Beck To Reality

34 17 8
                                    

Ayu merasa waktunya sudah cukup berada di sini, pasca oprasi membuat Ayu menyusahkan banyak orang di rumah ini. Dirumah ini dimana dia merasa memiliki keluarga lengkap, Dia begitu bahagia tapi waktunya harus segera usai.

Ayu harus kembali ketempat awal dimana Dia memulai kehidupannya, Ayu tidak ingin menjadi nyaman berada disini dan tak ingin beranjak. Dia harus tahu posisi dan sadar akan realita sebenarnya.

"Bunda Ayu pamit pulang, sudah terlalu lama Ayu berada disini. Nanti Ayu bisa dipecat". Kataku untuk berpamitan kepada Bunda dengan wajah merayu agar diijinkan.

"Hmmm, kamu yakin sudah baik-baik saja. Gak mau istirahat lebih lama lagi disini".
Kataku belum ikhlas melepas gadis dihadapanku ini yg sudah aku anggap seperti anakku sendiri.

"Ayu jamin keadaan sudah membaik, Ayah juga sudah memerikasa kemarin selesai shalat isya berjamaah.katanya Ayah, Ayu sudah sehat dan bisa beraktifitas seperti biasa. Ayu janji nanti sering ngabarin Bunda deh , biar Bunda gak khawatir lagi".

"Ya sudah kamu bisa pulang, tapi ingat janji kamu. Jangan lupa berikabar Bunda ya?".

Ayu mengangguk dan langsung berhambur dalam pelukkan Bunda Zahra. Dan itu tidak luput dari pandangan Fachri yang sengaja datang kerumah karena ingin mengambil berkas yg tertinggal kemarin sebulm kembali kehunian yg dia miliki sendiri.
putra sulung keluarga Thaahir, Dia turut bahagia melihat kedekatan Ayu dengan Bundanya. Membuat Dia melupakan rasa rindunya kepada adiknya yg sudah dalam pelukan buminya Allah.

"Ya sudah, kamu nanti diantar Abang Fachri, gak boleh nolak. Bunda harus pastikan Kamu selamat sampai tujuan". Kataku tanpa bantahan.

Setelah selesai sarapan bersama Ayah yg mengabil jatah cutinya hari ini dan bersama tentunya Bunda. Kebetulan ada Kak Fachri yg sedang berada disini juga. Acara makan sudah selesai, dan waktunya Ayu berpamitan kembali pada Ayah dan Bundanya yg sudah direpotkan selama beberapa hari disini.

Ayu tahu Bunda tampak gak ikhlas melepakan Ayu keluar dari rumahnya. Tapi berkat bujukan Ayu dan Ayah, semua berjalan dengan lancar. Dan sekarang Ayu berada di satu mobil yg sama dengan Abang Fachri.

"Kamu yakin sudah sehat Yu'?".

"Sudah Bang, terima kasih mau antar Ayu sampai Panti ya. ayu jadi ngerepotin hehe".

"gak perlu terima kasih , sudah tugas seorang Abang mengantarkan adiknya selamat sampai tujuan. Kamu gak usah sungkan, kalau ada apa-apa hubungin keluarga saya yg sekarang sudah jadi keluarga kamu juga".

Ayu mengangguk dan berpamitan untuk masuk kedalam Panti tempat dimana semestinya Dia berada. Ayu menunggu di depan perkarangan rumah sampai mobil itu menghilang dari hadapannya, saat ingin masuk kerumah Ayu dihadapkan wajah ibuk yg begitu menggemaskan. Pasti ingin bertanya dengan siapa dia diantar.

"Assalamuallaikum Ibuk, Ayu baik. Tadi yang ngantar Ayu Abang Fachri bukan pacar Ayu. Sudah punya istri dan Anak. Keluarganya baik banget, jadi Bunda Bang Fachri ada diacara yg Ayu hadiri kemarin. Yaa sudah Ayu bareng mereka pulangnya".
Kataku tulus karena keluarga mereka memang begitu baik dan aku tidak jujur saat berkata mengenai acara itu. Maaf ibuk😔.

"Ya sudah kamu istirahat, baru pulang kan. Pasti kamu lelah".
"justru aku disana ngajarnya dikit, tidurnya kebanyakan buk. Capek malah tidur terus. Ibuk yg harus istirahat, lihat wajah ibuk masih pucat. Pasti ibuk bandel selama Ayu tinggal". Kataku pura-pura sebel.

"hehehe Ibuk juga capek lho tidur terus".

"ibuk mah kapan tidur terus, jarang banget ibuk tidur. Kerjaan ibuk kalau gak ngubek-ngubek dapur pasti halaman. Sudah sekarang ibuk istirahat, nanti Ayu bangun nih kalau makanan sudah siap. Kalau ibuk gak nurut, Ayu ngambek nih😕.

"iya iya ibuk istirahat, ya sudah ibuk tinggal masuk duluan ya".

Saat Ayu mulai memikirkan apa yg ingin dia kerjakan, pintu depan seperti ada yg mengetuk dan dia tanda suara itu. Itu suara adiknya Agam.

"Assalamuallaikum".

"Wakallahikumsalam, Kamu cari AL ?".

"Iya sih tapi sekalian cari kakak, mau ngasih tahu  kakak. Mama ngundang kakak sama anak-anak panti buat acara nanti siang. Setelah djuhur acaranya dimulai kak".

"Ohhh... Tapi kakak belum cari kendaraan buat ngajak anak-anak. Apa keburu ya ?".

"soal itu kakak gak usah dipikirkan, nanti sekalian sama Agam. Tuh Agam bawak satu mobil sama satu mini bus. Cukuplah untuk anak-anak panti kak hehe".

"Ya sudah kakak siap-siap duu yaa, kamu langsung saja masuk ke kamarnya AL".

Sedangkan Ayu memberi info pada mbok dharmi, untuk menyiapkan anak-anak agar segera siap-siap. Ayu bahagia bisa berkumpul melihat keadaan mamanya, tapi Ayu juga cemas apa yg akan terjadi kalau Papa nya tahu Ayu datang di acara syukuran mamanya.

"Semoga Allah melancarkan segala urusannya hari ini". Batin Ayu.

Setelah menunggu beberapa waktu anak-anak sudah siap, dan ibuk hanyan bisa menitipkan salam saja. Ayu menyuruh ibuk untuk tidak ikut serta dalam acara, karena Ayu tahu. Kalau sampai Ibuk ikut, bisa-bisa ibuk kambu lagi sakitnya.

Ayu berada di satu mobil yg sama bersama Agam, sebenarnya di mini bus itu bisa semuanya dalam satu kendaraan. Tapi berhubung Agam bawak mobil sendiri, Ayu mau gak mau menemanih adiknya ini. Karena AL diberi amanah pada Ayu untuk menjaga adik-adiknya.

Selama dalam perjalanan ,banyak kata yg terucap dari bibir Agam. Dia berceloteh tanpa henti, sampai keduanya tergelak dalam setiap pembicaraan yg ada. Ayu senang melihat Agam , dia menganggap berbicara dengar orang yg sama sepertinya. Tidak mengucilkan bahkan lebih santai dan gak apatis.

"mantapkan Kak Aku, itu sih AL kak. Muka datar banget, sedingi-dinginnya Aku. Masih datar mukanya AL kak. Kadang Aku gedek lihat dia kak. Tuh wajah apa triplek ".

"hahaha, kalian bedua sama saja dua adik yg sebelas dua belas kan".
Tanpa sadar ayu tergelak sambil menatap kedepan bus mini yg adik-adiknya kendarain yg sudah masuk ke mansion keluarga Abraham.

"Kakak bilang aku adik kakak juga?".

"iya kan gak salah, kamu sudah seperi adik kakak yg ada di panti. Semua teman AL bearti adik-adiknya kakak. Kamu gak suka ya? Maaf kalau kakak lancang".

"waduhh gak begitu kak, justru Agam seneng banget. Cita-cita punya kakak cewek terwujud. Habis punya Abang kayak Rion, buat aku sebel. Suka djolimin padahal adiknya sendiri".

"jangan gituh, biar gimana pun kamu harus mensyukuri apa yg sudah dikasih Allah. Kakak yakin, dalam hati abang kamu itu dia sayang sama kamu. Percaya sama Allah, apa yg dikasih allah itu kebutuhan kamu bukan keinginan. Jadi jangan lupa bersyukur".

"ya sudah kak, kayaknya kita keenakan cerita sampai lupa turunm sudah di sampai kita nih".

Akhirnya keduanya turun untuk menyusul anak-anak yg sudah mulai masuk satu persatu kedalam hunian keluarga Abraham. Sedangkan Ayu masih berada dibelakang Agam, mengikuti langkah sang Adik.

Banyak jalan yg Ayu lalui tapi jalan yg dia tapakin saat ini seperti ingin menariknya , tapi Ayu ragu. Banyak hal yg tak terduga pastinya yg akan terjadi didalam sana nantinya.

🌻🌻🌻🌻🌻

Aku happy banget finally bisa UP, aku rindu sama kalian. Sama kritikan dan kebaperan kalian. Dan ingat nanti malam pantengin lagi yaa, di jumat barokah ini aku mau doubel up readers. Aku gak PHP.
Beneran ini😍😍

* * *
Aku hanya ingin menegaskan kesempurnaan milik sang semesta
Kekurangan milik hambanya saja.
Ingat untuk ngevote, comment and follow!
Tidak untuk mengcopy dan lainnya yang melanggar UU hak cipta.
Biasakan berkarya tanpa mencuri ide milik orang lain. Aku senang kalau share tulisan aku ke media lain, tapi tolong cantumkan penulis aslinya yaa!
Terima kasih😊🙏
_ _ _ _ _
"Cerita ini hanya fiktif belaka , bila ada kesamaan tempat dan tokoh atau pun ceritanya, itu hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"



©Story of  "Sweet Smile"  by ©AMÉ




Sweet Smile  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang