhir. Ia tak menyesal, meski yang dikaguminya tak mengenalnya sedikitpun.
Bolehkah menyebutnya takdir? Saat Alo bertemu Sonya di SMP N 1 JayaWijaya? Sebuah kebetulan yang aneh. Ia terpaku pada perempuan yang dulu ia kagumi. Walau ia tahu perempuan itu sama seperti Kesuma, sudah tak bisa dimiliki.
Bolehkah mencintai wanita milik orang lain? Boleh. Karena mencintai itu rasa yang diberikan kepada manusia. Sulit meniadakannya. Berikan syarat untuk tidak melewati batas dengan merusak hubungannya. Tak sedikit pun ada niat Alo untuk mencampuri rumah tangga Sonya. Tujuannya hanya satu, mengucapkan terima kasih untuk pertolongannya bertahun-tahun lalu. Berterima kasih telah membuatnya percaya diri menghadapi dunia yang menganggapnya beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada Jari Yang Lain
RomancePondasi yang kokoh tak menjamin rumah luput dari badai dan bencana. Ini adalah pernikahan yang harmonis dari dua insan yang dianggap tidak biasa. Pria tampan yang rela menikahi perempuan tomboy dan berpenampilan seperti pria. Hal tersebut membuat wa...