.24. Pembalasan

5.3K 264 16
                                    

Dengan ketidaksempurnaanmu, kau menyebut orang lain tidak sempurna? Ambil kaca, dan berkacalaH



Seseorang bisa menjadi apapun yang dia mau. Jika disakiti membalas, atau jika disakiti malah diam. Sonya seharian tak ada kabar lagi setelah panggilan terakhir kepada Ibeth. Dan ini sudah hampir siang. Ibeth yang tidak tahu apa-apa malah menghubungi Andra. Pria itu datang dengan wajah khawatir. Dia menganggap dirinya suci di depan Ibeth. Ya, seakan tidak ada yang terjadi.

Andra tidak paham dengan perasaannya sendiri. Setelah diusir dari rumahnya sendiri, Giska memang depresi. Sekali seminggu dia ke psikolog. Walau jaraknya jauh dari Desa JayaWijaya. Dan Andra rasa, Sonya terlalu jahat telah melakukan itu pada Giska.

"Tenang aja ya Beth. Kalau dia gak pulang sampai nanti sore, abang lapor polisi."ucap Andra menjelaskan. Andra masih sangat ragu untuk melapor polisi. Dengan alasan bahwa masalah mereka itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Gimana caranya tenang? Kak Onya nelfon aku malam-malam, nyuruh aku menjaga Gavin. Abang gak mikir? Abang harusnya nelpon polisi, bukannya diam aja."

"Abang akan nelfon polisi, tapi tunggu sampai sore. Ini demi semua orang."

Ibeth tidak menanggapi. Dia merasa kalau abang iparnya itu memang terlibat masalah dengan Sonya. Mereka terlihat aneh akhir-akhir ini. Terutama Sonya. Setelah mereka mengadopsi Gavin, bukannya tambah membaik malah tambah buruk.

Ketika waktu menunjukkan pukul tiga, Sonya kembali. Waktunya sangat pas, membuat Andra tak sempat menghubungi polisi. Atau sekedar mengabarkan kepada tetangga dan orang sekitar.

Sonya masih dengan pakaian yang sama. Dia duduk di ruang tamu, membuat Ibeth hampir menangis. Kehilangan kakak yang dia cintai akan membuatnya sangat terpukul. Sedang Sonya, berbeda dengan yang kemarin Andra temui. Dia malah menyunggingkan senyuman. Memandang lurus dan tak mempedulikan intervensi.

"Kamu kemana aja Nya? Kamu bikin kita semua khawatir."ucap Andra.

"Gavin dimana Beth?"tanya Sonya tak mempedulikan ucapan Andra.

"Lagi di kamar, tidur. Kakak dari mana aja? Kakak gak tahu kita khawatir?"

"Baguslah. Cuma dia satu-satunya alasan aku hidup."ucap Sonya dengan wajah datar. "Kamu mau kita gimana?"tanya Sonya pada Andra. Andra masih syok, ia kira Sonya akan merahasiakan semuanya dari Ibeth. Tapi dia malah hendak mengakhirinya.

"Apa maksudnya ini kak?"tanya Ibeth bingung.

"Dia selingkuh dengan Giska, wanita yang benar-benar kakak kenal. Aku juga gak mau ini semua berakhir. Tapi kesempatan yang kuberikan tak ada gunanya."

"Kau memberiku kesempatan?"tanya Andra tak percaya.

"Tentu saja. Sudah lama aku tahu perbuatanmu."

"Wah gila! Kau benar-benar gila."ucap Andra tertawa getir mendapat kejutan itu. Tak menyangka bahwa hati wanita itu bersandiwara selama ini. Kecuriaan Giska selama ini benar.

Tamparan keras dari Ibeth mendarat di wajah Andra. Membuat pria itu hendak murka, tapi dia tak punya argumen untuk membela diri. Sedang Ibeth terlihat sangat marah. Dia tak habis pikir dengan perbuatan hina itu.

"Apa-apaan kamu?"teriak Andra tak terima.

"Aku akan melaporkanmu. Aku berharap kau dan wanitamu itu dipecat secepat mungkin."

"Kau berani melakukan itu?"

"Tentu saja."

"Aku punya banyak kolega. Aku bisa menggagalkannya."

Masih Ada Jari Yang LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang