Assalamualaikum
Happy Reading...
°°°
"Segerakanlah sesuatu sebelum terlambat"
°°°
"Emang lo mau nikah kapan sih?" Tanya Areksa penasaran.
"Secepatnya," jawab Yusuf tersenyum sambil melamun.
"Sama Ara itu ya?" Tanya Areksa kepo banget ya.
"Bukan Areksa," Yusuf menggeleng pelan.
Areksa menaikkan alisnya, "Terus siapa, bukannya lo disaranin sama ustadz buat ta'aruf ama dia?"
"Sayangnya aku sudah lama mencintai seseorang dalam diam Sa, aku secepatnya ingin melamarnya," Kata Yusuf membuat Areksa berpikir apa jangan-jangan orang itu...
"Jangan bilang dia Jinan?" Tanya Areksa di dalam hatinya.
"Siapa?" Tanya Areksa padahal tak siap untuk mendengar jawabannya.
"Lebih baik aku rahasia kan nanti kamu juga akan mengetahuinya," balas Yusuf berjalan melewati Areksa untuk mengambil minum.
Dari arah pintu tiba-tiba terdengar bel beberapa kali, Alhasil Areksa yang sedang sendirian di ruang tamu merasa jika dirinya yang harus membukakan pintu sebab disini ia sendirian, Yusuf sedang menyiapkan minum di dapur lalu untuk orang tua Yusuf katanya tadi pergi sedang kalau pembantu tidak ada karena semua perkerjaan dirumahnya biasa dikerjakan sendiri.
Areksa bangkit dari duduknya menghampiri ke arah pintu utama yang tertutup rapat,
Ceklek...
Knop pintu ditarik kebawah oleh Areksa lalu untuk selanjutnya ia membuka pintu dan dilihatnya Jinan terdiam menunggu membawa sekotak putih bening berisi brownies.
"Assalamualaikum," kata Jinan tanpa melihat orang yang sudah membukakan pintu untuknya.
Jinan mengira jika itu adalah Yusuf, "Sufa, aku bawa brownies nih..." Jinan mendongakkan kepalanya untuk melihat orang yang ia kira Yusuf lalu memberikan kotak yang berisi brownies itu.
Areksa disana malah menahan tawa bukannya memberitahu jika dia bukan Yusuf tapi malah menahan tawa.
"Pppfttt..." Areksa menutup mulutnya dengan tangan kanannya i menatap dalam Jinan yang terus menatapnya.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Jinan menarik kotak yang ia berikan.
"Aku sekarang temen Yusuf masa ngga boleh main ke rumah temennya sendiri," Areksa menaikkan kedua alisnya menatap Jinan yang sudah membuang muka.
"Dibiasain kalau ada yang salam itu dijawab," lirih Jinan melewati Areksa tanpa permisi.
"Astaghfirullah kebiasaan gua..." Areksa menepuk jidatnya menyadari kebodohannya yang diucapkan Jinan tadi.
Dua orang itu sekarang hanya berdua saja di ruang tamu menunggu kedatangan Yusuf, kalian ingin tahu bagaimana suasana disana? Pasti hening, canggung, tak ada yang memulai percakapan.
"Jinan!" Panggil Yusuf dengan riang.
"Sufa ini brownies bikinan umi suruh bawa kesini," Jinan bangkit dari duduknya dan menghampiri Yusuf lalu memberikan kotak yang ia bawa kepada Yusuf.
Yusuf langsung menyambutnya tak lupa mengucapkan terimakasih pastinya.
"Eh," Jinan menarik kotak itu lagi.
"Kenapa?"
"Mau aku sajikan," Jinan tersenyum berjalan ke arah dapur.
Tak berapa lama kemudian terdengar lagi bel rumah berbunyi yang menandakan ada tamu pastinya kalau seandainya dari keluarga Yusuf pasti langsung masuk dan mengucapkan salam. Areksa heran ternyata di rumah Yusuf sering kedatangan tamu tak di undang, tuan rumahnya saja ditanya tak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Jinan ✓
Roman pour Adolescents[Follow sebelum membaca] #3 in islami(8-8-2021) #1 in assalamualaikum(27-7-2022) #2 in cewek dingin(12-6-2024) Masalah kembali Jinan dapatkan di sekolah barunya, masa lalu terulang kembali. Keinginan Jinan untuk berhenti bersikap keras dan suka mara...