35. Diculik

64 9 0
                                    

Happy Reading...

***
"Makasih Areksa," Lirih Jinan melihat tanah yang sedang ia injak.

"Sama-sama," Balas Areksa memperhatikan Jinan, "Nan, aku minta maaf,"

"Tenang aja udah aku maafin kok, mulai sekarang lupain kalau kita pernah kenal Areksa..." Jinan memberhentikan langkahnya untuk memanggil taksi.

"Tapi, mana bisa aku lakuin. Sedangkan aku selalu mikirin kamu Jinan?" Gumam Areksa melihat taksi yang ditumpangi Jinan mulai menjauh.
***

Waktu itu terus berjalan dan tak terasa kelulusan sudah datang untuk siswa-siswi SMA Harapan Bangsa. Para siswa berjejer rapi duduk ditempat duduk yang sudah persiapkan sambil menunggu giliran nama mereka disebut oleh MC Perpisahan.

"Hm... Ngga nyangka kita udah lulus ya guys," Ucap Ella merangkul kedua temannya yaitu Ulfa dan Jinan.

"Zilva mana ya?" Tanya Jinan dalam hati

"Nan kamu ngelamun ngapa?" Tanya Ulfa melihat wajah Jinan dengan memiringkan kepalanya.

"Zilva mana ya?" Tanya Ella mencari sosok Zilva.

"Iya ya," Lanjut Ulfa juga melihat ke arah belakang.

Baru saja tadi Jinan mencari-cari ia kira hanya dirinya yang mencari keberadaan Zilva tapi ternyata kedua sahabatnya juga mencarinya.

"Eh... Nan gawat!" Ucap Farhan yang tiba-tiba muncul.

"Masya Allah! Gue kaget dodol! Lo bisa ngga sih datengnya jangan kek hantu di film yang suka ngagetin," Ketus Ella sambil memegang dadanya.

"Jangan marah dong sayang," Goda Kasya mencubit pipi Ella.

"Udah ngga usah bosa-basi, kalian mau ngapain kesini? Tanya Ulfa penasaran.

"Areksa, Nan..." Farhan mengatur nafasnya.

"Areksa diculik Nan!" Razka yang geram akhirnya buka suara.

"Hah!?" Jinan kaget tapi memang apa urusannya jika Areksa diculik sedangkan beberapa hari yang lalu ia memutuskan untuk tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Areksa.

"Difka yang culik Areksa Nan," Lanjut Razka menatap Jinan penuh harap.

Berharap bahwa Jinan bisa membantu agar Areksa bisa kembali.

"Cuma lo yang bisa bantu bawa dia kembali Nan," Tambah Farhan juga menatap Jinan dengan tatapan sama persis seperti Razka.

"Aku?" Jinan menunjuk pada dirinya sendiri penuh tanda tanya.

Razka mengangguk, bukan dia saja tapi Kasya dan Farhan juga mengangguk sambil tersenyum.

"Kita udah tahu semuanya, cuman lo yang bisa ngadepin Difka. Dia ngga terkendali Nan," Kata Razka menatap serius Jinan.

"Terus wisudanya gimana?" Tanya Jinan, "Sebentar lagi namaku akan dipanggil," Jinan melihat ke arah MC yang sudah membaca daftar nama kelas 12 IPA 2, bahkan giliran Jinan tinggal 10 nomor lagi.

"Gue wakilin," Jawab Ella.

"Yaudah, sekarang lo ikut kita Nan," Razka melangkahkan kakinya ke arah jalan untuk keluar dari sekolah.

"Tapi, aku belum izin Umi sama kak Rei kalau mau pergi,"

"Gausah khawatir nanti kita ngomong sama Umi dan kak Rei. Yang penting sekarang bantu Areksa," Balas Ulfa.

Sebenarnya tak ada niatan sama sekali untuk peduli dengan Areksa dihati Jinan, tapi karena ketiga sahabatnya Areksa memohon Jinan tidak ragu lagi. Mereka kali ini benar-benar meminta dan memohon terlebih lagi Jinan cukup berteman baik dengan mereka, sekali lagi berurusan dengan Areksa bukan masalah kan?

Assalamu'alaikum Jinan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang