32- Bidadari (tak) bersayap

1.2K 198 85
                                    

Kalo lo bidadari, gue bakal jadi sayapnya. Biar lo bisa terbang, dan jadi bidadari yang sempurna.

-Adam-

◦ • ●★● • ◦

Satu bulan kemudian.

Ujian kenaikan telah berlangsung beberapa minggu yang lalu. Dan sekarang, setelah liburan, semua siswa diperkenankan untuk kembali berangkat ke sekolah dan memulai tahun ajaran baru.

Hari pertama tahun ajaran baru berlangsung hari ini. SMA Garuda terlihat ramai karena kegiatan belajar akan kembali berlangsung. Apalagi tentunya di tahun ajaran baru, akan ada siswa baru yang mesti mengikuti kegiatan orientasi.

Bertepatan dengan tahun ajaran baru, kegiatan belajar bagi kelas 11 dan 12 baru akan di mulai besok. Sehingga pada hari ini seusai mereka mendapat kelas masing-masing, mereka di perkenankan untuk pulang lebih awal terkecuali kelas 10 yang harus mengikuti kegiatan orientasi. Mengawali kegiatan awal mereka menjadi siswa di SMA Garuda.

Adam belum pulang, saat ini ia tengah berada di ruang BK. Bukan perkara kenakalannya, namun ada suatu hal yang membuatnya diundang oleh Bu Indah.

"Uang bulanan kamu waktu bulan terakhir di kelas 11, belum kamu bayar 'kan Dam?" tanya Bu Indah seraya memilah-milah data uang bulanan milik Adam di tangannya.

Adam yang tertunduk pun mengangguk. Ya, ia memang belum membayar uang bulanan karena biasanya yang membayar adalah Bundanya. Namun, semenjak kepergian sang Bunda, keuangan yang Adam punya semakin menipis. Ia tak ada keberanian untuk meminta kepada siapapun selama ini walau mungkin dengan senang hati, Kakek atau bahkan Tantenya akan memberikan jika ia minta.

"Iya Bu. Saya belum ada uang, Ibu 'kan tau." Adam masih setia tertunduk, "tapi In syaa Allah akan saya bayar secepatnya Bu."

Bu Indah mengangguk. "Iya, Ibu maklumi. Jangan terlalu pikirkan hal ini." ujar Bu Indah kepada Adam. "Ibu harap, kamu bisa bayar sebelum ujian semester nanti supaya kamu bisa ikut ujian ya Dam, kalo memang kamu benar-benar ngga mampu, nanti Ibu bantu." Bu Indah menatapnya.

Dengan cepat Adam menggeleng. "Saya bakal bayar Bu, terima kasih sebelumnya atas tawaran Ibu. Tapi, Almarhumah Bunda pernah bilang, selagi kita mampu, kita ngga boleh ngerepotin orang lain." tukas Adam seraya menunjukkan senyumannya.

"Bunda kamu pasti orang baik. Yasudah, kamu boleh pulang sekarang," titah Bu Indah. Lalu setelah itu Adam nampak bangkit dari duduknya lalu bersalaman dengan Bu Indah sebelum ia pergi.

"Oh ya Bu, saya mau bilang sesuatu," ujar Adam di tengah-tengah langkahnya saat Bu Indah juga hendak ingin keluar ruangan.

"Apa?" tanya Bu Indah.

"In syaa Allah ini hari terakhir saya masuk ruangan ini Bu." ucapan Adam sedikit membuat Bu Indah bingung.

"Saya lagi coba buat berubah Bu. Saya pengen hidup menjadi orang baik. Doakan saya ya, Bu." sambungnya.

Mendengar itu, Bu Indah langsung saja mengangguk. "Ibu bakal kangen ngundang kamu kesini." gurau Bu Indah hingga keduanya terkekeh.

"Tapi ngga papa, semangat buat berubah ya Dam," pesan Bu Indah.

Adam mengangguk. "Yaudah Bu, saya pamit dulu. Udah ditungguin," pamit Adam yang disetujui oleh Bu Indah. Lepas itu ia segera berlalu karena mungkin Hawa sudah menunggunya.

Ya, hari ini mereka akan pergi bersama lagi karena Hawa akan menepati janji kepadanya jika ia berhasil menghafal 10 surah dalam waktu satu minggu. Adam berhasil menghafalnya, namun karena liburan kemarin Hawa berlibur ke kampung halamannya, sehingga Hawa baru bisa menepati janjinya hari ini.

HAWA untuk ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang