Happy reading...
°°°
"Maha pemilik hati, hati ini hancur"
°°°°Semua orang pasti punya masa kecil yang bahagia dan terkadang duka, dan terkadang pun sulit untuk melupakan masa-masa itu. Sampai-sampai ingin sekali kembali ke masa-masa kecil, padahal kenyataan mana mungkin bisa mengembalikan ke masa lalu.
"Sufa! Jinan mau es krim, beliin ya... hehehe."
Yusuf tersenyum lebar menatap Jinan yang meminta es krim berekspresikan lucu dan imut dihadapannya yang membuatnya gemas ingin mencubit pipinya tapi ia tahu Jinan tidak suka jika pipinya itu dicubit ia beralasan takut bahwa pipinya akan bertambah besar seperti bakpao. Yusuf mengangguk dan langsung menarik tangan Jinan lalu membawanya ke sebuah warung yang lokasinya memang tak jauh dari tempat mereka sedang bermain.
"Mau rasa apa?" Tanya Yusuf menatap ke arah Jinan yang sedang bingung mau memilih es krim yang mana.
"Hm..." Jinan bergumam sambil meletakkan telunjuknya di dagu.
"Yang mana?" Tanya lagi Yusuf.
"Jinan bingung Sufa mau milih yang mana." Jelas Jinan dan Yusuf pun tersenyum.
"Gimana kalau rasa vanilla." Saran Yusuf.
"Hm...boleh deh," Balas Jinan segera mengambil satu es krim sementara Yusuf juga memilih yang sama dan setelah itu baru Yusuf membayar.
"Ini Pak," Ucap Yusuf menyodorkan uang sesuai dengan junlah harga es krim yang dibeli dan tidak ada kembalian karena memang uangnya pas.
"Sufa! Kita belum sholat!" Seru Jinan langsung berlari dengan kencang ke arah jalan rumah.
Dan itu berhasil membuat Yusuf khawatir jika Jinan terjatuh, Jinan pasti selalu saja terburu-buru dan tergesa-gesa jika tidak melaksanakan sesuatu yang harus ia lakukan tak terkecuali pasal sholat 5 waktu. Benar saja Jinan terjatuh karena kakinya tersandung, Yusuf yang masih lumayan jauh melihat Jinan yang duduk diaspal akhirnya mengencangkan larinya dan menghampiri Jinan.
"Jinan! Kamu ngga apa-apa?" Tanya Yusuf panik.
"Ngga apa-apa kok Sufa," Jawab Jinan dengan senyuman bercampur kesakitan yang ia sembunyikan.
"Bohong!" Yusuf membantu Jinan berdiri.
"Beneran Jinan ngga apa-apa Sufa, Sufa kan tahu Jinan itu kuat." Jinan kembali menegaskan dengan kepalan tangan disebelahnya yang ia angkat.
Yusuf tersenyum sekilas. "Dasar kamu itu ya,"
"Yah...es krimnya rusak Sufa." Jinan menatap bungkusan es krimnya yang sudah terbuka.
"Ini buat kamu aja," Yusuf memberikan es krim yang ia bawa kepada Jinan.
Jinan tidak menolak karena ia memang ingin sekali es krim jadi dengan pedenya ia menerima es krim itu dengan senyuman lebar dan satu lagi tak lupa ia mengucapkan kata terimakasih.
Jika waktu bisa diulang kembali mungkin Yusuf yang akan membiarkan dirinya celaka agar Jinan tidak terkena pukulan yang menyebabkannya amnesia. Awal dimana Yusuf merasa sedih karena Jinan sama sekali tidak ingat apapun saat dirinya bertanya dan membuat Yusuf kehilangan sosok yang selama dikehidupan masa kecilnya menjadi pahlawan dan melindunginya.
Bukannya Yusuf seharusnya melindungi Jinan?
Tidak, dulu waktu masa kecil Yusuf sangat penakut dan selalu menjadi sasaran si pembuli, sampai akhirnya dimana ia tidak takut lagi dan ingin melawan saja. Jinan, seseorang yang membuatnya kuat dan tidak patah semangat untuk menjalani kehidupan masa kecil sekaligus sahabat dan tetangganya. Dimana Yusuf diserang pembuli pasti ada Jinan. Itulah sebabnya mengapa ia selalu menyesali hal itu, hal yang membuat Jinan menjauh hampir 10 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Jinan ✓
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca] #3 in islami(8-8-2021) #1 in assalamualaikum(27-7-2022) #2 in cewek dingin(12-6-2024) Masalah kembali Jinan dapatkan di sekolah barunya, masa lalu terulang kembali. Keinginan Jinan untuk berhenti bersikap keras dan suka mara...