22- Masalah besar?

1.1K 211 70
                                    

Butuh waktu yang cukup lama untuk memendamnya. Padahal, hanya butuh waktu satu detik untuk mengungkapkannya.

◦ • ●★● • ◦

Pria bersurai hitam itu nampak telah memakai seragam sekolahnya dengan rapih. Lalu ia memakai jaket kebanggaannya sebagai anggota geng motor Valorous membuatnya semakin gagah, dan tak lupa juga tas yang hanya berisi beberapa buku juga ia gendong di pundaknya.

Adam telah siap dan segera keluar dari kamarnya untuk kembali menyapa sang Bunda sebelum ia berangkat sekolah. Namun tentunya kali ini Adam tidak membawa motor sendiri sebab luka tangannya masih terbalut perban dan menandakan bahwa ia belum cukup sembuh, namun Adam kekeuh untuk berangkat sekolah pagi ini.

"Kamu yakin udah kuat buat berangkat ke sekolah, Dam?" tanya Maidah saat Adam tengah mencium punggung tangannya.

Adam mengangguk, "yakin dong Bun, Adam 'kan anak kuat," guraunya membuat Maidah sedikit terkekeh.

"Yaudah, Adam nunggu mau keluar ya Bun, mau nunggu Barra," pamit Adam lagi hingga Maidah menganggukkan kepalanya.

Sebelum berlalu, Adam juga menyempatkan untuk mencium pipi sang Bunda yang tentunya menjadi hal yang tak akan Adam lewati mulai dari sekarang. Setelahnya, barulah ia keluar dari rumahnya dan bertepatan dengan motor Barra yang tiba di depan rumahnya.

"Gue kira lo belum bangun," ujar Barra yang saat itu masih memakai helm dan tengah menunggu Adam mendatanginya.

"Ngga dong, 'kan hari ini mau nebeng sama Babang Barra yang gantengnya tiada tara dan suka bikin cewek-cewek terpesona," ujar Adam terkekeh.

Barra berdecak sebal mendengarnya. "Buruan naik," titahnya.

Adam menurutinya. Ia segera menaiki motor Barra dan sebelumnya ia juga telah memakai helmnya karena helm sangat penting untuk keselamatan mereka.

"Yuk gaskennn!" sahut Adam yang tentunya membuat Barra segera melajukan motornya menuju sekolah. Kebetulan ketiganya sering berangkat terpisah, sehingga saat ini Ipin juga berangkat terpisah dari Barra.

Hanya butuh waktu 5 menit, akhirnya keduanya sampai di sekolah saat waktu menunjukkan pukul 06.50. Lebih awal dari pada saat Adam berangkat sendiri.

Setelah memarkirkan motornya, Adam dan Barra segera meninggalkan parkiran dan menuju kelas mereka yang berada cukup jauh dari area parkiran. Selama berjalan, tak sedikit dari para siswi yang melirik mereka sepanjang langkahnya sebab mereka kenal betul keduanya. Barra yang di cap sebagai playboy level tertinggi namun ketampanannya tak usah di ragukan lagi. Dan tentunya Adam si ketua geng motor Valorous yang juga tidak kalah tampan dari Barra, minusnya hanya petakilan.

Akhirnya mereka sampai di kelasnya. Disambut beberapa teman sekelas mereka yang nampak melihat kedatangan Adam dengan kondisi yang masih kurang baik, terlihat dari cara jalannya yang sedikit pincang dan tangannya yang masih terbalut perban.

"Lo jadi berangkat hari ini, Dam? Harusnya ntar aja lo berangkatnya biar dijenguk sama temen sekelas," tukas Ipin yang memang telah tiba lebih dulu.

"Ah, ntar ngga bawa apa-apa kayak lo berdua kemaren." balas Adam saat ia telah duduk dibangkunya bersama Barra.

"Ya kemaren kita 'kan buru-buru ya Bar," ujar Ipin yang disetujui oleh Barra.

"Masih mending kita jengukin lo!" sambung Barra sembari melempar tatapan ke arahnya.

Adam mendengus sebal. "Iya iya dah."

Tak lama, bel masuk berbunyi dan kegiatan belajar telah di mulai. Jadwal pelajaran di pagi ini adalah Biologi dan kebetulan sekali tepat di pagi ini diadakan ulangan mendadak membuat Adam kebingungan. Untungnya, ada jalan mencontek ke Barra yang juga menyontek dari Ipin, sedang Ipin mendapat jawaban dari teman-temannya yang lain.

HAWA untuk ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang