40. Cinta dalam diam

47 8 0
                                    

Happy Reading...

***

Yusuf melamun terlihat menimang-nimang sebuah pilihan apa yang harus ia pilih diantara iya atau tidak, jika iya mungkin terdengar membahagiakan untuk orang lain tapi bukan untuk dirinya, jika tidak ia akan membuat beberapa orang yang bersangkutan kecewa.

"Bismillah, maaf Pak ustadz saya sudah lama mencintai seseorang dalam diam dan akan segera melamarnya," Jawab Yusuf sejujurnya membuat raut wajah yang bertanya padanya kecewa.

"Yasudah kalau begitu, urusan hati hanya Allah yang bisa membolak-balikkan nya. Semoga kamu cepat menghalalkan dia agar jatuh cinta mu itu tidak berubah menjadi nafsu," Balas Ustadz menepuk punggung Yusuf beberapa kali.

Yusuf mengangguk sambil tersenyum.

"Yasudah saya pamit dulu ada urusan, ajari anak-anak itu ya," Ucap Ustadz menunjuk ke arah anak-anak yang sedang menghafal surat-surat pendek.

Pak Ustadz berlalu menyisakan Yusuf sedikit merasa bersalah. Tapi mau bagaimana lagi, kata hati tak bisa berbohong Yusuf juga manusia biasa yang bisa merasakan jatuh cinta seperti seorang lelaki normalnya.

"Assalamualaikum!" Salam Jinan dengan semangat tersenyum begitu manis.

"Walaikumsalam," Yusuf tersenyum terhipnotis dengan senyuman Jinan.

"Cie!" Goda Arraf menyipitkan matanya menatap Yusuf.

"Apa?" Tanya Yusuf datar.

"Cie marah!" Goda Arraf lagi membuat Yusuf membuang nafas kesal.

Jinan yang menyaksikan hanya senyum-senyum.

"Dia terpesona sama senyuman kamu Nan," ujar Denis tersenyum menggoda Yusuf.

"Ngga jelas kalian berdua," Balas Yusuf tanpa ekspresi membuat Jinan tersenyum.

"Kenapa senyum?" Tanya Yusuf penasaran.

"Aku lama ngga liat ekspresi yang itu," Jawab Jinan masuk ke dalam masjid.

Jinan yang masuk ke dalam disusul oleh Arraf, Denis, dan begitu juga Yusuf yang berada di akhir barisan.

"Yusuf!" Panggil seseorang dari belakang.

Dari suaranya Yusuf sudah bisa menebaknya, dan benar saja saat Yusuf berbalik di dapatinya seorang gadis bernama Ara itu berada dibelakangnya seperti meminta sebuah kepastian. Sudah Yusuf duga pasti akan terjadi, dan Ara benar-benar datang untuk menanyakannya secara langsung.

Untungnya Arraf, Denis, dan Jinan sudah masuk duluan jadi mereka tak perlu menyaksikan permasalahan yang sedang Yusuf alami.

"Yusuf aku butuh penjelasan dari kamu," tutur Ara menatap Yusuf dengan kesedihan mendalam.

Yusuf menghela nafasnya pelan-pelan sebelum berbicara, "Ara... Maaf aku sudah mencintai seseorang dalam diam begitu lama, dan aku ingin segera menghalalkannya dia, maaf Ara. Permisi," balas Yusuf singkat, padat, dan jelas tapi walaupun sesingkat itu sangat menusuk hati Ara, Ara juga sama mencintai Yusuf dalam diam.

Ara sangat berharap jika Yusuf mau ta'aruf dengannya tapi nyatanya Yusuf menolaknya sebelum melakukannya, sangat terpukul sekali hatinya, ia bertanya-tanya siapakah gerangan gadis yang membuat Yusuf begitu ingin menghalalkannya.

"Aku ngga akan berhenti untuk bisa mengambil hati kamu Suf," Gumam Ara menghapus air mata yang membasahi pipinya.

Dikeramaian itu bisa-bisanya Yusuf mencuri pandang Jinan, tapi untungnya orang yang dipandang tidak mengetahuinya dikarenakan sedang mengajar. Entah dari kapan Yusuf mulai mencintai Jinan dalam diam, dari kecil mungkin tapi yang Yusuf tahu Jinan adalah seorang gadis yang mampu membuatnya sampai berani mencuri pandang yang seharusnya itu adalah tidak diperbolehkan untuk dilakukan.

Assalamu'alaikum Jinan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang