35- Semuanya akan indah

1.1K 213 56
                                    

Orang yang terlihat paling kuat, biasanya adalah orang yang paling banyak menyimpan beban di dalam hidupnya.

◦ • ●★● • ◦

Alih-alih tidak menunaikan salat dhuha karena tengah berhalangan, Hawa menghabiskan waktu istirahat pertamanya untuk berada di Perpustakaan sebab ia ingin mencari sebuah buku.

Tentu saja perpustakaan menjadi begitu ramai di jam istirahat. Tak sedikit dari para siswa yang memilih menghabiskan waktu istirahat di dalam perpustakaan.

Setelah menyusuri rak-rak buku, akhirnya Hawa menjumpai buku yang ia cari lalu bergegas mencari tempat duduk yang kosong. Langkahnya tiba-tiba terhenti, ketika melihat seseorang yang nampak tidak asing sedang tertidur pulas sembari memegang qur'an.

Itu adalah Adam. Senyuman Hawa mengembang sesaat saat ia melihat Adam. Hawa akhirnya menarik salah satu kursi di depan Adam lalu mulai duduk.

"Dam," panggil Hawa, namun sepertinya Adam tidak mendengarnya.

"Adam." Hawa memanggil sekali lagi, ia juga mengetuk meja dengan cukup pelan hingga Adam bangun karena terkejut.

"Yaalaytanii kuntu turabaa." ujar Adam seketika saat ia mulai mengangkat kepalanya sedang Hawa terkekeh.

"Eh, lo Wa." tukas Adam sembari mengucek matanya, mencari kesadaran.

"Kamu lagi ngapain sampe ketiduran?" tanya Hawa spontan.

"Ini, tadi lagi hafalin An-naba', eh ketiduran." Adam menggaruk tengkuknya, sembari terkekeh.

"Pantes." Hawa ikut terkekeh. Pantas saja Adam membaca potongan ayat terakhir di surah an-naba' saat ia bangunkan tadi. "Udah hafal?" tanyanya lagi.

Adam mengangguk, pertanda ia sudah menghafal. "Alhamdulillah, meski sedikit susah karena surahnya panjang." balasnya.

"Alhamdulillah." Hawa ikut senang. Perjuangannya merubah Adam tidak sia-sia. Lihatlah sekarang, hanya butuh waktu beberapa bulan, Adam berhasil menghafal juz 30 penuh. Meski masih sedikit, tapi menurut Hawa itu sangat berarti besar.

Yang dulu ia kenal sebagai seorang geng motor yang berandalan, kini telah berubah dan berbeda. Dan itu karenanya. Hawa sangat senang.

"Lo mau tes hafalan gue?" tanya Adam memecah keheningan.

Hawa mengangguk setuju. "Bacain surah an-naba' sampai selesai aja." lalu, setelah itu Adam mulai menutup qur'annya sembari membaca taawudz sebelum mulai membaca surah an-naba'.

"Bismillahirrahmanirrahim, 'amma yatasaa 'aluun, 'anin naba'il aziim, allazii hum fiihi mukhtalifuun." Adam mulai membacakan ayat demi ayat surah tersebut, dan Hawa nampak mendengarkannya dengan fokus.

"Innaa anzarnaakum 'azaaban qariibay yauma yanzurul mar'u maa qaddamat yadaahu wa yaquulul kaafiru yaalaytani kuntu turaba. Shodaqallahul 'adziim." selesai, Adam telah menyelesaikan bacaan surah an-naba' hingga di ayat 40, ayat terakhir.

Hawa bangga sekaligus terharu mendengarnya. Mungkin, sulit untuk pemula seperti Adam menghafalkan surah sepanjang itu, namun Adam telah membuktikan jika ia mampu dan ia bisa.

"Allahummarhamna bil qur'an, alhamdulillah," gumam Hawa memunculkan senyuman di bibir Adam.

"Udah satu juz yang kamu hafal, Dam. Semoga kedepannya kamu bisa hafalin lagi ya, jangan sampe berhenti." pesan Hawa yang dibalas anggukkan oleh Adam.

"Aamiin, insyaallah Wa." ujar Adam. "Awalnya, gue pikir ngehafal qur'an itu susah. Tapi ternyata, Allah maha baik, Allah kasih kemudahan." tambahnya.

HAWA untuk ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang