28. Semua Semakin Rumit

84 11 0
                                    

Happy Reading...

Kejadian beberapa jam yang lalu...

"Nah... sekarang kalian bersihkan taman yang kotor ini, soalnya ini belum dibersihkan oleh tukang kebun sekolah, dari ujung sampai ujungnya lagi" Perintah pak Bayu sambil tersenyum.

"Tapi ini kan, tamannya kelas mereka pak," Keluh Farhan menunjuk ke salah satu kelas.

Setiap kelas mempunyai tamannya masing-masing di depan kelas, jadi lumayan banyak jika dari ujung sampai ujung.

"Gila! Ini kita bersihin semua taman kelas namanya." Gerutu Razka sambil bergidik kesal.

Disana sudah tak ada pak Bayu, pak Bayu sudah pergi, yang jelas hukuman ini diberikan karena mereka melanggar aturan sekolah yaitu pergi ke rooftop tanpa izin dan bahkan naik lift. Padahal mereka sudah menjelaskan dari a sampai b dan tidak ditambah dan kurang tapi ya...aturan tetaplah aturan, mereka berani berbuat ya harus bertanggung jawab iyakan? Iyalah. Jinan gimana? Kata pak Bayu hukuman Jinan coming soon tapi mereka semua meminta agar pak Bayu tak memberi hukuman untuk Jinan, jadi sekarang mereka juga membayar hukuman Jinan juga, dan tak ada penolakan.

Setelah 1 jam berlalu akhirnya mereka semua selesai melakukan tugas yang sangat melelahkan. Kini mereka terbaring dihalaman sekolah yang penuh dengan rerumputan, halaman sekolah yang banyak rerumputan ini hanya khusus untuk taman yang paling besar disekolah, taman terakhir yang mereka bersihkan sebagai gantinya hukuman untuk Jinan.

"Nih," Farhan menyodorkan minum satu persatu kepada Areksa, Razka, dan Kasya yang masih terbaring dan akhirnya mereka duduk setelah menerima minum dari Farhan.

"Gleg...gleg...gleg...ah...seger ya. Padahal cuma air mineral tapi bisa se seger ini." Kata Razka setelah meminum air mineral yang ia teguk beberapa kali.

"Alhamdulillah," tambah lagi Farhan setelah minum.

"Lelah itu nambah kesegaran sama minum yang kita minum," Balas Areksa pada Razka.

"Bener, kalau lelah bisa buat minuman seger," Seru Kasya.

Beberapa menit istirahat memang tak cukup memuaskan walaupun begitu mereka harus tetap mengikuti pelajaran yang masih berlangsung di kelas.

"Jenguk Jinan ngga?" Tanya Farhan.

"Yuk," Razka mengiyakan.

"Ayok," Balas Kasya.

"Lo Sa?" Tanya Farhan.

"Kalian duluan aja, gue ada urusan bentar." Jawab Areksa masih duduk di rerumputan.

Sementara yang lain mereka sudah berdiri.

"Okeh, kalau gitu kita duluan," Balas Farhan.

Tak butuh waktu lama mereka akhirnya sampai, sampai di depan pintu UKS. Mereka berhenti, berhenti karena mendengar keributan dari dalam.

"Dikondisi gue yang lemah ngga berdaya kayak gini, gue down bisa-bisanya Lo ngasih gue surat perjanjian!?"

"Terserah aku ngga peduli, apapun bakal aku lakuin supaya dapetin kamu,"

"Licik Lo!"

"Aku ngga peduli, keputusan ada ditangan kamu Nan"

Mereka saling menatap satu sama lain dan memperlihatkan raut muka yang bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi di balik pintu ini.

Brak...

Seseorang dari dalam menarik pintu begitu keras hingga membuat mereka bertiga yang menyaksikan tersentak kaget. Pintu terbuka dan memperlihatkan seseorang yang begitu familiar bagi mereka yaitu Difka, melihat Difka semakin membuat mereka terkejut apakah Jinan bertengkar dengan Difka? Apa mungkin? Mungkinkah itu?

Assalamu'alaikum Jinan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang