3- Perkenalan ADAM dan HAWA

3.3K 427 84
                                    

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk."
(Q.S Al-isra' ayat 32)

◦ • ●★● • ◦


Kembalinya sang fajar ke peradabannya kini membuat matahari perlahan mulai menunjukkan kehadirannya. Sorot terik cahaya di pagi hari seakan telah menembus kamar yang di dominasi warna biru muda dan putih yang merupakan kamar Hawa.

Seragam beserta jilbabnya telah melekat di tubuhnya, bedak baby juga pelembab bibir juga telah ia kenakan supaya ia tetap terlihat fresh saat di sekolah, sarapan pagi juga telah ia makan, kini Hawa nampak kembali ke kamarnya karena ponselnya hampir sempat tertinggal.

Setelah berhasil mengambil ponselnya, ia pun buru-buru berpamitan dengan orangtuanya sebelum ia pergi ke sekolah.

"Abi udah berangkat nganter Haura lho Kak," ujar Aisyah saat Hawa mencium tangannya.

"Iya Mi, hari ini Hawa di ajak berangkat bareng sama Kak Wildan," jawabnya.

"Nah itu kayaknya Kak Wildan udah di depan, Hawa berangkat ya Mi, Assalamu'alaikum," pamitnya saat ia telah mendengar suara klakson yang bersumber dari luar rumahnya.

"Iya, wa'alaikumsalam."

Setelah salamnya di jawab, Hawa bergegas untuk keluar rumah dan benar saja ia melihat Wildan sudah ada di depan rumahnya dengan menaiki motornya.

"Motornya udah ngga ngambek lagi Kak?" tanya Hawa saat langkahnya kian mendekat.

"Ngga kayaknya, malahan semangat banget soalnya jok belakang mau ada yang ngisi," balas Wildan membuat Hawa terkekeh mendengarnya.

"Hawa naik ya Kak?" ujarnya yang dibalas anggukkan oleh Wildan sebelum akhirnya ia menaiki motor tersebut tepat di belakang Wildan, meski begitu mereka tidak bersentuhan karena Wildan sendiri masih memakai tas yang ia gunakan sebagai pembatas agar keduanya tak bersentuhan.

"Sesuai aplikasi ya Neng?" gurau Wildan yang lagi-lagi membuat Hawa terkekeh.

"Siap Pak." balas Hawa hingga Wildan menyalakan motornya dan mulai menuju ke sekolah mereka.

"Udah izin berangkat sama aku hari ini, Wa?" tanya Wildan di tengah ia mengendarai motornya.

"Udah Kak," balas Hawa sedikit mengeraskan suaranya agar Wildan bisa mendengarnya.

"Nanti pulang bareng aku lagi ya?" ujarnya yang dibalas anggukkan oleh Hawa.

Sepuluh menit berlalu, akhirnya motor Wildan telah melenggang masuk menuju parkiran sekolah hingga akhirnya ia mematikan mesin motornya dan Hawa juga telah turun.

"Yuk, Wa," ajak Wildan setelah ia berhasil memarkirkan motornya dan kini ia bersama Hawa menuju gedung sekolah bersamaan.

Seiring dengan langkah Hawa yang bersampingan dengan Wildan, sorot mata siswa siswi lain nampak menatapnya dengan tatapan yang berbeda membuat Hawa merasa tidak nyaman. Ia sendiri tak tahu mengapa namun saat bersama Wildan, ia merasakan seperti menjadi pusat perhatian.

"Wa, aku duluan ya," ujar Wildan saat keduanya harus berpisah sebab gedung kelas 11 dan kelas 12 memang terpisah.

"Iya Kak," balas Hawa.

Hawa kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kelasnya yang memang berada cukup jauh membuat ia harus melewati beberapa lorong kelas sebelum akhirnya ia sampai ke kelasnya.

Dengan mengucap salam, akhirnya ia pun memasuki kelasnya dan duduk di bangku yang sedari kemarin ia tempati di samping bangku Amira.

"Oh ya Wa, tadi perasaan aku liat kamu berangkat bareng Kak Wildan ya? Itu bener kamu yang sama Kak Wildan?" tanya Amira tiba-tiba membuat Hawa mengangguk.

HAWA untuk ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang