10- Pondok Pesantren Al-Firdaus

1.6K 234 39
                                    

Jika kamu ingin menjadi orang yang baik, carilah lingkungan yang baik.
-Husain Ba Syaiban-

◦ • ●★● • ◦

"Dam, ayo bangun Nak," suara Maidah memekik telinga Adam saat ia masih damai dalam mimpinya.

Ketukan pintu berkali-kali membuat tidur Adam semakin terusik hingga ia mendengar suara pintu terbuka dan lantas iapun mengerjapkan matanya perlahan.

Dilihatnya pertama kali adalah sesosok wanita parubayah yang tidak lain tidak bukan adalah Maidah, Bundanya.

Setelah Adam melirik Bundanya, matanya tertarik untuk melihat jam dinding yang terpatri di dinding kamarnya yang spontan membuat Adam terlonjak kaget.

"Anjirr udah jam tujuh!" teriaknya yang kemudian mendapat pukukan bantal dari Bundanya membuat ia meringis.

"Heh!" tukas Maidah dan Adam nampak menunjukkan cengirannya.

"Sorry Bun, udah otomatis," ia terkekeh.

"Eh iya Adam telat lho Bun, kok malah Bunda aja ngobrol sih, nanti Adam di suruh bersihin WC Guru lagi di sekolah Bun, mana bau lagi." gumamnya sambil bangkit dari kasurnya dan nampak mencari sendalnya sebelum ia meraih handuknya namun tiba-tiba Adam terhenti saat ia mendengar Bundanya terkekeh.

"Eh kok Bunda malah ketawa? Anak telat bangun kok di ketawain?" tukasnya.

"Ini 'kan hari libur Adam," ujar Maidah membuat Adam terbelalak.

"Hah?" mulutnya terbuka lebar.

"Hari ini 'kan tanggal merah, peringatan Isra Mi'raj." lanjut Maidah hingga Adam menepuk keningnya dan memilih kembali menghambur di kasurnya.

"Bunda kenapa ngga ngomong dari tadi sih?" keluh Adam manja. Siapa sangka ketua geng motor sepertinya juga bisa manja kepada sang Ibunda seperti saat ini.

"Kamu 'kan mau libur mau ngga, bangunnya tetep aja siang," Maidah sesekali membelai surai hitam putra semata wayangnya tersebut.

Adam membalikkan tubuhnya dan terkekeh. "Bunda tau aja." giginya yang tersusun rapih nampak terlihat.

"Yaudah Adam tidur lagi ya Bun, mumpung libur lho Bun," Adam menaik-turunkan kedua alisnya.

"Eh jangan-jangan, kamu mandi abis itu sarapan, terus kita main ke Pesantren Kakek kamu." balas Maidah membuat Adam menghela nafasnya.

"Yah... Lain kali aja Bun, Adam tidur lagi ya ya?" tawarnya lagi.

"Ngga boleh Adam sayang, kamu bangun atau mau Bunda sumpahin biar ngga bisa bangun lagi?" ancam Maidah bercanda.

Dengan cepat Adam yang semula berada di posisi terlentang pun kini segera mendudukkan tubuhnya. "Ya jangan gitu dong Bun, kalo beneran kejadian gimana? Doa Ibu 'kan doa yang paling mujarab?" Adam menatap ke arahnya.

Maidah terkekeh. "Yaudah mandi dulu sana, Bunda tunggu di bawah buat sarapan abis itu kita langsung pergi." titah Maidah yang sudah bangkit dari duduknya.

"Berangkat!!" ujarnya sembari mengacungkan jempolnya dan segera menuju kamar mandi sementara Maidah kembali menuju ruang makan untuk menyiapkan sarapan putranya.

HAWA untuk ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang