.25. Kacang Lupa Kulitnya

4.3K 231 17
                                    

Jika manusia tak bisa membalas, maka karma yang akan membalaS




Giska mencapai kemenangan pertama dalam hidupnya. Feeling nya selama ini benar. Semua yang dialami terkait campur tangan Sonya. Dan terbukti, hal itu membuat Andra memilihnya. Sekarang dia memiliki Andra seutuhnya. Tak cuma hati, tapi juga raga.

Mereka mengajar di sekolah yang sama. Andra memang terlihat kecewa ketika harus kembali mengajar dan melepaskan jabatannya sebagai kepala sekolah. Tapi pasti kekecewaan itu lama-lama memudar. Kenyataan kan mampu menghancurkan ekspektasi.

Satu-satunya hal yang tak bisa lepas dari hidup Giska adalah jadi bahan pergunjingan. Tapi tenang saja, itu juga berlangsung hanya sementara. Manusia kan gampang lupa. Pepatah yang bilang bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian sangat tepat untuk hal ini.

Tapi hari ini ia malah kedatangan tamu tak diundang. Andra menyuruhnya untuk tetap di dalam rumah. Dia tahu kalau keluarganya sendiri ada dipihak Sonya.

"Mama ngapain kesini?"tanya Andra tak nyaman.

"Mama ke rumah anak mama sendiri. Memangnya harus minta izin? Dimana pelacur yang kau simpan?"

"Ma? Sonya bilang apa sama mama? Dia pasti menghasut mama. Makanya mama mikir kalau aku yang salah?"ucap Andra memutar balikkan fakta. Bahkan di depan ibunya sendiri, dia mampu melantunkan kebohongan.

"Sonya tidak bilang apa-apa. Mama cuma pengen ketemu pelacur itu."

"Jangan panggil dia pelacur!"

"Ya sudah, beritahu mama siapa namanya?"

"Namanya Giska."

"Ya, tolong suruh dia ketemu mama."

Andra sangat bimbang. Tapi Arini tetap pada pendiriannya. Anaknya itu sudah tidak punya kewarasan. Rela meninggalkan takdir sejati demi takdir yang semu belaka.

"Udah sih, tinggal nyuruh keluar aja apa susahnya. Waktu diam-diam ketemu dia aja bisa. Gini doang masa gak bisa."ejek Zio menyepelekan.

Andra membawa perempuan itu keluar rumah. Giska berusaha tersenyum ramah, tapi dua tamunya kali ini sangat membencinya. Bahkan Zio seketika tertawa. Tawa seperti menghina. Seakan ngasih tahu Andra bahwa perempuan itu sangat jauh dibawah Sonya. Kalau kata orang-orang di dunia maya, meninggalkan tambang Emas Papua demi Lumpur Lapindo.

"Mama mau ngomong sama dia."ucap Arini sambil berjalan ke halaman belakang. Sedang Andra dan Zio tetap disana. Perang dingin di antara mereka tak akan berakhir. Mereka sudah lama tak berhubungan baik, ditambah lagi setelah perbuatan Andra pada istrinya.

"Kamu beneran mencintai anak saya?"tanyanya lembut. Tak lagi bernada tinggi seperti tadi. Dia berusaha mengatur nada suaranya.

Giska langsung terhanyut. Mungkin dia bisa mendapatkan kemenangan kedua. Ya, mengambil hati calon ibu mertuanya. Percaya diri itu datang.

"Iya, ibu. Saya benar-benar mencintainya. Dia orang pertama yang saya cintai. Memang saya seorang janda, tapi mendiang suami saya menikah bukan atas cinta. Andra satu-satunya orang yang memberikan saya alasan untuk hidup."ucap Giska panjang kali lebar. Ucapan yang ia harap membuat wanita paruh baya itu iba. Dia berharap mendapat belas kasih, setidaknya pengertian.

Ternyata semua itu hanya angan belaka yang tak pernah melewati kata ekspektasi. Tamparan keras datang dari tangan wanita itu. Tamparan yang menghantam wajah sebelah kiri Giska. Seketika Giska menangis. Tak kuat air matanya mengalir.

Masih Ada Jari Yang LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang