15. Video

100 10 0
                                    

Happy reading...

Bukan perkara masalah sepele tapi ini adalah masalah yang serius, dua siswa hilang disebuah hutan karena keteledoran guru yang tidak bertanggungjawab atas KBM diluar sekolah, seharusnya guru-guru bisa belajar dari pengalaman sebelumnya karena angkatan sebelumnya juga pernah tertinggal tapi berbedanya mereka tidak tersesat.

Jika seorang dari luar sekolah mengetahuinya mungkin berita ini akan menyebar dan sekolah akan terkena jeleknya juga dan akan mendapatkan hujatan banyak dari sekolah lain.

Beruntungnya tidak ada yang mengetahui dan berita ini masih tertutup rapat, seluruh siswa kelas 12 IPA dimohon untuk angkat bicara oleh para guru, jika ada yang melanggarnya akan dihukum atau bahkan dikeluarkan dari sekolah SMA Harapan Bangsa.

Jadi sampai sekarang pun belum tersebar di seluruh sekolah, karena para murid pasti akan mendapatkan hukuman jika melanggar.

Jinan menyebut pertemuan ini sebuah sidang di pengadilan, bagaimana tidak? Keadaan diruangan benar-benar tegang, beku, dingin. Berbeda dengan pendapat si Areksa dia memang aneh, suasana seperti ini masih bisa santainya tanpa ada wajah tegang pada dirinya.

Semua orang kini berkumpul, yaitu semua orang yang berkaitan dengan kejadian yang menimpa Jinan dan Areksa. Semua diam dan menundukkan kepalanya cemas, sampai akhirnya kepala sekolah masuk, dan semua orang menegakkan kepalanya dan menyapanya dengan senyuman.

Memang terlihat asing untuk Jinan karena selama ia menginjakkan kakinya disekolah ini, ia tidak pernah sekalipun melihat kepala sekolah, perkiraannya pasti kepala sekolah sibuk. Permasalahan pasti akan semakin panjang kalau membahas sampai ke akar-akarnya belum lagi menghadirkan kepala sekolah, pasti akan semakin tegang.

"Baiklah, sekarang waktunya membahas perkara yang terjadi kemarin, dimana satu siswa dan satu siswi hilang di sebuah hutan. Saya sudah bilang jika ingin mengadakan KBM diluar sekolah, persiapkanlah dengan matang-matang, jangan ada keteledoran dalam melakukannya." Ucap Pak Saka Aji itu yang tertulis dipin namanya "Saka Aji"

Tidak ada yang berani angkat bicara selama kepala sekolah berbicara panjang lebar tanpa jeda.

"Terulang kembali kan masalah yang pernah terjadi tahun lalu, seharusnya kalian para guru bisa belajar dari pengalaman sebelumnya, bukan malah diulang kembali! Untung saja siswa dan siswi yang hilang ketemu, jika tidak. Tidak tahu apa nasib sekolah ini, jika masuk di berita tv. Kita juga kan yang rugi!" Mulai terlihat aura emosinya keluar karena perkataannya semakin tegas pantas saja dipilih sebagai kepala sekolah di SMA Harapan bangsa, memang kepala sekolah yang bertanggung jawab masalah apapun pasti akan langsung diselesaikan sampai tuntas ke akar-akarnya.

"Pantas saja banyak yang ingin bersekolah di SMA Harapan Bangsa, ternyata sekolah yang bertanggung jawab." Pikir Jinan.

"Pak Bayu, saya kan sudah bilang jangan sampai terulang! Tapi apa? Saya kecewa pak jika ini terus terulang." Ucap lagi pak Saka.

"Mohon maaf atas keteledoran kami, untuk kedepannya pasti kami akan lebih berhati-hati," Jawab pak Bayu mencoba meredakan emosi pak Saka.

"Dan untuk kalian, Jinan dan Areksa, kenapa kalian bisa tertinggal?" Tanya Pak Saka. "Seharusnya kalian itu tidak tertinggal, jadi insiden ini juga tidak akan terjadi dan tidak akan merugikan siapapun."

"Be-begini Pak, sa-saya pergi ke kamar kecil sebelum masuk ke hutan jadi karena itu saya tertinggal." Jawab Jinan dengan gugup dan tangannya yang bergetar, jantungnya pun berdegup kencang.

"Bu Mawar apa anda tidak mengecek jumlah siswa dan mengabsen tiap kelasnya?" Tanya pak Saka pada bu Mawar selaku guru yang menginginkan KBM diluar sekolah.

Assalamu'alaikum Jinan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang