33. Benar-benar tulus

69 11 0
                                    

Happy Reading...

°°°
"Belum pernah gue ngerasain hati ketusuk kayak gini"
°°°
[Areksa]

"Aku ngga tahu," Jinan menggeleng-geleng.

"Aku merasa dihianati, sikap baik dia sepertinya hanya caranya supaya dia bisa menghancurkan aku," Sambung Jinan membuat Yusuf menatap iba padanya.

"Yang sabar Nan, semua kejadian ada hikmahnya," Kata Yusuf tersenyum.

Senyuman dari Yusuf itu menular dan memberikan sedikit kesembuhan dihati Jinan. Jinan tidak menyangka sifat dari Yusuf yang selalu berbicara lembut kepada siapapun masih terbawa pada dirinya.

"Bahas yang lain jangan sedih-sedih," Reihan mendekati Jinan dan memeluknya.

Pelukan itu bukannya semakin membuat Jinan tenang tapi semakin membuat Jinan rapuh dan menangis dalam diam.

"Jangan nangis," Reihan mengusap air mata Jinan saat melepas pelukannya.

Jinan lalu tersenyum melihat kakaknya, bersyukur sekali Jinan dapat mengembalikan ingatannya walau ada sisi sedih tapi harus tetap bersyukur, apapun yang diberi Allah harus disyukuri.

"Oh ya... Yusuf cuma mau nganterin buku Suf?" Tanya Reihan tersenyum jahil membuat Jinan kesal dan mencubitnya.

"Ada yang lain kak," Jawab Yusuf.

"Tuh apa kak Rei bilang," Ucap Reihan menggoda Jinan.

Jinan diam, sudah biasa dengan sifat kakaknya ini, jiwa jahil sudah melekat dari kecil hingga bahkan sekarang sudah besar. Ya memang terkadang Reihan akan bersikap serius disaat waktu-waktu tertentu.

"Jinan, besok Minggu itu akan ada acara untuk anak-anak masjid, kamu mau ikut ngga?" Tanya Yusuf.

"Hmmm..." Jinan nampak berpikir.

"Boleh!" Seru Reihan tertawa pecah.

"Diem deh kak!" Sentak Jinan sebal.

"Gimana kalau setelah Ujian aja, bukannya sebentar lagi kita ujian ya?" Tanya Jinan.

"Iya juga ya, tapi apa ngga ngecewain anak-anak Nan?"

"Insyaallah ngga, mereka kan pasti sebentar lagi juga Ujian," Jawab Jinan

"Eh... Ayo diminum, kok minuman sama cemilannya di diemin," Ucap Umi tepatnya ini sindiran.

"Iya Umiku sayang..." Ucap Reihan tersenyum lebar membuat Jinan geli.

Reihan jadi semakin gencar deh... Untuk menjahili Jinan.

"Ha, aku gelitikin baru tahu rasa kamu," Reihan menyipitkan matanya menatap Jinan.

Untung Jinan siap sedia jadi dia langsung kabur tapi Reihan terus saja mengejarnya. Umi dibuat geleng-geleng melihat kelakuan keduanya, jadi keinget masa lalu Umi.

"Umi..." Panggil Yusuf.

"Iya Yusuf?"

"Apa bener Jinan dijodohkan?" Tanya Yusuf.

"Ha!" Umi tersentak kaget.

"Umi ngga tahu?"

"Ya Allah... Kenapa Jinan ngga cerita sama Umi?" Keluh Umi menatap Jinan yang masih kejar-kejaran dengan Reihan di sisi lain rumah.

"Maaf Umi, bukan bermaksud membuat Umi kecewa, Yusuf hanya ingin memastikan saja,"

"Ngga apa Yusuf, Umi malah terimakasih karena kamu sudah beritahu," Kata Umi tersenyum.

Assalamu'alaikum Jinan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang