Saat Ayu masuk kedalam perkarangan rumah seorang dr. Fawaz Khairan Thaahir , Nyali Ayu menciut dia merasa tidak seharusnya masuk kerumah orang terpandang seperi mereka.
Ayu hanya tidak ingin, ucapan orang diluar sana . Melukai hati keluarga ini. Ayu yang berpamitan pergi, ditahan oleh Bundanya lebih tepatnya mengancam. Ayu mana bisa melihat seorang Ibu menangis, apa lagi gara-gara Ayu sendiri.
Dan akhirnya Ayu berada di ruang keluarga besar Bunda, i satu persatu turun menghampiri Bunda. Ayu tahu pasti ini anak-anak bunda , beserta menantu dan cucunya. Lihat apa yang terjadi sekarang, Ayu pikir kedua anak bunda dan lainnya, tidak menyukainya.
Justru keduanya begitu bahagia, bisa memilki adik perempuan. Dan untuk kedua mantu bunda ,karena keduanya anak perempuan satu-satunya dirumah. Kadang berpikir ngerasain punya adik perempuan, dan akhirnya dapat juga. Bahkan cucu dokter fawaz begitu menyukaiku, apa lagi saat salah satu ada yang membawa ukulele, Ayu meminjamnya dan memainkannya, kedua anak kecil itu jingkrak-jingkrak seperti menang lotre hahaha.Tadinya Ayu ingin melanjutkan main-main bersama 2 bocah yg hiperaktif ini. Namun disayang, Bunda ngomel menyuruh aku buat istirahat.
Sebenarnya seorang Ayu capek tidur terus, tapi ingat apa yang di bilang Ayah. Bunda kalau uda natap serem ,Ayu takut.
Takut kalau Bunda gak sayang lagi sama Ayu, bukan sama omelannya. Malah Ayu seneng kalau di omelin.
Bahkan sampai sekarang ini Bunda gemes,"kamu diomelin malah senyum-senyum begitu terus sekarang peluk sama cium bunda beginih. Haduhhhh bisa-bisa Bunda gak mau balikkan kamu ke Nathan lagi ini . Upsssss. ..".
"Maksud Bunda apa yaa?".
"maksud Bunda kamu gak boleh balik kepanti duluk, kalau ada waktu mau Bunda ajak keliling Natderlan. Itu maksud bunda"..untung Bunda Zahra banyak belajar alibi dari mas fawaz hahaha.
Sedangkan Ayu tidak menaruk curiga apa pun, dia hanya tersenyum bahagia.
* * * * *
Ayu berjalan menelisik setiap sudut ruang yang ada di kamar ini, begitu lembut dan nyaman. Memang identiti untuk hunian seorang gadis belia. Ini pasti kamar anaknya Bunda yang sudah meninggal. Saat Ayu melihat sebuah foto keluarga. Ayu bergumam dalam hati.
"Kamu cantik tidak hanya farasmu dan hatimu saja. Tapi kamu sama seperti mereka, seperti malaikat bagiku. Semoga kita kelak bisa bertemu. kamu beruntung, setidaknya saat bumi telah memelukmu. Bahkan mereka tidak pernah henti melupakanmu. Kamu orang tersayang, terima kasih walau sesaat kamu meminjamkan Ayah , Bunda dan Keluarga mu memberi kasih sayangnya padaku.
Aku berjanji tidak akan meminta lebih, stelah semuanya selesai Aku tidak akan menumpang pada sosok dirimu. Kamu dan Aku berbeda. Tapi Aku ingin berharap, Aku mendapatkan rasa sayang yang sama. Maaf Aku meminjam tempat ternyamanmu disini. Semoga mimpi indahku membuatku bangun dalam keadaan baik secukupnya, bukan menjadikan ku tamak".
Seutas senyum Ayu kembangkan, saat dia merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur ini. Begitu wangi dan terjaga. Sampai Ayu masuk kedalam tidur yang nyeyak.
* * * * *
Sedangkan sang pangeran yang sibuk mendadakan perdin ke luar negeri selam beberapa hari kemarih, sudah kembali dan meluncur langsung kerumah Bunda Zahra. Hanya memastikan gadisnya yang dia jaga begitu protektif, agar aman dimana pun dia berada.
"Assalamuallaikum Bund".
"Waqallahikumsalam, ehemmm cepat banget kamu than . Kalau soal Ayu, dia lagi istirahat. Jangan diganggu duluk. Dia kan baru selesai Oprasi usus buntu. Jadi perlu istirahat, jangan kamu ganggu duluk".
"Iya bund , Aku tau koq. Aku kesini mau kasih oleh-oleh buat Bunda".
Dalam hati Nathan pasti Ayu memberi amanah kepada Ayah Fawaz , untuk tidak memberi tahu yang sebenarnya. Pasti begitu sakit untuk Ayu tersiska seperti ini dibuat oleh keluarganya sendiri."Makasih lho Than, hemmm kamu itu diajak bicara tapi melamun aja. Sudah istirahat sana, tapi gak boleh disini. Nanti Papa mu nyariin , Bunda kenak repet lagi".
"Iya Bund , Nathan pamit yaa. Salam sama semuanya ya Bund".
"Iya tenang disampaikan, terutama untul bidadari yang lagi tidur kan hahaha".
Nathan hanya bisa tersenyum dan berpamitan meyalimi Bundanya, dan berlalu dari mansion keluarga Thaahir.
Selang lima menit dari kepergian Nathan, para sepupu nathan baru terlihat turun.
"Bunda tadi kayaknya Aku dengar suara Bang Nathan? Anak nya mana Bund?". Kata si sulung , anak Bunda Zahra.
"ooh, sudah pulang. Dia hanya memastika bidadarinya baik-baik saja keadaannya. Maklum lagi kasmaran kayak orang uring-uringan Abangmu itu hehe".
"Yaa Allah uda laku rupanyanya Bang es balok Bund?". Ucap adik sih sulung, kalau sudah menyangkut sih nathan bawakannya gatel pingin ngorek informasi haha.
"Husshhhh, gak boleh gituh sama Bang Nathan. Gituh-gituh Abangmu juga , kalau gak ada bang nathan gak bakal juga kamu nikah cepat. Yaaa walau tetap Allah yg sudah menggariskan jodohmu, lihat emmmm Bunda kadang gak habis pikir lihat ini. Istrimu itu Ya allah sabarnya mintak ampun lho".
Bunda benar-benar gak habis pikir lihat anak kembarnya ini, sih Fachri dan Fathan. Yang sulung Fachri sifatnya persis kayak mas Hamdanya sedang ini Fathan sebelas dua belas mirip Ayahnya. Jahil banget, suka bangun nih sosok singa tidur.
"tapi tadi kata Bunda bidadari? Siapa Bund!?". Ucap Fathan penasaran.
Sedangkan si sulung hanya berohh ria saja. Hemmm bunda beserta istri kedua anak kembarnya hanya bisa tergelak melihat tingkah laku abang adik ini. Yang kadang absurd haha.
Bunda yang mendapatkan banyak pertanyaan hanya bisa memberi kisi-kisi. Yang pasti sebentar lagi balok es gak melajang lagi, dan berlalu pergi menuju kamar untuk isitirahat."Aishh... Bunda gak asyik belum juga dapat jawaban, kalau begitu sama aja gantung jawabnya". Kata Fathan yang ga suka dibuat penasaran.
Sedangkan kembarannya berlalu pergi menuju kamarnya juga, menyusul istirahat dengan anaknya yang sudah terlelap bersama anaknya sih Fathan. Lihatlah kelakuan adiknya itu, anak siapa diletakkan dimana. Untung saja tempat tidurnya ada dua. Kalau gak, Fathan habis dibuatnya.
"Abi, ga boleh begituh donk. Nanti juga tahu koq siapa pasangan bang nathan. Gak boleh penasaran begitu, doakan aja yang terbaik untuk bang nathan. Kita istirahat saja yuks. Oohh Yaa Abi tolong ambil Syahla dikamar Mas Fachri donk. Pasti dia ketiduran disana?".
"Hah... Gak usah umi . Biar orang itu ngasuh anak dua, dan waktunya kita quality time umi. Kasih adik Syahla yukss umi?".
"Hemmm Abi mesum banget sih, ini dirumah Bunda loh nanti dengar yang lain Umi maluk bi".
"mesumnya kan hanya sama Umi, gak berani sama yang lain hehehe".
"Dasar, hemmm seorang istri gak boleh nolak permintaan suami".
Saqinnah tersenyum dan mengangguk, kinih wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Gimana tidak, di gendong ala bridal style dan itu dilakukan didepan Bunda yang gak sengaja lewat mau ngambil Jusnya kedapur.
Sedangkan Bunda hanya bisa geleng-geleng lihat tingkah absurd anaknya satu ini. Persis kayak Ayah nya itu hahaha.
🌻🌻🌻🌻🌻
Alhamdullilah Dunia persilatan yang buat wajah ketat, kini bertabur rasa kasmaran kayak anak ABG hahaha. Aku bilang banyak pemain , banyak plot yang akan buat kisah makin dah dig dug serrr😅😅😅.
Sekali lagi mohon maaf kalau banyak typo yaaa!Soo Happy reading buat sayoongs
Aku hanya ingin menegaskan kesempurnaan milik sang semesta
Kekurangan milik hambanya saja.
Ingat untuk ngevote, comment and follow!
Tidak untuk mengcopy dan lainnya yang melanggar UU hak cipta.
Biasakan berkarya tanpa mencuri ide milik orang lain. Aku senang kalau share tulisan aku ke media lain, tapi tolong cantumkan penulis aslinya yaa!
Terima kasih😊🙏
_ _ _ _ _
"Cerita ini hanya fiktif belaka , bila ada kesamaan tempat dan tokoh atau pun ceritanya, itu hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"
▫
▫
▫
©Story of "Sweet Smile" by ©AMÉ
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Smile (ON GOING)
SpiritualExclusive Writing by ©AMÉ //Siti Halimah Tusa Diah . . Selesai membaca jangan lupa tinggalin jejak, agar tau jalan pulang dan kembali menapak😬😬!!! . . Cerita ini hanya fiktif belaka , bila ada kesamaan tempat dan tokoh atau pun story-nya, itu han...