Memar Sudah

45 20 6
                                    

Allah memberimu amanah dalam menjaga titipannya. Maka sepatutnya Kamu menjaga , bukan meninggalkannya dalam duka dan lara. Saat Kamu tidak menerimanya, maka tidak seharusnya Kamu mendekatinya. Memintanya begitu bersungguh-sungguh. Tapi hasil kesungguhanmu, mengingkari setiap janji yang Kamu jabarkan. Jangan salahkan Semesta dan Nikmatku yang telah ada di hadapanmu.


╭∩╮(︶︿︶)╭∩╮(︶︿︶)╭∩╮

Tanpa Ayu sadari sejak tadi sosok Nathan mengikutinya dari belakang. Nathan begitu khawatir, karena Nathan tau dibalik sikap biasanya Ayu ,Dia menyembuyikan luka yang begitu dalam .

Bahkan mungkin sulit memulihkannya, hanya Allah yg bisa membantunya dalam masalah ini semua.

"Ya allah ya robbi, kuatkan lah dia. Lindungi lah dia aamiin" batin Nathan berdoa selalu untuk Ayu.

Nathan terus mengikuti Ayu, sampai berhenti di sebuah masjid. Nathan melihat Ayu masuk, sepertinya waktu shalat isya tiba karena itu Ayu masuk menjalankan kewajibannya. Nathan pun ikut serta berjamaah dimasjid yang sama.

Saat selesai berdoa ,Nathan melanjutkan dengan berdjikir. Tanpa sengaja dia mendengar suara seorang menangis sesenggukan.

Dan nathan tau itu suara tangis siapa? Tanpa beetanya dia memegang jantungnya , jauh lebih sakit dari apa yg dirasakan Ayu saat ini.

Seperti ditusuk sembilu, dia berdoa rasanya biar rasa sakit yang Ayu rasakan, agar dia yg merasakan jangan berikan padanya lagi. Sudah cukup kehidupan menghinanya kini kenyataan lebih menyakitkan. Seorang Ayah yang pastinya menjadi cinta pertama anak gadisnya kini menyakiti hatinya tanpa ada sisa sedikitpun.
Bahkan tanpa sadar Nathan meneteskan air mata tanpa dia minta, rasanya dia ingin memeluk gadis itu. Tapi apa daya, dia tidak bisa menggapai.

Dia tidak memiliki hak untuk itu, biarlah doa yang dikirimkannya menguatkan gadisnya.
Tubuh Ayu tampak gemetar, menahan semua beban dalam hati dan pikirannya. Ayu menangis di atas sajadah, Dia memohon ampun atas dirinya dan kedua orang tuanya. Ayu meminta agar bisa diberi kesempatan bertemu mamanya. Ayu menangis dalam rasa bahagia sekaligus menyakitkan. Sebuah kenyataan buruk yang diucapkan Papanya begitu menikam hatinya.

" Ya allah ya robb, hidup dan matiku hanya milikmu. Maka ijinkan aku disisa waktu ku, memberi kebahagiaan untuk kedua orang tuaku. Sehatkan lah mereka, ampunih lah mereka. Aku mohon ya robb hikss hikss"

Ayu merasa sudah cukup menumpahkan setiap curahannya pada sang illahi. Ayu bergegas untuk kembali ke panti.

Ayu tidak ingin semua orang khawatir padanya. Saat keluar tiba-tiba ayu berpapasan dengan Kak Nathan.Seperti biasa Ayu memberi senyuman hangatnya.

"Assalamuallikum Ayu" ucap Nathan seolah-olah tidak terjadi sesuatu.

"waqallahikumsalam Kak 😊. Kakak baru selesai sholat ya?" ucap Ayu dengan cengiran khasnya.

"kalau di masjid sudah pasti sholat donk Ay' , gak mungkin saya salto" ucap Nathan garing. Tapi anehnya ini buat Ayu tergelak.

"hahaha... Kakak aneh-aneh saja😊" ucap ayu tergelak

"lucu ya ? baguslah ay' terus seperti itu tersenyum dan tertawa oke. Itu jauh lebih manis" upsss Nathan benar-benar keceplosan , kikuk sendiri dia.

Sedangkan Ayu sudah kayak kepiting rebus wajahnya. Ayu jadi malu, takut ketauan kalau pipi nya merona begini.

"Kamu mau balikkan, yaa sudah sekalian saya antar. Sudah malam anak gadis gak boleh keluar dan jalan sendirian malam-malam beginih. Gak ada penolakan, atau kamu mau saya bilang ke caca hmm?" ucap Nathan tanpa penolakan dan ancaman
Ayu mengangguk karena gak ada pilihan lain, kalau sampai di adukan ke kak caca, pasti banyak pertanyaan.

Sweet Smile  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang