Wake Up

16 7 1
                                    

Semua orang dalam kantin rumah sakit bahkan beberapa dokter yang melihat kelakuan Fathan cukup terkejut. Seorang Fathan pemilik rumah sakit ini, gak ada angin gak ada hujan koq masuk kedapur kantin rumah sakit pikir mereka. Sedangkan sang empunya yang dilihatin begitu serius dengan semua karyawan
rumah sakit , tidak ingin ambil pusing. Yang dia pikirkan sekarang memasak makanan untuk Ayu yang sudah seperti adiknya.

“Oke setelah semua bahan sudah selesai, waktunya gua masak buat Ayu biar gak banyak protesnya tuh anak”. Batin Fathan dengan sebuah senyuman nan indah di setiap geraknya.

Agar nyaman saat memasak Fathan pun, hanya menggunakan kemeja dan digulung sampai lengan teratas. Dan kini dua kancing teratasnya pun dia buka. Kini menampilkan sosok Fathan yang dingin semakin terlihat seksi plus nya lagi pintar masak.
Bahkan kini seribu mata memandang di dalam dapur kantin, melirik melihat bonus di pagi hari menjelang siang ini. Serasa dapur seperti surga dunia kini, pikir beberapa juru masak dan beberapa perawat yang sedang ada di ruangan yang sama.
Namun setiap gerak yang ditunjukan pada Fathan sama sekali tidak mengusiknya, dia hanya berpikir. Segera menyelesaikan tugasnya.
Sedangkan disebrang sana seorang Fachri juga dibuat terkejut dengan tingkah Fathan pagi-pagi sudah main bentak kembaran sendiri pikirnya. Kini dia berada dihadapan Ayu sambil nyengir. Sambil melihat tingkah pola pandangan Ayu terhadapnya saat ini.

“Kak Fachri, boleh minta sesuatu gak?”. Dengan wajah puppy eyes nya ayu membuat sebuah permintaan.

“Kamu mau minta apa?”.

“Kak belikan Latteria Gelato yang di daerah jakarta barat itu donk”.

“Hah!!...”.

“Ayu mau satu cupnya itu satu rasa donk. Okay kak. Tapi jangan Cuma satu doang, itu kan banyak rasa, ayu mau semua rasa yang ada disana”. Dengan wajah memohonnya yang begitu manis ayu berusaha melulukannya.

“Hah!! Gak sekalian rasa yang pernah ada ay? ”.

“Hihihi... kalau ada itu juga boleh kak”. Dengan wajah pupy eyes nya, membuat semua orang yang ada disitu hanya bisa menggeleng dan tersenyum melihat tingkahnya.
“ Okay siap dan laksanaka bos”.

Tadinya Fachri tidak mau menuruti perintah Ayu , namun karena sebuah tatapan sang Bunda membuatnya tahu agar mengikuti permintaan ayu yang sudah seperti adiknya ini.

****

Kini seorang fachri dan fathan memenuhi semua isi otak Ayu yang meminta ini itu setelah terbangun dari masa kritisnya. Bahkan tidak hanya keduanya yang dibuat kalang kabut, bahkan kedua adiknya  Althaf dan Agam diberi perintah untuk memijitin kaki Ayu. Yang katanya terlalu lelah.

“Kak Ayu nanti habis pijatin kaki , Aku minta es krim jelatonya donk?”. Kata Agam yang begitu selera saat Ayu bilang meminta dibelikan es krim kesukaannya juga.

“Hemmmm... nanti kakak pikirkan ya? Kakak lagi mau lihat usaha kalian berdua mijitin kakak. Kalau uda gak capek pasti kakak kasih. Sekarang konsen dengan kedua kaki kakak dulu okay.”

Keduanya mengangguk dan memberi senyum ceria pada perempuan cantik nan soleha ini, yang membuat seisi ruangan termenung. Dan berpikir.

“ada orang terbangun dari masa kritis yang dicari aneh-aneh. Bukan sedih malah tersenyum jumawah habis ngerjain semua orang disini”. Batin dokter fawaz yang mengerlingkan matanya kepada sang istri.

“Aku tidak melihat papa? Ma papa bagaimana kabarnya.” Kataku bertanya pada mama Nasya yang duduk disebelah ranjang ku.

“Alhamdullilah papa baik-baik saja sayang, papa mu sedang diperiksa oleh dokter.  Itu tirai disamping mu, papa ada disana.” Kataku memberi isyarat kepada Rion untuk membuka tirainya.

Sweet Smile  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang