11. Nilai Jelek

101 10 0
                                    

Bugh...

Sebuah bola melambung tinggi dan melesat ke arah...?

Jinan. Orang yang melempar sudah memusatkan agar bola basket yang ia pegang jatuh persis di hadapan Jinan.

Jinan tidak terkena ataupun terjatuh...tapi justru ia menangkap bola itu dengan tangkas dan cepat sebelum melesat ke wajahnya.

Sekarang bola itu Jinan pegang, mata Jinan tertuju kepada orang yang melempar bola ke arahnya. Tanpa pikir panjang Jinan masuk di lapangan basket, ia ingin mengembalikan bola itu tapi untuk sebelumnya Jinan melakukan beberapa hal. Dia mendribble bola itu dihadapan orang yang melempar bola ke arahnya dan mengatakan beberapa patah kata.

"Kalau main basket itu..." Jinan masih mendribble bola basket menggunakan tangan kanannya.

"Dimasukkin ke..." Jinan mendekati ring basket.

"Ringnya..."

Boom...

Bola itu masuk ke ring tanpa halangan apapun.

Semua orang kini fokus pada Jinan. Apa yang dilakukan Jinan itu, membuat para pemain basket melongo karena jarang sekali siswi di sekolah bisa bermain basket apalagi hanya satu lemparan langsung masuk.

Plak...

Jinan melempar keras bola yang ia ambil setelah masuk ring pada si pelempar bola dan Jinan mengenalnya. Rio, sepertinya dia belum terima jika diberi hukuman dan dinyatakan salah, maka dari itu ia sangat terlihat dendam pada Jinan padahal bukti pun sudah menyatakan jika ia bersalah...tapi ya sudahlah cukup disini saja Jinan mengakhiri perdebatan antara dirinya dengan Rio. Untuk terakhir kalinya dan semoga tidak akan terjadi lagi.

Kini Jinan berjalan cepat ke arah teman-temannya yang masih menyaksikannya.

"Ayok...malah bengong? Jadi ke kantin kan?" Jinan bertanya dan tidak ada yang menjawab.

Akhirnya tanpa berpikir berbelit-belit Jinan menarik tangan mereka semua satu persatu untuk ke arah kantin. Dan ya... mereka sadar walaupun masih terlihat seperti orang aneh...tapi bukan orang aneh tepatnya...entahlah yang pasti mereka bersikap seakan-akan baru mengetahui jika Jinan bisa bermain basket.

"Wow...baru kali ini deh, gue tahu kalau ada cewek yang bisa main basket disekolah ini?" Ucap salah seorang yang bermain basket dilapangan.

"Eh...Rio, bukannya tipe lo termasuk yang bisa main basket?" Tambah lagi satu orang.

"Iya...emang tipe gue tapi jangan yang ini...gue ngga suka sama dia..." Jawab Rio dengan muka kesal.

"Awas...jangan benci-benci deh lo... kalau jatuh cinta baru tahu rasa lo!"

"Lo bisa diem ngga sih? Apa lo minta ditabok?" Kata Rio semakin kesal.

"Sorry becanda Rio..."

🍃🍃🍃

"Jinan kamu bisa main basket ya?" Tanya Ella memulai pembicaraan ditengah keheningan saat menunggu pesanan yang dipesan Zilva.

Jinan menjawab. "Bisa tapi ngga jago-jago juga kok."

"Ya...itu mah udah kelihatan wow kalau buat para tim basket, apalagi kamu cewek..." Ucap Ulfa dengan posisi dagu yang ditopang oleh tangan kirinya.

"Ngga usah berlebihan..." Kata Jinan sambil tersenyum.

"Pesanan siap!" Seru Zilva membawa tiga mangkuk soto mie sedangkan minumnya sudah tersedia dimeja kantin.

Assalamu'alaikum Jinan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang