Assalamualaikum
Happy Reading...
***
"Hiks... hiks... Manda," Bella menghapus air matanya dengan tisu yang diberikan oleh Manda.
"Iya apa Bel?" tanya Manda menatap sendu Bella yang sedang menangis.
"Hiks... itu si Areksa ternyata beda agama ama gua, gua baru inget Man," Bella refleks memeluk Manda karena ia membutuhkan sandaran.
Manda mengelus punggung Bella, "Yaudah ini udah takdir mau minta dia pindah pasti ngga mau kan?" tanya Manda sambil tertawa meledek.
Bella langsung melambungkan tangannya memukul dada Manda.
"Auw! Sakit Bel!" teriak Manda meringis kesakitan karena pukulan orang kesal cukup keras.
Tidak betah dengan Bella yang terus-menerus memukulnya dan mencubitnya membuat Manda memutuskan untuk kabur alias lari.
"MANDA! JANGAN KABUR!" teriak Bella mengejar Manda yang masih terlihat sedikit di lorong kampus.
🍃🍃🍃
Di pagi yang tak begitu buta Jinan dikagetkan dengan orang-orang yang terus menerus memberikannya bunga dan juga secarik kertas yang tertuju untuk pergi ke suatu tempat. Setelah menerima beberapa surat akhirnya Jinan mengerti bahwa maksud dari tempat itu adalah lapangan basket, iya apalagi kalau bukan lapangan basket "Aku mempunyai dua ring dilapangan dan mereka memainkan aku dengan cara dipantulkan" sudah pasti lapangan basket karena teka-teki ini terlalu mudah Jinan segera menghampiri lapangan basket tanpa membaca surat yang diberikan lagi oleh orang lain, tapi bukan ia buang ia masih menggenggam surat itu.
Jinan menyipitkan matanya ketika sampai di tepi lapangan basket, dan sekarang ia paham bahwa semua yang terjadi disebabkan karena Areksa kurang kerjaan. Jinan mendekat berjalan ke tengah menghampiri Areksa.
"Ada apa," Jinan menyilangkan kedua lengannya menatap penasaran Areksa.
Areksa masih fokus mendribble bola tapi ia juga menjawab pertanyaan Jinan, "Play basketball with me," ajak Areksa melempar bola ke arah Jinan yang berjarak 1 setengah meter.
Hap!
Jinan menangkapnya tanpa meleset sedikit pun, "What do you mean?" tanya Jinan sambil memegang bola basket yang ia tangkap tadi.
"Main basketlah..." balas Areksa.
"Maksudnya apa? Yang jelas!?" geram Jinan mulai kesal.
"Aku bakal berhenti buat berharap bersahabat dengan kamu lagi setelah kamu menang main basket sama aku tapi kalau aku yang menang kamu harus tulus maafin aku,"
"Tapi kan aku udah tul—" Areksa menyela pembicaraan Jinan sebelum selesai.
"Udah Nan jangan bohong aku tahu kamu ngga tulus makannya aku mau buktiin," Areksa menundukkan kepalanya menatap lantai lapangan dengan kosong.
"Tunggu! Tapi hubungannya apa sama basket?" tanya Jinan bingung.
"Udah ikut aja untuk terakhir kalinya," Areksa memperlihatkan wajah yang kasihan dimata Jinan.
"Ck, oke terserah kamu sih tapi buktikan kata-kata kamu itu jangan cuma bicara," pasrah Jinan untung saja hari ini Jinan memakai baju ootd Celana.
Dari kejauhan di tepi lapangan terlihat Yusuf dan kedua temannya Arraf dan Denis menyaksikan, begitu juga Farhan dan Razka juga ada, masih ada lagi yaitu kedua teman Jinan Ulfa dan Zilva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Jinan ✓
Fiksi Remaja[Follow sebelum membaca] #3 in islami(8-8-2021) #1 in assalamualaikum(27-7-2022) #2 in cewek dingin(12-6-2024) Masalah kembali Jinan dapatkan di sekolah barunya, masa lalu terulang kembali. Keinginan Jinan untuk berhenti bersikap keras dan suka mara...