.8. Vena Amoris

2.3K 148 11
                                    

Kau punya tempat dihatiku dan orang lain tidak akan pernah memilikinyA.





Bunyi bel pergantian les berbunyi. Terlihat kelegaan yang amat sangat dari siswa kelas 10 A. Mata pelajaran matematika yang menguras otak itu akhirnya berakhir.

"Jangan lupa tugas untuk minggu depan. Dan kamu,-"Alo berusaha mencari nama siswa yang hampir pingsan di depan itu. "Gabriel, minggu depan akan saya tanya lagi soal yang sama. Dan bapak harap, kamu sudah paham."

"Baik! Terima kasih untuk hari ini anak-anak. Selamat siang!"

"Siang pak!"

Alo berjalan keluar dari kelas dengan buku matematika di tangan kirinya. Ia berniat ke kantin dulu untuk makan semangkuk mie sebagai pengganjal perutnya yang sudah meronta-ronta. Hanya karena nonton liga inggris kemarin, dia sampai telat bangun.

Ia melihat para pelajar sedang berolahraga. Ada Andra disana memantau mereka dari jauh. Andra Henris Aptera, pria yang jadi suami sah Sonya. Sungguh takdir yang aneh.

Alo mencoba mengacuhkannya. Ia hendak pergi tapi tertahan oleh situasi aneh disana. Tatapan mata Andra mengarah ke kelas 10C. Pandangan yang tidak biasa. Bahkan ia tersenyum. Rasa penasaran Alo mencuat. Siapa yang sedang diperhatikan oleh Andra?

Ia melewati mading untuk sampai ke kantin sekolah. Tanpa berpikir panjang, ia melirik nama pengajar di kelas 10C.

|Giskalia Juanita - Bahasa Indonesia|

"Argh, otak lo busuk banget Al. Jangan suudzon woy, jangan!!"batin nya sambil bergumam. Dan saat dia dalam keadaan linglung, ia berpapasan dengan Lala.

"Siang Pak Alo, baru kelar ngajar?"

"Siang Bu Lala. Iya nih bu."

"Mau ke kantin ya? Bareng dong."

"Oh boleh."

Lala sengaja mendekati Alo, cuma buat iseng saja. Kalau iseng dengan guru senior seperti Pak Budi, rasanya tidak etis.

"Oh ya Bu Lala, saya penasaran dengan Bu Giska. Dia udah lama disini?"

Pertanyaan itu berhasil membuat Lala naik darah. Apakah tidak bisa, pria itu menanyakan tentang Lala saja? Sangat tidak menyenangkan bergosip dengan pria.

"Kenapa Pak? Bapak suka sama Bu Giska? Saya bisa atur kalau itu."

"Aish, kenapa sih, guru-guru disini kalau ditanyain tentang seseorang pasti nyangkut pautin ke rasa suka. Saya heran."

"Terus tujuannya apa kalau bukan buat itu?"

"Saya belum mengenal Bu Giska dengan baik bu. Saya tidak mau kalau saya bicara sama dia, jadinya menyinggung."

"Bapak gak pernah memikirkan perasaan saya?"

"Apa saya pernah menyinggung ibu?"

SERING! SERING BANGET!

"Nggak kan bu?"lanjut Alo seolah menjawab pertanyaan tadi. Tak ada perubahan raut wajah disana. Ia hanya berjalan dengan sombongnya.

Dengan berat hati, Lala menceritakan tentang Giska. Janda muda yang sering diolok-olok di tempat tinggalnya dulu. Sayangnya, Lala tidak tahu fakta bahwa suami Giska orang yang sangat buruk. Giska tak pernah memberitahu kepada siapapun. Semua orang hanya tahu kalau Giska berpisah karena kematian semata. Bukan karena ada masalah dalam rumah tangganya.

Masih Ada Jari Yang LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang