Kebohongan Kian Mencekik

43 24 8
                                    

Nathan berusaha tidak melihat situasi di seberang sana, kenapa? Karena Dia tidak ingin bergabung bersama orang tua yang tidak menjaga amanah dari tuhannya. Tapi Nathan hanya bisa bermimpi saja tidak akan disatu meja yang sama dengan lelaki yang dulu begitu dia sanjung kini benar-benar nathan muak dengan wajah bermuka dua seperti itu.

"Lo than kalau gak gue panggil gak akan noleh kesini, disini aja makannya. Biar makin rame than". Kata seorang Rion yang sedikit memaksa.

"Hmm... Baiklah kita gabung disini aja makannya".
Kataku sekalian ingin melihat sebanyak apa ekspresi lelaki tua dihadapanku ini, saat banyak pertanyaan yang akan aku beri nanti.
Kelimanya pun duduk dalam diam sambil menikmati hidangan yang sudah disajikan. Lihat kondisi seperti ini, nathan yang biasanya paling pantang banyak bicara didalam keadaan makan. Dia membuat rekor terbaru saat ini sepertinya.

"Bagaimana kabar om wisnu ? Saya dengar tante juga baru selesai oprasi yaa om?".

"Alhamdullilah sesuai yang kamu lihat, saya sehat. Dan yaa istri saya baru saja selesai melakukan oprasi. Alhamdullilah lancar semuanya".

"saya turut bahagia melihat kebahagian oom wisnu. Bahkan beberapa orang diluar sana banyak yang menderita demi kebahagian orang lain".

"maksud kamu apa Nathan, saya gak ngerti?".

"ohh anggap om gak mendengar ucapab saya tapi kalau om sudah terlanjur mendengar juga gak papah kan. Ini hanya sebuah cerita saja, tapi cerita yang buat saya sedikit terenyuh. Masih ada manusia seperti itu di bumi ini, manusia yang menelantarkan amanahnya untuk sebuah image yang dia jaga. Apa lah arti nama baik , kalau diatas cerita yang dia buat melukai hati manusia lainnya". Kataku sarkas begitu menusuk

"Benar kata Mas Nathan, sekarang banyak manusia picik. Di depan alim dibelakang amit-amit. Bagus kayak gue, apa adanya. Hidup gak perlu ditutupin. Yang perlu memperbaiki hal yg gak baik jadi lebih baik. Kalau hanya karena image mah, itu orang sama aja goblok".
Ucap seorang Fathan yang sedikir menambah racikan dalam pembicaraan ini.

"Ngomong-ngomong Lo tumben cerita panjang lebar begitu than, baru nonton apa Lo sampai menghayatin begitu? Tapi gue suka isi cerita Lo. Terkadang manusia lupa apa yang seharusnya dia lindungi, bukan harta tapi buat gue sih cinta dalam keluarga. Segak sempurna apa pun keluarga Lo selama bersama-sama buat gue semua bisa dilalui". Kata rion menyahuti.

"Benar kata Loe ion, ibarat beginih nih. Gue punya teman nih, dia punya adik cowok ganteng ,tapi sayang dia depresi uda kayak orang gila ion. Lo tahu karena apa dia cacat lumpuh karena ulahnya sendiri. Suka balap liar, tapi alhamdullilahnya gue salut sama orang tua sahabat gue itu. Gak malu bahkan keluarga mereka solid banget saling mendukung. Gak ada namanya ngebuang anak demi ngelindungi nama baik. Yang ada jaga amanah dari Allah itu hadiah terbesar buat mereka , paling gak buat celengan ke surga". Kata fathan sudah seperti boom atom bagi papa nya rion.

"uhuk uhuk uhukkk".

"Papa pelan-pelan makannya. Jadi tersedak begitu".

"Sepertinya cerita kami dimeja makan buat om gak nyaman , lihat wajah om memerah karena tersedak. Saya jadi gak enak memulai pembicaraan yang seharusnya gak perlu di bicarakan saat keadaan makan beginih". Sarkasku langsung ke om wisnu.

"oooh gak masalah Than, hanya kesedak saja. Nanti juga membaik".

"Alhamdullilah, Saya berdoa selalu semoga Om wisnu selalu dalam keadaan baik dan menjaga amanah yang diberikan Allah swt. Saya sudah selesai makan, saya buru-buru harus segera pergi ada clien yg harus saya temui. Saya permisi duluan om, assalamuallaikum". Kataku santai dengan keadaan yang mulai mencair.

"waqallahikumsalam, titip salam sama keluargamu di rumah ya than hati-hati dijalan".

Dan kedua sepupu Nathan pun mengikutinya sampai berpencar di parkiran kantor, tapi yang membuat Fachri fokus adalah setiap ucapan mas nathan yang begitu menusuk om wisnu. Fachri merasa ada yang aneh dari gerak gerik mas Nathan.

Ada sesuatu yang mas nathan sembunyikan. Semoga dugaannya gak benar. Karena gak seperti biasanya keadaan di meja makan seperti itu.

* * * * *

Seorang Wisnu Abraham kalah telak saat berbicara dengan Nathan, lihat keadaan tadi saat di restaurant membuatnya mati kutu. Kenapa situasi ceritanya membuat diri wisnu begitu tertampar, tapi wisnu meyakinih lagi. Bahwasannya wisnu abraham tidak melakukan kesalahan tapi sebuah kebenaran yang seharusnya memang dilakukan seoarang kepalah keluarga.

Rasanya dasi ini pun kian mencekik, saat banyak pertanyaan dibenak wisnu. Kenapa Nathan seolah-olah sengaja membicarakan itu dihadapannya, seperti ingin menjatuhkan lawanya saja. Tapi wisnu meyakin nih, tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang apa yanh dia lakukan .

"Sebaiknya aku menemuinya lagi, kalau bisa Aku ingin anak sialan itu pergi dari kehidupanku. Atau sebaiknya Aku pindahkan dia kenegara lain. Itu jauh lebih baik".

"Ehemmmm... Siapa Pa yang mau di pindahkan ke negara lain. Kayaknya papa setres banget mikirinya? Ada yang buat masalah sama papa?!"  ucap Rion penuh tanda tanya.

"Ohhh gak, itu ada pegawai gak bejus. Tapi sudah selesai , gak perlu kamu pikirkan. Kamu sendiri ada apa nemui papa? ".

"ohhh ini Aku mau tanya, soal acara syukuran mama jadi dibuat sabtu besok pa?"

"insha allah jadi ion. Kamu uda urus semuanya kan?".

"uda pa, semua sudah rion urus. Dari set acra , konsumsi sama beberapa kerabat dan teman dekat aja aku undang. Sama anak-anak panti juga aku undang".

"Ya sudah bagus lah, kalau begitu papa pamit pulang duluan yaa. Tubuh papa lemes banget, kayaknya kecapekan  banyak deadline yang papa kerja kan dari kemarin".

"iya pa, hati-hati. Oh ya pa, nanti bilang sama mama aku gak makan dirumah. Aku mau ketemu teman aku".

Wisnu hanya mengangguk dan berlalu dari pandangan anaknya. Rion yang melihat itu, ada yang aneh dengan sikap papanya. Semenjak kejadian tadi siang saat makan bareng Nathan dan sih kembar. 

Bahkan dengan apa yang dia dengar tadi dari balik pintu ruangan papanya. Rion makin berpikir jauh kedepannya seperti ada yang papanya sembunyikan...

🌻🌻🌻🌻🌻

Terkadang manusia yang tidak memanusiakan manusia lainnya telihat kejam.
Yaa itu lah adanya manusia hidup begitu kejam, sampai mulut pun lebih tajam dari pisau silet. Aku cuma berpesan mulutmu harimau mu. Berbicaralah seperlunya, diamlah lebih indah bila itu lebih baik. Tapi kalau mau speak up boleh aja, tapi cangkem itu agak di filter yooo. Dunia kejam tapi lebih kejam lagi akheratmu .

* * *

Aku hanya ingin menegaskan kesempurnaan milik sang semesta
Kekurangan milik hambanya saja.
Ingat untuk ngevote, comment and follow!
Tidak untuk mengcopy dan lainnya yang melanggar UU hak cipta.
Biasakan berkarya tanpa mencuri ide milik orang lain. Aku senang kalau share tulisan aku ke media lain, tapi tolong cantumkan penulis aslinya yaa!
Terima kasih😊🙏
_ _ _ _ _
"Cerita ini hanya fiktif belaka , bila ada kesamaan tempat dan tokoh atau pun ceritanya, itu hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"



©Story of  "Sweet Smile"  by ©AMÉ


Sweet Smile  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang