Untung Sayang

41 22 3
                                    

Ayu terbangun diwaktu 5 sore, dan berlanjut bersih-bersih lalu melakukan sholat Ashar terlebih dahulu. Setelahnya Ayu turun kebawah, mencari dapur. Saat melihat seseorang ada di dapur Ayu tersenyum.

"Neng Ayu ngapain disini? Butuh sesuatu, biar bibik ambilkan neng?".

"Gak bik, Ayu mau bantu bibik masak. Ayu bosen dikamar terus. Maaf yaa bik, suara Ayu kurang jelas".
Ucap Ayu tanpa mengunakan bahasa isyarat kepada bibi, tapi memgeluarkan suara indah khas yang dikasih Allah pada nya.

"Gak donk neng , suara neng kayak yang lain koq. Bibik ngerti, dan jelas banget hehe. Neng yakin mau bantu , nanti neng capek lho? ".

"Gak bik, malah Ayu sumpek kalau diam aja. Ayu janji kalau capek langsung berhenti deh".

"Ya sudah neng , dipersilahkan mau masak apa kita hari ini".

Ayu yang mendengar itu hanya tergelak dan melanjutkan edisi memasaknya sambil bertanya kesukaan tiap orang yang ada di rumah. Terutama Bunda dan Ayah. Akhirnya hari ini masak makanan kesukaan Bunda dan Ayah , karena masakan keduanya yaaa masakan kesukaan sih kembar.

Setelah selesai masak, Ayu pamit untuk bersih-bersih dan melaksanakan sholat magrib. Stelah selesai sholat , Ayu memberi jedah untuk membacakan Ayat suci Alqura'an. Setelah dia sudah membereskan kewajibannya, Ayu turun kebawah sesuai titah dari Kak Saqinnah untuk turun segera agar makan malam nya dilaksanakan. Tradisi dikeluarga ini, bilah berkumpul diwajibkan makan malam di tempat yang sama.

"Maaf menunggu lama ". Ucap Ayu yang masih terlihat canggung.
Ayu langsung mengambil posisi duduknya disebelah sih ganteng Fauzi, saat makan semuanya terlihat hikmat dan begitu menikmati sajian. Sampai-sampai Mas Fathan dan Ayah makan tambah lagi. Seperti orang yang gak dikasih makan seharian saja. Tapi Ayu senang mereka menikmati apa yang Ay sajikan.

"Enak banget masakannya bik, tapi kayaknya rasa baru yaa bik". Kata Fathan sumringah menikmati makanan malam ini.

"Maaf Mas , bukan saya yang masak. Tapi Neng Ayu mas, saya sudah bilang pasti lebih enak neng Ayu yang masakkan hehe".

"Pantes rasanya enak banget lho yu, Ayah aja kalau bisa setiap hari. Bunda masak kadang anyeppp haha".

"Aissshhh anyep , tapi di habisin juga . Ayah mah, tapi benar sih . Kamu tinggal disini saja sam Bunda yaa. Gak usa balik kesan dulu, sebulan atu setahun aja".

Ayu hanya bisa tergelak lihat pasangan ini . Ayu diam tidak bisa menjawab.

"Ayah, Bunda senyamannya Ayu saja. Kita gak boleh paksa dia. Dia juga punya kehidupan di Panti, Ayu pasti bingung menetap dimana. Tapi buat saya, rumah ini selalu terbuka buat kamu.
Kalau kamu rindu silahkan lah balik kesini, terserah kamu mau berapa lama menetap disini. Dan kalau ada apa-apa jangan segan-segan bicara sama Ayah Bunda dan Saya sekarang sebagai keluarga kamu. Jangan buat kami cemas disini. Kamu sekarang dan seterusnya adik kecil dikeluarga Thaahir. Jadi jangan pernah sungkan".
Ucap Fachri begitu menyayangi Ayu seperti almarhum adiknya sendiri.

"Benar Ay' kamu sering-sering kesini. Kalau perlu kabari kakak kapan kamu libur, biar nanti sekalian jemput kamu sama anak-anak panti. Pasti Fauzi sama Syahla happy kalau banyak temannya".

Ucap fira menyahuti sang suami.
Bahkan seorang Fathan yang suka nyeleneh yang paling absurd diantara yang lain sok mendramatisir banget.

"Benar banget apa lagi Abang kamu yang ganteng ini, pasti lindungi kamu. Ada yang macem-macem bilang aja. Selagi kekuatan kita bersatu pasti semua teratasi hehe".
Ucap Fathan benar nyelenehnya.

Ayah yang melihat itu hanya bisa geleng kepala lihat kelakuan absurd fathan, ini melebihi ambang batas sepertinya.
Terkadang dia berpikir, dulu Zahra nyidam gak aneh-aneh buktinya sih Fachri bagus banget. Kayaknya sih Fathan gak kebagian giji yang banyak saat di perut Bundanya hahaha.

Sweet Smile  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang