Kabar Baik

36 23 3
                                    

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” [QS: Alam Nasyrah [94]: 5]

(♡˙︶˙♡)(︶︿︶)(♡˙︶˙♡)

Setelah perjalanan panjang dan penuh sesak kemacetan kota jakarta. Akhirnya Bunda Zahra dan Nathan sampai di mansion keluarga wijaya. Sebelumnya selama di dalam perjalanan Nathan sudah menjelaskan mengenai Ayu dan siapa Ayu baginya. Karena Nathan tau, Dia tidak pernah bisa berbohong dengan tantenya. Tapi dia terbiasa memanggil Bunda.

Seperti sekarang Bunda nya tampak lebih bahagia dibanding dirinya sendiri. Kalau kalian berpikir bunda datang untuk bicara soal Ayu , itu salah. Kata bunda nanti ada waktunya dan secepatnya. Bunda gak mau namanya pacar-pacaran kalau suka, langsung khitbah dan sahkan sesuai agama dan hukum NKRI tercinta ini.

Bunda hanya rindu sama Mas nya yang super dingin itu, sebelas dua belas sama anak lakik nya satu ini. Dan dia rindu masakan kakak iparnya. Tapi mas hamdan biar dingin, paling lulu kalau sudah menyangkut permintaan adiknya, siapa lagi kalau bukan bunda zahra.

"Assalamuallaikum... Kakak ipar soleha ku yang cantik jelita, Aku kangen loh". Dengan langkah panjangnya Bunda langsung memeluk Mamanya Nathan dengan sorak gembira.

"waqallahikumsalam ra' , Kabar kamu sepertinya baik banget. Habis dapat jeckpot apa hari ini, sumringah banget?!" ucap mama nathan merasa ada yg aneh lihat sikap adik iparnya ini.

"Kabar Aku baik kak, kabar kakak baik juga pastinya donk. Oh yaa Mas Hamdan mana kak? Dari tadi ga kelihatan, pasti lagi kasih makan ikan-ikannya itu hmmm. Adiknya dateng gak pernah disambut beneran deh". Dengan wajah seolah-oleh sebel, yaaa memang sebel sih sama abangnya yang satu ini.

"Ehmm... Kamu nyeritain Mas, tapi kedengaran sampai rumah tetangga Za'. Wajah kamu kenapa sumringah getuh? Perasaan Mas gak ada kasih apa-apa sama kamu?!" ucap hamdan kepada adiknya ini yg super hiperaktif.

"aish... Sombong banget mas ihhh, emang pernah kasih apa ? Perasaan gak ada!?" dengan wajah menggoda mas hamdannya.

"Beneran gak ada nih? Ya sudah nanti Mas suruh Pak Mamat ambil semua yang pernah mas kasih ke kamu ya Za' habis kamu gak mau ngakuinnya!" ancam hamdan ke adiknya.

"Yaa Allah... Kak, lihat suami kakak. Hanya bercanda saja dibawak serius". Wajah juteknya melihat kearah masnya

"sudah papa juga nih, diajak bercanda sama zahra selalu dilawanih seriusan begitu". Mama nathan kadang ga habis pikir lihat kelakuan abang beradik ini. Senangnya jahilin, tapi dijahilin balik ngambek. Pada gak sadar usia.

"iya iya... Papa juga bercanda, zahra aja sensian. Terus apa alasan wajah kamu sebahagian ini". Ucap hamdan penuh tanya.

"Sebenarnya Aku mau cerita, tapi yang punya hak bicara anaknya Mas hamdan. Kalau Aku tim pendukung nomor wahit pokoknya". Dengan cengirannya.

Yang punya topik pembicaraan malah saling pandang dengan Papa nya.
Dasar dua manusia es balok beginih. Ya Allah untung kakak iparku kuat.

"Maksudnya Nathan? Tapi wajahnya biasa saja gak seperti kamu Za. Nanti salah!" ucap hamdan penuh penekanan.

"Ya Allah Mas ini , tuh wajah anak mas sama mas sebelas dua belas. Mau berita sedih dan senang wajahnya emang lempeng begitu. Mas kadang ngomongin anak sendiri ga nyadar". Ini lah jiwa bunda zahra, prontal kadang gak mikirin sakit hati orang kalau bicara haha.

Sweet Smile  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang