.6. Apa Pentingnya Dosa?

3.6K 176 12
                                    

Cinta menunjukkan keterbatasannya ketika berlabuh pada dua hatI.



Sebagai penanggung jawab osis, Sonya harus menghabiskan tambahan waktu selama dua jam di sekolah. Dan ironisnya, dia harus menghabiskannya bersama Alo. Sungguh keadaan yang tak mengenakkan.

Guru hanya perlu memastikan dari jarak beberapa meter. Mereka memantau sembari melakukan apapun yang diinginkan. Semacam mengoreksi tugas siswa dan lain-lain.

"Bu Sonya, emang osis selalu begini?"

"Maksudnya?"

"Selalu sekaku ini. Gak asik banget."

"Gak usah sok asik. Semua siswa ngomongin kamu. Katanya guru paling kaku se SMP 1 Jayawijaya. Jadi gak usah ngajarin anak osis."

"Mereka salah. Kaku dari mana? Saya sering kok nyuruh mereka nari di depan kelas karena gak bisa ngerjain soal."

Dengan wajah kesal, Sonya fokus memperhatikan anak osis. Kehadiran Alo juga tak berguna banyak. Dia malah membuat suasana canggung begini. Berada dalam suasana itu memang membosankan. Mereka tidak terlalu berguna dan hanya memantau dari jauh. Sonya mengirim pesan pada Andra. Selang sepuluh menit tak ada balasan.

"Bu Sonya udah lama nikah?"tanya Alo lagi. Sonya tak habis pikir dengannya. Sopankah bertanya dan kepo dengan pernikahan orang yang tidak terlalu dekat dengannya? Statusnya saja yang guru, perilakunya jauh dari kata terdidik.

"Saya nanya gak ada maksud apa-apa bu. Ibu bisa tanya semua guru, saya orangnya emang begini."Alo mencoba meluruskan. Ia tahu kalau Sonya berpikiran negatif padanya.

Sonya baru ingat kalau Rinni pernah bercerita tentang Alo. Alo itu guru yang memiliki jiwa detektif. Itulah yang membuat Lala menghapusnya dari daftar target pasangan. Alo bisa tahu latar belakang semua siswanya hanya dengan beberapa pertanyaan. Makanya siswa yang dia ajarin tidak berani berbohong.

"Emang kenapa penasaran pak? Ada yang salah dengan saya? Apa bapak berpikir saya gak cocok sama Pak Andra?"

"Eh, bukan begitu. Saya hanya perlu tahu orang lain, biar bisa langgeng sebagai rekan kerja. Dan menurut saya, gak ada yang pantas menilai kecocokan kalian selain kalian sendiri. Emangnya cinta itu angka matematika? Enggak kan bu?"

"Iya sih."

"Terus gimana bu?"

"Jadi,-"ucap Sonya memulai ceritanya. Cara Alo memberi alasan membuatnya leluasa bercerita. Seketika, persepsinya tentang pria itu berubah. Dia bukan orang aneh yang harus dihindari. Dia sama seperti Pak Budi dan Pak Jaus.

"Ohhhh,,,,"

"Pak Alo sendiri gimana? Kok niat sekali ngelamar ke sekolah ini. Saya tahu kok nilai Pak Alo tinggi karena dikasih tahu Pak Jaus. Kalau ngelamar ke sekolah di kota pasti menang juga."

"Saya begini karena dendam kesumat bu. Dendam pada seseorang emang gak disarankan. Pikiran saya dulu, saya bisa lepas dari pengangguran dengan cara apapun. Ternyata saya malah berakhir di tempat yang jauh dari keluarga dan teman-teman saya."

"Dendamnya terbalaskan?"

"Tidak. Boro-boro di notice, saya malah tidak dianggap lagi sama mantan."

"Memang penyesalan selalu datang terlambat pak."

"Tapi saya tidak menyesal bu."

"Baguslah."

Rupanya rapat osis sudah usai. Ketua osis mendatangi guru penanggung jawab dan memberikan hasil rapat yang mereka sepakati. Sudah hampir pukul 3 sore. Ternyata mereka rapat dalam waktu yang lumayan lama.

Masih Ada Jari Yang LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang