Tersayat "Hidup Kembali"

44 17 8
                                    

Kembali ke Salam Tresno bertemu banyak orang, bertukar cerita menambah saudara dan semakin mempererat silatuhrahmi. Bahagia dirasa Ayu, saat semua yg ada di dalam lubuk hatinya dapat dia utarakan pada seorang yg akan masuk dalam kehidupannya nantinya.

Dia bahagia tapi yg membuat dia tercengang saat Papa nya ada di hadapanya, berada di tempat Ayu bekerja. Ada apa gerangan, Ayu pun heran dengan sikap papanya. Dengan nada suara yg seperti berbisik.

"Kamu temui saya di ujung taman sekarang".

Bisikku memberi titah pada gadis dihadapanku ini.
Ayu mengangguk sambil membuat pesanan delivery atas nama papanya, setelahnya Papanya menghilang . Ayu pun bergegas membuat pesanan Papanya dan pamit pada Kak Regar untuk menggantikannya sebentar saja. Ayu ingin bertemu Papanya segera. Dan itu semua tidak luput dari pandangan Bang Regar, dia tahu apa sebabnya.

"Abang harap semuanya baik-baik saja dek" . Batin bang regar.

* * *

Ayu sampai di taman dan sekarang ada di hadapan sang Papa, Ayu hanya diam memandangi papanya. Ayu merasa ga ada membuat kesalahan apa pun.

"Kamu benar-benar, Saya sudah bilang jangan pernah mengungkapkan jati dirimu ke siapa pun. Dan sekarang orang lain sudah tahu. Bahkan Dia datang minta restu untuk menikahimu".

"Kak Nathan... Astagfirullah".

"Bagus kalau kamu sudah tahu, Saya sudah bilang. Saya tidak ingin berurusan sama Kamu apa pun itu. Mau kamu seperti apa pun bukan urusan saya. Jadi jangan pernah berharap Saya jadi wali nikahmu. Kamu harus ingat ini di otakmu, Kamu bukan siapa-siapa. Yang mati tidak akan pernah kembali, camkan itu"

"Apa untungnya Nathan mendapatkan kamu, Dia itu sempurna. Dan Kamu masih gak sadar diri. Aku saja membuang mu. Malah Dia menampungmu. Bilang pada calon suami mu, jangan berani-berani mengancam bahkan menemuiku hanya karena ingin menikahimu. Ingat bukan urusanku. Pergi dan jauh dari kehidupanku".

Ayu diam seperti patung, tidak menjawab bahkan mengangguk. Sampai Ayu mendengar suara seseorang yang membangunkannya dari mimpi buruknya, bahkan ini jauh lebih buruk lagi. Saat dia melihat Rion saudara kembarnya, memukul sang Papa. Ayu langsung berdiri berlari menghadang pertikaian itu, agar tidak semakin keruh.

Ayu menggeleng dengan sekuat tenaga , dan suara ala kadarnya ayu menjerit dengan suara terbata-batanya"See top, berhen ti ...". Kataku yang ketakutan melihat wajah emosi Rion.

"Rion papa bisa jelasin ini semuanya ke kamu, ini gak seperti yg kamu pikirkan".

"Dasar berengsek, Papa keterlaluan. Dia siapa, kenapa Dia minta Papa jadi wali nikahnya Pa?".

"Dia anak yg seharusnya mati gak perlu kembali, dan kamu gak perlu cari tau dia siapa".

"Ya Allah Papa keterlaluan! Saat seperti ini pun Papa masih egois. Tunggu anak yg mati seharusnya gak hidup kembali? Anak papa yg sudah mati itu kembaranku. Astaghfitullah, Dia kembaranku, adiku!? ". Kataku begitu prustasi melihat sikap Papa yg tampak acuh dan gak merasa bersalah.

Seorang wisnu malah acuh dan pergi dari hadapan kedua anak manusia yang saling menahan rasa sakit disetiap lelung hatinya. Dan yang paling tersakiti pasti Ayu.

Rion yang melihat itu semua, memandangi Ayu yang begitu rapuh. Dan itu membuat hati nya semakin terluka. Pantas saja akhir-akhir ini seorang Rion sering gelisah, dan tanpa dia minta Air matanya jatuh. Rupanya ini yang dirasakan selama ini, ini lah sebabnya. Rion menghampiri Ayu yg terduduk di rerumputan.

"Kamu, oohh tidak Apakah Adikku baik-bak saja?". Kataku yg menahan air mata yg sudah berusaha untuk jatuh .

"Alhamdullilah Doaku setiap saat ingin sekali bertemu Adikku tersampaikan, Apa adikku yg manis ini tidak merindukan kembarannya yg ganteng ini?l. Kataku berusaha buat guyonan agar suasana tidak kaku dan canggung.

Sweet Smile  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang