48- Balapan (Terakhir)

1.2K 214 93
                                    

Jika ini terakhir kalinya aku membuka mata, maka aku bersyukur. Karena yang terakhir aku lihat sebelum menutup mata, adalah kamu.

-Adam
◦ • ●★● • ◦

Hayo loh ada apa?

Yang deg-degan siapa nih?

Yuk baca aja biar ngga penasaran xixi

Matanya mulai terkejap. Sayup-sayup ia mendengar suara bising orang-orang yang tengah mengobrol di sekelilingnya. Namun ketika ia mencoba membuka mata, tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing.

Hawa mencoba membenarkan posisi duduknya. Tubuhnya terasa begitu sakit dan juga lemas tak bertenaga. Ia juga melihat keadaan dirinya yang cukup membuat terkejut. Saat ini ia tengah duduk disebuah kursi dengan keadaan tangan, kaki, dan tubuhnya yang dililit tali. Juga mulut yang terbungkam sebuah selotip hitam.

Seketika Hawa panik, yang terakhir ia ingat hanyalah ketika ia tengah menunggu angkutan umum di depan kompleks, tapi tiba-tiba seseorang datang dan membungkam mulutnya dengan sebuah sarung tangan yang sepertinya sudah diberi obat bius, dan setelah itu, Hawa tidak ingat apapun.

Hawa mulai mengedarkan pandangannya, tapi sungguh ia tak tahu ia ada di mana saat ini. Ia juga melihat segerombolan pria berjaket hitam yang seketika mengingatkan Hawa akan sesuatu.

DAMN!

Mata Hawa membulat. Hawa ingat jaket dan logo itu nampak tidak asing baginya. Ya, ini semua ulah geng motor yang Adam benci, siapa lagi jika bukan KING KOBRA!

Ia tidak tahu berapa lama ia tidak sadarkan diri, tapi sungguh ia takut mereka semua sudah berbuat tak senonoh kepadanya. Jelas ia sangat panik dan berusaha melepaskan tubuhnya dari semua tali yang melilit, tapi ia terlalu lemah dan tak bertenaga.

"Eh Bos, udah bangun tuh cewek." ujar salah satu dari mereka membuat Hawa menatapnya.

Benar saja, pria yang tidak asing lagi bagi Hawa itu menatapnya seraya memberikan senyuman menakutkan. Tristan. Pria yang sering mengganggunya di jalan. Hawa sudah menebak ini semua ulahnya.

"Udah bangun cantik? Lama banget kamu pingsannya, sampe semalaman loh," sapanya dan mulai mendekat ke arah Hawa sedang Hawa hanya memberikan tatapan tajam kearahnya.

Tristan ada di depan matanya. Lalu langsung mencabut selotip yang membungkam mulutnya dengan sangat kasar membuat Hawa meringis kesakitan.

"Lepasin aku sekarang!" Hawa memberontak, tapi Tristan segera menahan kursi itu membuat Hawa tak bisa berkutik karena tubuh Tristan semakin dekat dengan tubuhnya.

Tristan terkekeh. "Gue belum ngapa-ngapain kok. Santai aja sayang." tuturnya. "Atau, lo mau gue apa-apain?" goda Tristan.

"Jangan kurang ajar kamu!!" gertak Hawa namun Tristan makin terkekeh.

"Tenang aja. Gue masih bisa tahan kok," terangnya dengan senyuman itu.

"Ngomong-ngomong, calon istrinya Adam cantik juga." Tristan mencolek dagu Hawa, dan hal itu membuat Hawa kembali memberontak. Ia benci pria penggoda seperti Tristan.

"Lo kok mau sih sama berandalan macem Adam? Sayang tau ngga? Mending sama gue." goda Tristan yang kembali mendapat tatapan tajam darinya.

"Lebih baik aku ngga punya pasangan dari pada harus sama laki-laki brengsek kayak kamu!" ketus Hawa membuat Tristan naik pitam.

"NGOMONG APA LO BARUSAN?!" sarkasnya.

"KAMU LAKI-LAKI BRENGSEK!" terang Hawa lantang.

PLAKK!!

HAWA untuk ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang