32. Ingatan Jinan pulih?

67 12 0
                                    

Happy Reading...

"JINAN!" Teriak dua orang berlari dramatis menghampiri Jinan.

Jinan nampak seperti orang kebingungan karena melihat Ella dan juga Ulfa seperti bukan mereka yang Jinan kenal, mereka itu terlihat agak ada jiwa jenakanya ketika berlari sambil merentangkan tangan penuh dramatis.

"Jinan..." Panggil Ella dan Ulfa secara bersamaan lalu berhambur memeluk Jinan.

Jinan yang dipeluk cukup terkejut dan senang, lega dalam hatinya. Masalah satu sudah hilang tinggal menghadapi masalah yang akan ia hadapi kedepannya.

"Terimakasih Ya Allah..." Gumam Jinan saat memeluk Ella dan Ulfa.

Eh...tunggu disana masih ada Areksa. Areksa yang disana ibarat kata tidak berarti hanya sebuah pajangan bagi ketiga perempuan yang sekarang tengah ia saksikan berpelukan begitu dramatis, seperti lama tidak bertemu saja.

Karena Areksa tidak ingin lama-lama disana akhirnya ia memutuskan untuk pergi tapi sebelum pergi ia berpamitan dulu.

"Nan, gue duluan" Ucap Areksa melirik sekilas ke arah Jinan lalu melangkah pergi.

Jinan hanya mengangguk sambil melihat kepergian Areksa. Masih merasa bahwa semua yang terjadi hari ini adalah mimpi. Tapi pada kenyataannya ini semua memang benar adanya bahwa Areksa membuat apa yang ia katakan menjadi kenyataan. Tapi yang membuat Jinan terus berpikir adalah kenapa Areksa tiba-tiba membuka kedok sepupunya padahal kata Farhan, Razka, dan Kasya, Areksa itu dekat sekali dengan sepupunya tapi...kenapa? Sekarang semua terbalik? Areksa rela, rela untuk mengungkapkan kebenaran bahwa sepupunya bersalah. Seharusnya jika memang Areksa sangat dekat dengan Difka, Areksa tidak akan melakukannya demi seorang Jinan.

"Maafin kita Nan," Ulfa melepas pelukannya begitu juga Ella.

Seketika lamunan Jinan buyar kini dia kembali ke alam sadarnya.

"Iya Nan, maafin Ella," Ella menyatukan kedua telapak tangan menatap Jinan penuh dengan rasa bersalah.

Jinan menggeleng-geleng, "Jangan terlalu merasa bersalah, kalau aku diposisi kalian pasti orang pertama yang aku curigai adalah satu orang yang mengetahui rahasia aku," Jinan tersenyum melihat secara bergantian kedua orang dihadapannya.

"Udah udah, jangan nangis," Lanjut Jinan mengusap air mata Ulfa.

"Maaf ya Nan," Ulfa tersenyum getir menatap Jinan.

"Pokoknya kita harus ngasih pelajaran sama Difka yang busuk itu! Dasar tampang ganteng tapi kelakuannya minus banget! Ih...sebel aku deh!" Kesal Ella membuat Jinan tertawa karena melihat ekspresi Ella yang lucu saat mengumpat.

"Kok ketawa sih Nan?" Tanya Ulfa.

"Lucu aja, si Ella marah-marahnya,"

🍃🍃🍃

"Jinan!"

"Hah!" Jinan menatap tajam lelaki yang sedang menggenggam lengannya.

Jinan segera mengibaskan lengannya agar cekalan tangan dari Difka semakin longgar dan lepas.

"Ada apa?" Tanya Jinan dingim.

"Aku punya hadiah buat kamu karena berhasil membuat Areksa mengkhianati kepercayaan aku sebagai sepupunya," Difka menyodorkan sebuah amplop besar berwarna coklat kepada Jinan, "Gila sih, rasa dendam dia sama rasa kepedulian dia ke kamu sepertinya lebih besar rasa kepeduliannya," Lanjut Difka bertepuk tangan sambil tertawa misterius.

Assalamu'alaikum Jinan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang