.7. Ia Ingin Mengubah Takdir

2.7K 160 9
                                    

Bagaimana jika cinta yang layak untukmu adalah cinta yang tak akan pernah kau temukan?





Hari rabu sore, setelah pulang sekolah, Sonya langsung menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah tangga. Baju kotor sudah menumpuk di ember. Sonya belajar semua hal sejak memasuki dunia pernikahan. Sebelum menikah, pekerjaan rumah dilakukan oleh mama dan adiknya, Ibeth. Siapa juga yang percaya tugas-tugas itu bisa diselesaikan Sonya, perempuan tomboy yang kerjaannya olahraga itu.

Andra sedang ada urusan dengan Pak Jaus. Kemungkinan dia pulang lebih sore lagi.

Baju-baju Andra menggantung di balik pintu. Akhir-akhir ini Andra menghabiskan baju lebih banyak dari biasanya. Mungkin dia mulai peduli dengan penampilan.

Setelah semua baju dijemur, Sonya mencari cemilan di dalam kulkas. Menuangkannya di dalam mangkuk dan diletakkan di meja depan televisi. Tak lupa ia mengambil jus jeruk dan dicampur dengan es batu. Ia menekan remote televisi dan menonton beberapa acara hiburan sore.

Nikmat sekali bersantai setelah menyelesaikan banyak pekerjaan rumah. Sesaat kemudian, ia rebahan di atas sofa. Mulai mengantuk dan hampir terlelap. Hingga akhirnya panggilan telepon menghentikan rasa kantuk itu. Dari Ibeth.

"Hallo, Elizabeth Varissa Putri!"

"Hallo kakakku yang cantik."

"Gombal ya. Ada niat apa sampai bilang aku cantik?"

Ibeth terkekeh dan tertawa renyah. "Kak, dua minggu lagi si Angga mau merit. Kakak datang kan?"

"Males ah,-"

"Please kak, temenin aku. Aku gak mau sendiri kesana."

"Sendiri apanya. Mama sama papa kan ikut."

"Tapi gak ada yang bisa kuandalkan. Entar aku dihina-hina sama Angga."

Angga adalah sepupu kandung Ibeth dan Sonya. Angga itu sombongnya keterlaluan. Ia bisa membuat emosi Ibeth naik turun. Wajar saja Ibeth tidak menyukainya. Angga pasti akan tertawa puas saat melihat Ibeth datang tanpa pasangan. Angga menang dalam hal pekerjaan dan pasangan. Ibeth memang sudah kalah telak. Kuliahnya saja harus diperpanjang karena bermasalah dengan dosen pembimbing.

"Makanya jangan nyari masalah, Beth."

"Siapa yang nyari masalah kak? Si Angga nya aja yang sombongnya gak ketulungan."

"Ya udah, nanti kakak usahain datang ya. Tapi gak janji loh."

"Iya deh kak, tapi aku berharap banget."

"Iya Ibeth, iya."

"Ya udah ya kak, aku mau ngurus sesuatu dulu sama dosen. Bye kak, see you!"

"Bye Ibeth!"

Sonya kembali melihat layar televisi. Ah, rupanya Angga sudah mau menikah. Sepupunya itu lahir dengan privilege yang luar biasa dari orang tuanya. Orang tua kaya yang hanya punya satu anak. Wajar sekali Angga sombongnya minta ampun.

Suara mobil terparkir di depan rumah terdengar. Andra sudah sampai. Ia langsung berlari membuka pintu dan menyambut Andra dengan mulut belepotan cemilan.

"Gimana tadi, masalahnya sudah beres?"

"Sudah Nya, ribet banget urusannya Pak Jaus. Mau gimana lagi, semoga tahun depan aku bisa jadi wakil kepala sekolah."

"Amin."

"Ya udah, aku mandi dulu ya. Kamu lagi makan apa itu, sampai mulutnya belepotan."ucap Andra sambil membersihkan wajah Sonya. Tingkah Andra yang membuat hati Sonya berbunga-bunga.

Masih Ada Jari Yang LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang