Aku kepala rumah tangga , tapi Aku manusia yang tidak bisa berkata tidak terhadap permintaan ibuku sendiri. Yaaa ini lah Aku anak tertua dikeluarga Abraham yang tersisa, setelah adikku meninggal karena kecelakaan pesawat beberapa tahun lalu. Aku Wisnu Abraham yang selalu menjadi cerminan untuk semua pembisnis hebat dan orang tua hebat. Tapi saat suatu peristiwa masa lalu yang kini hadir kembali dan mengingatkannya akan kejadian tersebut. Membuatnya marah, malu terhadap dirinya sendiri.
Namun apa yang sudah terjadi tidak bisa diputar ulang bukan? Dia berpikir menutup semuanya sudah begitu rapat. Tapi Allah berkehendak lain, Aku terkunci dengan kelakuan ku sendiri. Wisnu selalu bermonolog.
" Aku seorang Abraham, tidak pernah melakukan kesalahan. Itu hanya sebuah hal kecil yang dapat aku selesaikan. Semuanya akan baik-baik saja kan! Itu pasti. Apa yang harus aku lakukan ibuk. Ini benar-benar menguras pikiran dan tenagaku hmmm".
Kataku yang bermonolog sendiri didepan makam sang ibu tercintanya. Ibu yang mengajarkannya untuk melindungi keluarganya dari persoalan apa pun dengan cara apa pun. Yaaa salah satunya , dia harus berkorban untuk membuang anaknya sendiri kepanti yang sama sekali tidak diketahui sang ibu. Karena ibunya ingin bayi yang cacat itu harus segera dihilangkan jejaknya, karena dikeluarga Abraham tidak ada yang cacat apa lagi itu bisa membuat nama keluarga kita buruk.
Wisnu selalu terniang setiap ucapan almarhum Ibunya, apa mungkin aku yang salah mengambil sikap gegabah dengan menerima semua ucapan sang ibu tercinta. Karena tidak ingin terkurung dalam plihan jalan hidupnya, wisnu pergi dari makam dimana blok sebelumnya dia juga baru melihat kedua anaknya berada dimakam. Yang seharusnya selalu abadi dan tidak ada ketegangan, namun kini karena sang jiwa yang sama sekali belum mati tapi muncul kembali. Membuat semua angannya sirna dan kacau.
"Apa aku benar-benar harus menyingkirkannya?" kataku yang bermonolog di dalam mobil yang ku kendarain sendiri.
"atau Aku mengirimnya saja keluar negeri, dengan begitu semuanya akan aman. Itu jauh lebih baik, aku tidak ingin mengotori tanganku dengan hal yang terlalu simple seperti ini".
Wisnu pun nampak riang dan merasa semua beban yang dia rengkuh sudah mulai hilang dari benaknya. Kini dia sedang menuju kantor untuk melakukan pertemuan dengan beberapa clien. Saat seorang wisnu abraham begitu semangat dengan proyek besar yang akan dia tangani bersama sang putra tidak terjadi, malah dia mendapatkan telepon dari sang sekretaris Rion bahwa meeting semua ditunda. Bahkan Rion tidka peduli dia akan kehilangan proyek besar dari perusahaan asing yang selama ini di incar sang Papa. Dan kejadian ini membuat wisnu berang terhadap sang Putra.
Karena mood wisnu sudah tidak bisa dikondisikan lagi, wisnu bergegas langsung pulang kerumah. Saat sampai dirumah wisnu memberi titah terhadap sang asisten .
" Tolong bila Rion sudah sampai dirumah, suruh dia masuk keruangan kerja saya. Segera!". Kataku yang menahan amarah sedemikian rupa dihadapan para pekerjanya.
Wisnu pun langsung masuk kedalam ruangan kerjanya dengan keadaan kacau dan dalam ruang temaram ini lah dia benar-benar merasa dipermainkan dengan anaknya sendiri. Dan waktu berganti dengan detik yang terus berjalan. Tapi Wisnu sama sekali belum beranjak dari kursi di dalam ruang kerjanya.
Sang istri yang melihat itu hanya memberi support dengan mengantarkannya makanan, dan mengingatkan untuk menjaga kesehatannya dan tidur tepat waktu. Wisnu tahu istrinya juga terlihat lelah, wisnu pun menyuruh sang istri untuk segera istirahat. Setelah semuanya kembali hening, Wisnu yang memejamkan matanya. Kembali terbangun, karena melihat putranya Rion sudah ada di hadapannya.
"Papa memanggilku dan menungguku, sampai membuat bibik menungguku hanya ingin memberi tahuku bahwa papa ingin bertemu! Apa ada masalah ?"
"Kamu bilang , apa ada masalah? Kamu Papa kasih kepercayaan untuk ngurus perusahaan bukan buat bangkrut perusahaan. Gara-gara kamu kita kehilangan kerjasama dengan perusahaan yang bisa kasih keuntungan besar untuk kita Rion!!". Kataku dengan nada yang berusaha kutekan agar tidak membangunkan orang seisi rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Smile (ON GOING)
SpiritualExclusive Writing by ©AMÉ //Siti Halimah Tusa Diah . . Selesai membaca jangan lupa tinggalin jejak, agar tau jalan pulang dan kembali menapak😬😬!!! . . Cerita ini hanya fiktif belaka , bila ada kesamaan tempat dan tokoh atau pun story-nya, itu han...